Bab 7

483 75 12
                                    

SEBELUM BACA UTAMAKAN VOTE & KOMENNYA UNTUK PERKEMBANGAN CERITA INI.

BTW KALIAN DATENG DARI MANA AJA NIH? OHYA JANGAN MANGGIL AKU 'KAK' PANGGIL AJA 'LIDI' WHY LIDI? GATAU LUCU AJA WKWK.

SEMANGAT MEMBACA SEMUANYA

®®®

Audrey sudah sampai di parkiran rumah sakit Sanjaya. Ia segera berlari memasuki gedung rumah sakit dan bertanya ke resepsionis. Saat mendapatkan jawaban, Audrey segera pergi ke tempat yang di arahkan. Ia melihat 3 orang sedang berdiri dengan cemas di depan UGD. Salah satunya Audrey kenal karena dia selalu bersama dengan Bima saat menemuinya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Audrey pada Mahesa.

"Kepala dia di pukul pake batu gitu, banyak darah banget tapi udah di tolong sama dokter." Jawab Mahesa.

"Jujur saya tidak tau kalo ada orang yang ngincer saya di wisuda. Saya bener-bener berhutang budi sama dia." Kali ini Rani menimpali.

"Kamu kenal sama Bima?" Tanya Audrey.

"Enggak sama sekali, saya baru pertama kali lihat dia." Jawab Rani.

Audrey terdiam, ia memasang tampang curiga pada Rani. Sebelumnya Audrey tahu betul sifat Bima, laki-laki itu sangat tidak perduli dengan sekitarnya apalagi orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Bima cenderung akan membiarkan orang itu jika terkena masalah, dia juga seringkali mengorbankan orang itu agar dirinya sendiri selamat. Tapi kali ini berbeda, seorang Bima menyelamatkan perempuan yang tidak ia kenal adalah hal yang mencurigakan.

"Bisa berbicara dengan keluarga Bima Sakti?" Audrey tersadar dari lamunannya saat mendengar suara seorang dokter perempuan berdiri di ambang pintu.

"Bicara saja di sini

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Bicara saja di sini." Perintah Audrey.

"Benturan di kepalanya sang-"

"I'm fine, did the doctor not hear what I said inside earlier?" Tiba-tiba saja Bima keluar dengan kepala yang sudah diperban. Semua orang di sana terkaget dibuatnya.

"If ok try bumping your head again and don't come here again!" Kesal sang dokter.

"Wah, dokter di negara ini bener-bener gak ada yabg ramah." Oceh Bima lalu berjalan ke arah Mahesa lalu mengambil jaket di tangan kiri Mahesa lalu mengenakannya.

Audrey melihat Bima tak habis pikir, ia terus saja mencoba membantu Bima untuk memakaikan jaket tapi ditolak.

"Lo gak mau di rawat dulu?" Tanya Rani pada Bima.

"Besok gue sekolah." Jawab Bima tersenyum lalu berjalan pergi. Mahesa dan Yaksa pun mengikuti Bima. Dokter yang menangani Bima pun turut pergi tanpa ada raut khawatir di wajahnya. Audrey melihat Rani yang sepertinya juga terheran dengan kelakuan Bima tadi.

Bima SaktiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon