05

316 153 92
                                    

••••

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

••••

Sekarang Justin dan Saga tengah berkumpul di rumah Relvin, mereka akan melihat balapan liar malam ini. Mereka tengah menunggu kabar dari Jevan bahwa ia ikut melihat balapan atau tidak.

"Si kunyuk jadi ikut liat balapan gak sih?" tanya Justin, ia sedikit kesal pada Jevan yang tiba-tiba tidak ada kabar. Jika dia tidak ikut maka mereka langsung otw ke arena tanpa menunggunya.

"Gak tau chat gue aja gak di bales bikin bingung bangke." sahut Relvin lalu meminum Starbucksnya.

"Aelah sibuk kali biasalah tu anak sukanya ngilang sampe pengen gue ikat badannya." celutuk Saga.

Saga menaruh ponselnya di meja lalu menatap para sahabatnya serius. "Lo berdua ngerasa aneh gak sama tu anak?" tanya Saga tiba-tiba.

Justin menghentikan main game di ponselnya lalu menoleh ke arah Saga. "Hah aneh kenapa? gimana maksudnya?" tanya Justin yang sempat bingung.

"Anehnya dimana coba? gue kagak nyadar juga gak tau sih." sambung Relvin seraya tangannya menyenggol lengan Saga pelan untuk meminta penjelasan.

"Hari-hari ini dia sering ngilang gak tau perginya kemana, nah pas kita pengen cari tau malah ntu anak marah-marah gak jelas, ngumpul sama kita aja jarang, heran dah gue sama ntu anak." jelas Saga sembari menggigit bibir bawahnya.

Mereka pernah penasaran apa yang di lakukan Jevan saat tidak bersama dengannya, mereka bersepakat mencari tahu tentang Jevan yang sering menghilang tanpa kabar. Nah mereka hampir berhasil membuntuti kemana perginya Jevan naasnya mereka keciduk di bawah pohon saat bersembunyi, melihat itu Jevan marah besar dan berakhir pundung dalam beberapa hari.

"Pasti tu anak punya privasi yang gak kita boleh tau atau mungkin ada masalah keluarga. Lu tau sendiri kan tu anak begimane?" sahut Relvin mengingat Jevan sangat tertutup.

"Kita aja gak ada yang tau keluarga Jevan kemana." timpal Justin dan Saga mengangguk setuju.

Selama mereka berteman dengannya tidak ada yang tahu keberadaan keluarga Jevan, mereka berteman sudah sangat lama dari kelas X sampai sekarang. Jevan selama ini tidak pernah membicarakan tentang keluarganya kepada temannya. Mereka berteman dengan Jevan pun waktu itu Jevan sudah tinggal sendirian di apartemen.

"Dia masih mempunyai keluarga tapi dia milih menjauh makanya dia cari tempat tinggal sendiri, dia kan gak tahan sama sikap keluarganya yang selalu menyuruhnya untuk ngelakuin suatu hal." jelas Relvin namun sedikit ragu saat di tatap Saga dan Justin nampak begitu serius.

Saga mengernyitkan dahinya. "Lo tau darimana?" tanyanya penasaran sedangkan Justin sendiri meminta penjelasan.

"Cari tau sendiri gue juga pernah denger Jevan telponan sama orang walaupun gue ngintip sih."

"Di alam mimpi hehehe." lanjut Relvin cengengesan tapi tak sepenuhnya berbohong.

Mata Saga membelalak seperti hendak menerkam. "Dasar dodol! gue udah serius anjing lo malah bercanda." geramnya, Saga harus tetap sabar jika ngobrol bareng Relvin.

LOVE PROCESS (tahap revisi)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin