PG|43

508 13 0
                                    


  اللهم صلى على سيد نا محمد

Sempatkan lah membaca ini👆


TYPO TANDAI

"Perpisahan memang biasa, tapi sangat sakit rasanya jika perpisahan dengan  kematian."

The quotes

•••

Di taman yang dihiasi air mancur yang sangat indah serta pohon yang subur dengan burung burung kecil bergelantungan didahan yang kokoh itu.

"Aku dimana?" Khanza menyerngit pelan. Tempat ini cukup asing baginya, ini terlalu indah, bahkan di taman-taman yang pernah ia kunjungi, tak pernah seindah ini.

"Khanza." Suara berat itu, kini menyapu indra pendengarannya. Khanza langsung menoleh, dan mendapati suaminya yang sedang mengulurkan tangan padanya.

Sontak kedua bola mata Khanza membulat. Suaminya sangat tampan, apalagi menggunakan jubah putih serta peci hitam yang menghiasi kepalanya.

"Kenapa bengong, hm?" Hafiz pun berjongkok dan memegang tangan Khanza.

"Mas udah sembuh? Udah gak sakit lagi? Sakit gak kena pelurunya? Operasi nya lancar? Alhamdulillah ya Allah." Ujar Khanza bertubi-tubi dan langsung menubruk tubuh Hafiz dengan pelukannya membuat Hafiz terkekeh kecil.

"Kenapa? Kamu rindu saya karna sehari gak ketemu?" Tanya Hafiz sembari mengelus kepala Khanza yang terbalut hijab.

"Jangankan sehari, se-jam gak ketemu mas aja udah kangen lagi." Hal itu membuat Hafiz lagi-lagi terkekeh.

"Istri saya cantik banget sih." Mencubit pipi istrinya membuat Khanza mengerucutkan bibirnya pelan karna terlalu kesal.

Mempunyai ide. Khanza lantas membalas cubitan suaminya juga di pipi membuat adegan kejar kejaran terjadi di antara mereka.

"Udah Khanza, saya mau pulang!" Ujar pria itu membuat Khanza tertawa pelan.

"Helleh. Tadi nantangin, pas udah di kejer malah nyerah." Wanita itu lalu bersedekab dada.

"Iya-iya saya kalah, kamu menang." Lalu Hafiz meletakkan telapak tangannya di kepala Khanza lalu mengacak acak hijab gadis itu membuat Khanza tertawa.

Pria itu mendekatkan wajahnya dengan Khanza. "Jaga diri baik-baik. Jaga Afifah sama Aariz. Tugas saya buat jaga kamu udah selesai, kamu wanita hebat, wanita kuat, pasti bisa lewatin ini kan? Khanza kan hebat." Ucap Hafiz seraya terkekeh pelan.

Khanza tak menjawab dan malah kebingungan tak tau apa yang di maksud suaminya.

"Saya pamit dulu, Khanzanya-Hafiz kan Ultraman. Jadi, bisa kan lewatin ini sendiri?"

"Mas mau kemana?" Tanya Khanza saat Hafiz melangkah.

Hafiz berbalik. "Ketempat yang jauh dan indah, karna tugas saya udah selesai buat jagain kamu." Mendengar itu membuat dada Khanza sedikit sesak karna Hafiz tak mengajaknya.

"Aku boleh ikut?" Tanya dirinya.

Hafiz pun menggeleng. "Nanti siapa yang jagain mereka?" Hafiz pun menunjuk kearah dua orang bayi yang sedang bergelayut di rumput yang lembut.

HAZA OF LOVE | ENDWhere stories live. Discover now