PG|03.

1.1K 65 2
                                    

🕊️🕊️🕊️

PG|03

⚠️WARNING⚠️

JANGAN BACA DULU KARNA BELUM DIREVISI! TAKUT GA NYAMBUNG! SEKALI LAGI, JANGAN BACA PART INI SAMPAI PART SETERUSNYA YA SENGG!?!!

LOPYUU😻😻

•••

Setelah acara kelulusan, Khanza memilih untuk mengunjungi teman-teman nya untuk menghabiskan waktu bersama karna lantaran Khanza yg di bawa ke pesantren, sedang kan Milka dan Ulfa kuliah.

"Hah, gue gimana nih?di pesantren? nanti gue gak punya temen dong? ustazah nya galak lagi!" keluh Khanza yg sedari tadi mengaduk-aduk minuman nya tanpa ada niat untuk menghabiskan minuman itu.

"Lo sih ngira gak punya temen, tapi siapa tau kan? Nanti banyak yang temenan sama Lo? Mungkin nanti ada yang bakal ngebet sama Lo karna Lo kan agak cantik," jelas Ulfa menambahkan kata agak agar bahu cewek itu tidak naik sampai ke Monas.

"Gue bakal kangen banget Ama kalian," ucap Milka dengan lesu

"Ingat pesan gue, kalian ngak boleh kehilangan gelang persahabatan kita ini oke?" Tanya Khanza.

"Sipp!! eh eh, itu tuh ada Putra. kan kemaren kalian taruhan, tagih dong eskrim nya. 6 ya za," kata Ulfa yang melihat putra sedang mengobrol dengan seseorang.

"Anjay, sama siapa tuh yang sama si putra, ganteng buanget." kata Milka. Memang cewek yang satu ini tidak bisa melihat cogan. Liat sekali aja udah kepanasan tuh anak. Mata Milka terlihat berbinar kala melihat cowok sarungan yang duduk dengan Putra.

"Biasa aja kali, kayak gak pernah liat cogan Lo." Ucap Khanza memutar bola matanya malas. memang jika duo tengil itu bertemu dengan lelaki yang tampan entah apa-apa tingkah mereka.

"Putra."panggil Khanza.

Merasa namanya di panggil, putra pun menoleh. "Ck. Dimana-mana ada Lo, mau affah hah?" ketus putra sebal karna cewek itu selalu mengganggunya.

"Eskrim 10 ya." Ucap Khanza tanpa beban lalu lanjut memainkan handphonenya.

"Demi kepalanya Milka kecebur got, BAPAK LO JATUH MISKIN!?" Ujar putra dramatis membuat Milka mendelik sinis. Bisa-bisanya Mendo'akan kepalanya kecebur got.

"Oh. lupa ya?" Tanya khanza.

"Apa nya?"

"Ah, nggak peka banget sih. Lo kemaren kan Lo bilang mau traktir gw eskrim seumur hidup, masa Lo lupa sih."kesal Khanza.

"Ya juga ya, sejak kapan gue pikun?" Gumam putra. "Hm, iya-iya." Ujarnya lalu merogoh saku celananya niat ingin mengambil dompet.

"Lah, kok gak ada?" Gumam putra lalu lelaki itu merogoh saku kirinya. Tapi nihil, ia tak menemukan dompetnya di sana.

"Emm, dompet gue kayaknya ketinggalan deh. Lain kali aja ya za?" Ucap putra memejamkan matanya takut Khanza mengeluarkan suara cemprengnya di depan banyak orang, bisa malu dia.

"Kok gitu?"

Putra membuka matanya. Loh? Kok kalem? Pikirnya.

"Pakai uang saya aja." kata seorang pria yang duduk di samping putra kebetulan tidak mengeluarkan suaranya dari tadi.

"Ngak usah Gus." Tolak putra.

"Nggak papa ini uang nya." ujar pria itu sambil mengeluar kan tiga lembar uang merah membuat mata mereka bersinar. Orkay rupanya, pikir ketiganya.

HAZA OF LOVE | ENDWhere stories live. Discover now