Bab 3

828 89 0
                                    

8 tahun lalu...

Galang berjalan sempoyongan menuju perumahan kumuh dekat hutan. Ia berharap jika ada seseorang yang mau membantu dirinya di sana. Tangannya terangkan mencoba mengetuk pintu.

Tok..

Tok...

Tok...

"Iya sebentar!" Mata Galang berbinar saat mendengar jawaban dari dalam rumah. Belum saja pintu terbuka, pandangnya mulai kabur. Mendadak dunianya berubah menjadi hitam.

Galang pingsan.

Seseorang membuka pintu dan terkejut saat melihat Galang yang terbaring di depan rumahnya. Ia langsung mengangkat tubuh Galang dan di bawa masuk. Di dalam, orang itu merebahkan tubuh Galang di tikar dan menyelimuti tubuh Galang.

"Kamu kenapa? Badannya dingin banget." Ucap orang itu.

Saat orang itu ingin pergi, tiba-tiba saja Galang menangis. Ia memegang tangan orang itu sambil menangis.

"Aku takut kak." Ucap Galang dengan sorot mata sendu.

"Gak papa, kamu aman sama kakak." Orang itu langsung memeluk Galang untuk menenangkan anak itu.

"Orang di sana nyoba bunuh aku, adek aku sama orang tua aku mati di tangan mereka." Ucap Galang dengan punggung yang semakin bergetar.

Orang tadi mengeratkan pelukannya, tanpa ia sadari jika dirinya juga menangis.

®®®

"Bajingan." Bima menatap Denis sinis.

"Hey? Gue di sini tuan lo." Ucap Denis seperti mengejek.

"Tujuan gue di sini bukan urusan lo, lebih baik perbaiki diri supaya bokap lo gak beneran bunuh lo nantinya." Ucap Bima lalu pergi meninggalkan Denis.

Tanpa di sadari, Jorji melihat mereka berdua dan kebetulan juga ia mendengar percakapan keduanya. Jangan lupa jika Jorji ini orang yang sangat hati-hati. Ia menghampiri Denis lalu tersenyum ke arahnya dan pergi begitu saja. Tujuannya bukan Denis tapi Bima.

"Bima itu keluarganya gak terdaftar, alamat dia juga di dekat hutan. Dia bisa aja mata-mata buat keluarga ini, tolong awasi dia sampai saya yakin jika dia bukan mata-mata." Ucapan Kevin Sanjaya terus menggema di sepanjang langkah Jorji.

Sampailah ia di depan pintu ruang tengah. Tentu semua pengawal di sana memberi hormat pada Jorji. Perhatian Jorji tertuju pada Bima yang berdiri depan pintu. Ia menatap Bima penuh selidik.

"Permisi." Tiba-tiba tangannya di colek oleh seseorang dari belakang. Jorji langsung menghadap ke belakang lalu tersenyum.

"Saya mau bertemu Andara, di mana ya?" Tanya seorang gadis yang mencolek Jorji tadi.

"Silahkan." Jorji menujuk pintu ruang tengah pada gadis itu. Mata gadis itu tertuju pada punggung Bima yang membelakanginya.

"Permisi?" Ucap gadis itu hati-hati.

Bima menyadari keberadaan seseorang di belakangnya, ia langsung menghadap ke belakang dan akhirnya terkejut sama halnya dengan gadis di depannya saat ini.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya gadis itu.

"Neva?" Tanya balik Bima lalu menatap Jorji dengan ekspresi meminta penjelasan.

"Jangan bilang lo keluarga Sanjaya? Jadi lo di sekolah nyamar ya!" Mendengar perkataan Neva tadi, Jorji langsung menghampiri mereka.

"Dia anak pegawai di sini, kamu ingin mengucapkan terimakasih pada pak Kevin Sanjaya kan? Lewat sini ya Bima." Jorji menarik tangan Bima dengan paksa.

Bima SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang