17

3K 425 18
                                    

Junghwan, Jihoon dan Hyunsuk sedang berdiskusi di sofa yang ada di sudut ruangan, sedangkan Doyoung masih tertidur sejak tadi. Ketiga lelaki tersebut tengah membicarakan perihal tuntutan yang akan mereka layangkan ke Junsoo, tersangka penyebab kecelakaan yang menimpa Doyoung dua tahun lalu.

"Kalau mau nuntut dia, kita harus punya persetujuan Doyoung." Ucap Jihoon, Hyunsuk langsung menghela napas berat dan menyandarkan tubuhnya ke belakang sofa.

"Dia gak akan mau." Balas Hyunsuk, seketika Jihoon ikut melakukan hal serupa.

Junghwan menggaruk tengkuk yang tidak gatal, ujung matanya melirik ke arah Doyoung yang masih terlelap di tempatnya. "Gak mau coba dibujuk dulu?" Sarannya yang lagi-lagi ditolak oleh Hyunsuk.

"Doyoung belum sembuh, kakak takut nanti dia kenapa-kenapa kalo dia tau kita ngebahas ini."

Bukti sudah terkumpul, dan orang yang merekam kejadian juga siap bersaksi, tapi kendala justru hadir dari pihak mereka sendiri. Ketiganya tahu sekeras apa watak Doyoung jika menyangkut hal ini, dan mereka juga tidak bisa memaksa karena takut keadaan Doyoung akan kembali ke titik awal sebelum penyembuhan.

"Apa kita nyerah aja?" Hyunsuk kembali angkat bicara, dan langsung disambut dengan gelengan kuat dari Jihoon juga adiknya.

"Kita udah berhari-hari ngusut kasus ini, kak." Kata Junghwan lagi, memang benar karena Junghwan juga merelakan sebagian besar waktunya untuk mengorek informasi dari Mashiho, untungnya kakak kelasnya itu selalu menjawab tiap pertanyaan yang Junghwan berikan soal Junsoo karena kebetulan mereka sudah dekat jauh sebelum ini.

"Yaudah kalo gitu nanti kita pikirin lagi, sekarang fokus ke Doyoung dulu."

Tanpa mereka bertiga sadari, sebenarnya Doyoung sudah terjaga sejak tadi, mendengar semua percakapan di antara ketiganya dalam diam. Doyoung benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, kalaupun ia mengiyakan tawaran untuk menuntut Junsoo yang menyebabkan dirinya cacat seumur hidup, mereka pasti akan kalah karena uang yang akan menentukan segalanya.

"Aku gak mau." Ucap Doyoung yang kini duduk bersandar di atas brankar, tiga laki-laki yang berkumpul di sisi lain ruangan langsung menoleh ke arahnya.

"Aku gak mau nuntut atau bawa kasus ini ke pengadilan, aku gak mau." Lanjutnya lagi, Junghwan langsung berjalan ke tempat Doyoung lalu berdiri di samping ranjang yang Doyoung tempati.

"Iya Doyoung iya, kita gak akan nuntut dia." Balas Junghwan berusaha menenangkan.

"Kalian tuh ngapain coba repot-repot berusaha bikin masalahku selesai? Gak akan bisa, aku gak akan bisa bikin dia kalah. Lagian kalo dia dituntut terus masuk penjara emang kaki aku bisa balik normal lagi? Gak bisa kan? Mending kalian stop urus masalahku." Omel Doyoung panjang lebar sebelum kemudian bangkit dari tempatnya, dengan langkah timpang seperti biasa ia mulai berjalan ke luar ruangan.

Hyunsuk yang hendak menyusulnya langsung ditahan oleh Junghwan. "Aku aja kak." Dan Hyunsuk mengangguk, membiarkan Junghwan mengikuti kemana Doyoung pergi.

***

Kadang aku berharap suatu hari ada keajaiban yang akan membuat kaki kananku sembuh total, agar aku bisa berlari tanpa harus takut disusul oleh orang lain yang hanya perlu berjalan cepat.

Aku tahu Junghwan pasti tidak membiarkanku sendirian dan akan langsung mengikuti, karena mau secepat apapun aku berjalan, aku akan kalah olehnya yang memiliki kaki normal.

Langkahku berhenti, aku menoleh ke Junghwan yang mengikutiku dalam diam di belakang. "Jangan ngikutin." Titahku singkat.

"Emang kamu mau ke mana?"

Ethereal [Hwanbby]✔Where stories live. Discover now