Bab 15

327 62 4
                                    

Mahesa dan yang lainnya sedang berdiskusi di rumah Adi. Mereka terlihat sangat serius mendiskusikan penyelamatan Bima. Sementara itu Neva terus memeluk tubuh Adi karena anak itu terus menangis.

"Jadi gak mungkin malam ini bisa diselametin gitu?" Tanya Mahesa pada Smith yang terlihat fokus dengan layar laptopnya.

"Kemungkinan penjagaan juga bakal diperketat, entah itu mau kita putusin aliran listrik mereka sekalipun pasti mereka udah ada persiapan." Jawab Smith.

"Kalo gitu lacak aja di mana mereka!" Bentak Mahesa.

Reza langsung menjauhkan Mahesa dari Smith, ia paham betul jika laki-laki itu akan sangat emosian saat berhubungan dengan Bima. Terlihat dari perilakunya ke Bima, diantara yang lainnya Mahesa adalah sahabat yang selalu mendukung Bima dan paling perhatian seperti keluarga Bima sendiri.

"Gue tau lo khawatir, tapi di sini yang khawatir bukan cuman lo doang. Jangan kayak gitu lagi, Adi bakal takut kalo lo gitu." Tutur Reza selembut mungkin agar Mahesa bisa meredakan amarahnya.

"Yang Reza bilang bener, sebaiknya kita cari cara sebelum hari makin malem." Tambah Yaksa masih posisi duduk di samping Smith.

Suasana hening seketika, Neva dan Adi hanya melihat para lelaki di depannya sedang sibuk masing-masing. Mahesa terlihat sedang menenangkan diri dibantu oleh Reza, sementara itu Yaksa dan Smith terlihat fokus pada layar laptop. Jujur Neva tak paham dengan mereka, ia tak berani bertanya dan memilih memeluk Adi hingga anak itu tenang. Sesuai rencana, Adi pun lumayan tenang dan tertidur di pelukan Neva.

"Gue mindahin Adi dulu ya, sekalian gue ambilin minum buat kalian." Para laki-laki pun mengangguk.

®®®

Arga dan Revalina sedang makan malam bersama di ruang makan. Walaupun hanya 2 orang saja, mereka tak merasa kesepian. Kata Arga ia punya Revalina begitupun sebaliknya. Semua negeri tau jika Revalina mantan istri Kevin Sanjaya. Tapi bukan besar kemungkinan jika Arga anak kandung Kevin. Hal ini diperkuat saat ia menanyakan tentang ayahnya pada usia 17 tahun. Revalina menjawab jika ayah Arga sudah meninggal, tapi saat dia melihat kabar jika Kevin mantan suami Revalina itu membuatnya bingung. Untungnya Arga bukan tipe yang akan mencari ayahnya sampai ujung dunia. Ia masih menghargai Revalina karena sudah membesarkan dirinya sendiri.

"Perasaan gue gak enak." Lirih Arga.

"Kamu kayak gelisah gitu kenapa?" Tanya Revalina dengan memandangi Arga.

"Enggak tau ma, kayak perasaan aku gak enak aja." Jawab Arga sambil memegang dadanya.

"Firasat ya, gak usah pikirin udah." Arga mengangguk.

Tiba-tiba saja beberapa penjaga berlari menuju Revalina dan Arga diikuti oleh beberapa pengawal Sanjaya. Revalina dan Arga terkejut, mereka langsung berdiri dan melihat para pengawal Sanjaya bingung.

"Maaf bu Revalina, kami hanya diperintahkan untuk mengundang ibu ke mansion Sanjaya." Ucap salah satu pengawal.

"Kevin udah gila ya? Ada urusan apa memang?" Tanya Revalina sedikit kesal.

"Untuk itu bu Revalina bisa tau saat ikut kami." Jawab pengawal tadi lagi.

"Saya akan ikut dengan orang-orang saya juga, jika kalian menolak saya juga menolak."

Para pengawal Sanjaya pun berunding sebentar lalu menyetujui ucapan Revalina. Karena sudah mendapatkan persetujuan, Revalina pun pergi diikuti oleh Arga dan beberapa penjaga. Mereka berjalan menuju bagasi. Revalina dan Arga masuk ke jok belakang, di jok depan terdapat supir dan satu orang penjaga. Penjaga yang lain ia pisah ke mobil lain untuk mengiringinya di jalan. Sementara itu pengawal Sanjaya menunggu rombongan Revalina di luar.

Bima SaktiWhere stories live. Discover now