Bagian 5 : Part 1

48 6 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diperjalanan mereka, golok milik Denis benar-benar sangat membantu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diperjalanan mereka, golok milik Denis benar-benar sangat membantu. Pernyataan Rizam dan Juhen tidaklah salah, rumput boxwood yang membentuk labirin ini memang berbeda dari biasanya. Tapi dipertarungan kali ini golok miliknya lebih unggul, bisa di lihat besi itu mengkilap dan dalam sekali tebasan kuat, rumput tinggi menjulang itu tumbang begitu mudahnya. Jika di lihat dari atas, mereka sudah berjalan lurus cukup jauh menjauhi manison. Dari sini sepertinya ada secercah harapan untuk mereka berhasil menerobos labirin raksasa ini.

Denis berada di paling depan barisan, dia yang menuntun keempat perempuan di belakangnya. Dia yang memilih jalan dan dia juga yang membuat jalan. Di ikuti oleh Regina, Rini, Ani dan terakhir Hani. Suasana di sana cukup mencekam walau hari masih terbilang pagi. Matahari di atas agak sedikit aneh, cahayanya terlihat redup seperti langit sedang mendung. Semakin mereka masuk ke dalam labirin, semakin gelap jalanan yang mereka lalui. Masing-masing merasakan hawa aneh, tidak ada suara binatang yang mereka kenal, serangga atau sebangsa amfibi. Yang mereka dapatkan hanyalah sebuah kabut yang menutupi gang-gang labirin lainnya.

"Ni! Aku takut," bisik Rini di belakang.

Ani berdecak santai. "Apa si, Rin. Nggak ada apa-apa. Jangan lebay, deh! Udah jalan aja dikit lagi juga sampai,"

Rini masih merasa tidak nyaman di sekitarnya, ada hawa aneh yang tidak bisa dia jelaskan. Tapi buru-buru dia tepis untuk kembali menyusuri labirin. Hani yang berada paling belakang barisan mendengar sesuatu yang aneh dari belakangnya. Dengan keberanian penuh dia refleks menoleh ke belakangnya. Dan yang dia dapati hanya lorong labirin yang kosong penuh dengan kabut tebal. Apa yang dia lakukan menarik perhatian yang lain, terlebih Hani berhenti di tempat dia berdiri. "Ada apa?" Tanya Rini.

Hani membalas kaku. "Tidak ada. Aku hanya berpikir sepertinya ada sesuatu yang aneh di labirin ini. Semua kabut ini asalnya darimana?"

Denis yang berada paling depan menyahut, sembari sibuk menebas rumput yang menghalangi jalan.. "Itu hanya sebuah kabut. Tidak ada yang aneh," Dia menebas satu pohon di depannya. Dan masih banyak rumput tinggi lagi di depannya yang lumayan tebal. "Labirin ini seperti tidak ada ujungnya walaupun kita sudah menerobosnya dengan jalan lurus. Membuatku kesal,"

REUNI (TAMAT)Where stories live. Discover now