Bagian 6 : Part 3

46 4 0
                                    

Karena ada indikasi Hidup bisa saja membunuh orang lain hanya untuk memasak dagingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena ada indikasi Hidup bisa saja membunuh orang lain hanya untuk memasak dagingnya. Dia di minta untuk masuk ke ruangan yang sama dimana Juhen di tahan. Dia cukup membahayakan semuanya, jadi mengurungnya adalah hal terbaik untuk menghindari sesuatu buruk ke depannya. Sempat ada perdebatan sulit di antara mereka tapi tetap saja berakhir kalah suara.

Dia di interogasi beberapa waktu, dalam pengakuannya. Dia menggunakan daging milik Wardah, Disa, Wati, Tiwi dan Pani. Mayat Tina yang sudah mendekati seminggu lamanya sudah membusuk mengeluarkan bau yang cukup menyengat, itu sebabnya dia mengurungkan niat untuk menggunakan bagiannya. Bagian daging yang Hidup pakai tidak seluruhnya, hanya beberapa yang dia ambil. Seperti paha, betis, dada dan juga lengan. Bagian-bagian yang empuk dan juga mudah dia potong. Karena jujur dia sendiri bukan ahli dalam memotong daging.

Terutama daging manusia.

Dengan tidak begitu terima, Hidup berjalan menuju ruangan bak penjara itu bersama sepiring daging sisa yang telah dia buat sebelumnya. Ada dua potong daging penuh saus yang entah bagian milik siapa. Begitu sudah ada di depan pintu. Juhen duduk begitu lemas, bibirnya pecah-pecah tanda dia dehidrasi, saat melihat kedatangan keduanya. Dia masih saja mencoba untuk membela diri dengan suara lemasnya.

Rizam yang memegang kunci membuka pintu. Hidup masuk bersama sepiring daging itu. Meletakannya di hadapan Juhen. Mendapatkan makanan bak sebuah harta karun dia langsung mengambil potongan daging itu dengan tangannya. Memakannya dengan rakus dan kesetanan. Begitu dia terlalu cepat mengunyah, dia tersedak.

Rizam memberikannya sebotol besar air minum, dan di terima oleh Juhen secepat mungkin begitupun saat dia meneguknya. "Apa kamu sudah sadar dengan apa yang telah kamu lakukan? Ini hasil dari kamu yang menghilangkan box penyimpanan makanan. Jangan berpikir kami membedakanmu, nasib kita juga sama sepertimu, kelaparan!" katanya ketus.

Juhen mengeluh sedih. "Aku bersungguh-sungguh bukan aku! Bagaimana lagi caraku untuk membuktikannya! Aku dijebak!"

Rizam tidak ingin mendengar apapun alasannya. Dia tidak peduli. Hidup masuk ke dalam, duduk di sudut ruangan di dalam sana. Sontak itu membuat Juhen bertanya-tanya. "Sedang apa dia di sini?"

"Dia akan bersamamu mulai sekarang," balas Rizam. Dia keluar, kembali mengunci penjara itu.

Juhen melirik hidup lalu melirik pada Rizam. "Kenapa? Apa yang sudah dia lakukan,"

"Daging yang sedang kamu makan itu adalah perbuatannya. Dia memasak daging milik teman-teman yang sudah meninggal," ungkapnya.

Mendengar itu, Juhen terdiam membeku sebentar. Otaknya tentu lambat memproses kalimat yang sudah dia terima. Rizam sudah lelah jadi dia melengos pergi meninggalkan keduanya di sana. Beberapa saat, Juhen masih membeku di tempatnya sampai dia lalu sadar. "Apa yang di katakan Rizam, benar?"

Pernyataannya untuk Hidup, tapi gadis itu di sana hanya diam. Dia tidak menjawab hanya menghela napas berat. Kesal di abaikan, Juhen kembali bertanya dengan nada berteriaknya. "Woi! Aku bertanya! Apa benar?"

REUNI (TAMAT)Where stories live. Discover now