19 [end]

4.3K 457 69
                                    

Kepala Junghwan muncul dari balik pintu, wajah yang dihiasi dengan senyum cerah itu disambut hangat oleh lambaian tangan Doyoung yang tengah duduk di kursi meja belajarnya.

"Doyoungie~" Panggil Junghwan dengan nada ceria, Doyoung tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum melihat tingkah kekasihnya.

"Baru pulang?" Tanya Doyoung ketika melihat ransel yang ada di punggung Junghwan, laki-laki itu mengangguk dan melempar tasnya ke sembarang arah lalu berbaring di atas ranjang baru milik Doyoung.

Baru karena Junghwan terus meminta kekasihnya itu untuk membeli ranjang yang lebih luas.

Kalian bisa menebak sendiri apa fungsinya.

"Jangan langsung tidur, ganti baju dulu sana." Perintah Doyoung tanpa menoleh, tangannya sibuk mengerjakan beberapa tugas yang ada di atas meja.

Pasangan yang sudah lebih dari satu tahun berpacaran itu kini sibuk menjalani hidup menjadi mahasiswa baru, Junghwan yang mengambil jurusan komunikasiㅡsetelah diyakinkan oleh Hyunsuk berulang kaliㅡ. Dan Doyoung yang memutuskan untuk belajar psikologiㅡtentu berkat kalimat Jihoon yang berkata kalau ia akan membantunya.

"Baju aku emang ada di sini?" Tanya Junghwan, sebenarnya ia tidak mau menuruti kemauan Doyoung karena alasan ia justru datang ke kediaman kekasihnya dibanding ke rumahnya sendiri adalah ia malas jika disuruh ini itu oleh keluarganya, Junghwan hanya ingin tidur sekarang.

"Ada, di lemari gantung kayaknya baju kamu semua." Jawab Doyoung, masih dengan mata yang terfokus ke bukunya.

Doyoung masih terus berkutat dengan berbagai tugasnya sampai tidak sadar kalau Junghwan belum menjawab kalimatnya sejak tadi.

"Junghwan?" Tebakannya benar, saat menoleh ia menemukan Junghwan sudah terlelap di atas ranjangnya, masih dengan kaos kaki yang terpasang juga jaket yang enggan ia lepas.

Doyoung berdecak sebelum merapikan buku-bukunya yang berserakan di atas meja, bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Junghwan.

"Junghwan, bangun ih ganti baju dulu." Ucapnya pelan sambil mengusap wajah Junghwan yang terlihat kelelahan, kuliah daring yang Doyoung jalani saja terasa berat, bagaimana dengan Junghwan yang menjalani perkuliahan seperti biasa.

Ia masih ingat bagaimana Junghwan mengeluh perihal kelasnya yang berada di lantai paling atas sedangkan lift yang tersedia sangat terbatas, membuatnya mau tidak mau harus menaiki tangga agar cepat sampai ke kelasnya.

Kalau boleh jujur Doyoung sedikit iri, ia juga ingin merasakan apa yang Junghwan alami, tapi ia cukup sadar diri bahwa tubuhnya kini tidak lagi sama dengan orang normal kebanyakan.

Setelah berulang kali berusaha membangunkan Junghwan, Doyoung menyerah. Ia berjalan ke luar kamar, berniat memanaskan makanan yang telah ia pesan siang tadi, siapa tahu nanti Junghwan terbangun jadi Doyoung bisa langsung menyuruhnya untuk makan.

Kalau kalian pikir hubungan keduanya sudah sejauh itu, kalian salah besar, Junghwan tetaplah Junghwan yang hanya terlihat keras di luar, di dalamnya masih diisi oleh anak bungsu berusia sembilan belas tahun yang tidak jarang menangis keras saat permintaannya tidak dituruti, lumayan jauh dari Doyoung yang kini berusia dua puluh satu.

Bisa dibilang Doyoung kini merawat Junghwan yang bertingkah seperti adiknya sendiri, tapi tidak apa karena Junghwan terus menemaninya hingga hari ini.

"Kamu ngapain?" Junghwan berjalan ke dapur sambil mengusap kedua matanya, menghampiri Doyoung yang berdiri seraya bersandar ke meja makan. Junghwan menyempatkan diri untuk mengecup pipi Doyoung sebelum akhirnya duduk di salah satu kursi yang ada.

Ethereal [Hwanbby]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang