Bab 10

450 67 6
                                    

❗WARNING ❗
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, PERISTIWA ITU HANYALAH KEBETULAN.
HUKUM DALAM CERITA INI FIKSI SELURUH NAMA PEMERINTAH DAN PRESIDEN JUGA FIKSI.
DIMOHON MENJADI PEMBACA YANG BIJAK, JANGAN LUPA VOTE & KOMEN UNTUK MENDUKUNG BUNDALIDIII TERUS BERKEMBANG.

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR

®®®

Sekitar 2 tahun lalu, saat usia Bima menginjak 21 tahun. Itu adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Mahesa di kantor polisi. Jika dilihat, Mahesa sepertinya anggota polisi paling muda yang pernah ia temui. Bima saat itu di mintai keterangan tentang pembunuhan di sekitar gang dekat rumahnya.

Bima awalnya akan menolak, tapi ia juga khawatir jika dirinya dicurigai oleh para polisi itu. Sebenarnya pelaku pembunuhan memang Bima, hanya saja ia terlalu lambat untuk menjauh dari tkp dan alhasil dia berakhir di kantor polisi sekarang. Sekitar 2 jam Bima di interogasi, dan akhirnya ia di bebaskan untuk pulang. Saat di depan kantor polisi, tangan Bima ditarik oleh Mahesa dan dirinya dibawa untuk menepi.

"Jawab jujur Bima, lo yang bunuh kan?" Tanya Mahesa serius.

"Gue udah bilang bukan." Jawab Bima.

"Udah berkali-kali lo selalu di tkp, gak masuk akal sama sekali." Bima hanya menatap Mahesa datar.

"Gue gak maksud nuduh lo, gue khawatir sama lo Bima. Otomatis kalo bukan lo pelakunya, lo bisa jadi target selanjutnya karena selalu di tkp. Tolong kali ini aja terima bantuan gue buat awasin rumah lo." Ucap Mahesa terlihat Khawatir.

"Terserah mau ngapain juga." Bima akhirnya pergi.

Sebenarnya ini bukan pertemuan pertama keduanya. Mahesa pernah bertemu Bima tapi ia tidak berniat untuk mengajar ngobrol, pertemuan selanjutnya juga ia hanya memperhatikan Bima saat sedang di interogasi hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk berbicara ke Bima.

Mahesa khawatir kepada Bima karena laki-laki itu nampak tinggal sendirian. Pernah Mahesa mengunjungi rumah Bima, ia melihat Bima sedang duduk diam di teras rumah. Mahesa sempat bertanya ke tetangga sekitar tentang perilaku Bima. Banyak yang bilang jika anak itu sangat dingin kepada siapapun, jika disapa Bima tidak pernah membalasnya. Tapi terkadang ia menjadi anak yang baik dengan membagikan uang atau beberapa makanan dan pakaian ke tetangganya.

Mahesa kembali masuk ke kantor polisi, sebelum benar-benar masuk ia sempat menerima pesan dari seseorang. Karena penasaran ia melihat pesan itu terlebih dahulu. Mahesa seketika menegang, ia langsung berlari ke parkiran dan masuk ke mobilnya. Segera ia nyalakan mobil lalu pergi meninggalkan kantor polisi. Tanpa ia sadar, Bima yang sedang berjalan pun melihatnya di dalam mobil.

®®®

Di depan gedung serba guna yang saat ini sedang menggelar acara peletakan batu oleh ceo perusahaan Nawangga terjadi kericuhan. Banyaknya pendemo dari kaum laki-laki dan wanita tua yang tak terima atas pembangunan gedung di sana. Salah satu di antara mereka ada satu wanita muda yang terlihat menggandeng wanita tua di sampingnya agar tidak terseret pendemo yang lain.

Semakin lama semakin brutal aksi para pendemo, mereka mulai melempari batu atau telur mentah yang mengenai Bagus Nawangga sang ceo perusahaan. Mahesa datang disusul oleh para polisi lainnya, ia tak ikut ke depan untuk menahan pendemo itu. Mahesa justru masuk ke gerombolan dan terlihat mencari seseorang.

"Marsya!" Panggil Mahesa pada wanita muda yang sedang menggandeng wanita tua di sampingnya. Ia segera menuntun keduanya agar keluar dari gerombolan tersebut.

Bima SaktiWhere stories live. Discover now