Bab 1

2.2K 162 10
                                    

Semua karakter, latar tempat dan peristiwa berdasarkan fiksi atau karangan penulis. Tidak Terima plagiarisme atau rasis dalam membacanya. Tinggalkan jejak jika suka dan jika tidak suka silahkan pergi. Wp ini murni hasil pemikiran penulis.

•••

Seorang remaja laki-laki dan perempuan tengah membantu ibunya di dapur. Mereka sedang membuat sebuah sup ayam dan beberapa jamu untuk daya tahan tubuh.

"Kalian udah umur berapa?" tanya sang ibu.

"Galang udah 15 tahun." jawab remaja laki-laki dengan senyuman.

"Rani baru 13 tahun bu, tapi kelakuan Rani lebih dewasa dari kak Galang." ceplos gadis bernama Rani dengan menjulurkan lidahnya ke arah Galang. Tak Terima di ejek, Galang langsung melempari adiknya tepung hingga membuat seluruh baju Rani putih.

"Kalian harusnya saling melindungi, kalian sama-sama udah dewasa." tengah sang ibu yang sudah lelah melihat tingkah kedua anaknya jika sedang bertengkar.

"Aku bakal lindungi ibu dengan nyawa aku, itu tugas anak laki-laki bu." ucap Galang bangga.

"Gimana jagain ibu? Tubuh kakak aja gak bisa di jaga gimana bisa jagain orang lain? Kakak bakal jadi beban orang itu aja." sindir Rani.

"Kakak bakal buktiin pas lulus nanti, kalo kakak bisa jadi salah satu pengawal untuk artis atau semacamnya kamu bakal mengakui kelayakan kakak kan?" kesal Galang.

"Iya, liat aja nanti." jawab Rani.

®®®

3 tahun kemudian.

Keluarga Sanjaya tengah melakukan seleksi pengawal untuk satu-satunya anak perempuannya. Baru-baru ini mereka selalu resah saat anak perempuan mereka mendapatkan surat ancaman tentang pembunuhan atau perbuatan yang bahkan tidak ia lakukan sekalipun.

Pendaftaran pengawal ini untuk laki-laki berusia 18-25 tahun. Memiliki proposal tubuh yang tegak dan tinggi badan 165cm. Mereka akan di seleksi dengan berbagai tahap. Mulai dari melawan rekan, melawan pengawal terbaik keluarga Sanjaya serta diuji mentalnya. Untuk babak terakhir hanya 3 orang yang tersisa. Kevin Sanjaya selalu kepala keluarga yang akan menguji mereka sendiri. Saat ini ketiga calon pengawal tadi dikumpulkan di ruangan latihan pengawal keluarga Sanjaya.

"Bagus mari kita lihat siapa yang terpilih." ucap Kevin sambil berjalan mengitari ketiga orang tadi.

Ia mengambil pistol dari saku pengawalnya lalu di tembakkan ke udara. Seketika semua orang di sana langsung meringkuk ketakutan. Namun ada yang menarik perhatiannya. Laki-laki muda yang berada di sebelah kirinya sama sekali tidak bergerak, wajahnya terlihat biasa saja.

"Anda tidak takut?" tanya Kevin.

"Itu cuman pistol." jawab laki-laki tadi. Kevin tersenyum sinis lalu mengarahkan pistol ke arah laki-laki itu. Sesuai harapan, laki-laki itu tak bergerak dan terlihat sangat tenang. Tapi selang beberapa detik tiba-tiba saja pistol ditangannya diambil oleh laki-laki tadi. Laki-laki itu juga mengarahkan pistol tersebut ke arah Kevin.

Semua pengawal Kevin langsung mengerumuni laki-laki itu dengan menyodongkan pistol juga. Bahkan salah satu dari mereka berteriak agar laki-laki itu tidak melakukan hal yang berbahaya pada Kevin.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bima SaktiWhere stories live. Discover now