23

153 68 20
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Pagi hari bunda Nara sibuk menyiapkan sarapan untuk suami tercinta dan Vera. Setelah semua sudah tertata rapi di meja, ia segera menemui Vera yang masih tertidur pulas di kamar sedangkan sang suami sudah di meja makan.

"Bangun nak, sarapan pagi." ucapnya sambil menepuk pundak Vera dengan pelan berulang kali.

"Cepet banget bun perasaan baru tidur deh udah pagi aja." ujarnya sambil meregangkan kedua tangan lalu mengedip-ngedipkan mata.

"Habis begadang kamu? sana mandi dulu atau langsung turun kebawah untuk sarapan?" tanya bunda Nara.

"Hehe gak sih, bunda sarapan duluan aja sama ayah soalnya aku mau makan di luar." tolaknya.

"Loh tumben, kamu gak suka masakan bunda sampai mau makan di luar?"

"Eeh... gak gitu bun, aku mau sepedahan di taman sama Jevan ntar waktu pulang sekalian makan di luar."

"Oh gitu tapi beneran makan loh ya, yaudah bunda ke bawah dulu."

Vera hanya menunjukkan jari jempol serta senyuman ke bunda Nara. Ia berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi, setelah beberapa menit ia selesai dengan melilitkan handuk di rambut kepala. Ia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambut lalu menyalakan ke colokan listrik lantas memakainya.

Ddrtt... ddrtt... ddrtt!

📞 Boo is calling...

Ponselnya nampak bergetar menandakan ada telepon masuk segera ia mencabut colokan kabel hair dryer lalu mengangkat telepon.

"Di mana?" tanya Jevan di seberang sana.

"Kamu langsung kesini aja ke rumah bunda."

"Oke."

Jevan mematikan sambungan telepon lantas pergi menaiki motor ke rumah tante Nara. Setelah sampai ia menuruni motor, ia berjalan ke arah pintu dan memencet tombol bell rumah tersebut.

"Cari siapa?" tanya Gerald setelah melihat anak cowo seumuran dengan Vera.

"Vera ada om?" tanyanya basa-basi padahal dirinya sudah tau Vera berada di dalam, "Yang bener aja gua kesini cariin lo sih om." batin Jevan.

Vera berjalan menuruni tangga pelan-pelan untuk menahan sakit di kakinya, ia menuju pintu setelah tahu Jevan sudah sampai, ia melihat Jevan sedang berbicara dengan Gerald lalu ia datang menghampiri.

"Eh Jevan udah sampai, ayo pergi." ajaknya lalu menggandeng tangan Jevan, "Ayah aku pergi dulu sama Jevan mau ke taman dadahhh..." lanjutnya.

"Astaga yaudah hati-hati di jalan kalo sampai taman jangan melakukan hal yang aneh-aneh."

LOVE PROCESS (tahap revisi)Where stories live. Discover now