PG|39

408 26 1
                                    


Gimana harinya?

Gomenne ... Karna baru up🥲

•••

Nethink.

Itu lah yang di rasakan ibu hamil itu sekarang.

Khanza sedang duduk di sisi ranjang, sedangkan pikirannya sudah berkecambang kemana-mana.

Waktu menunjukkan jam sepuluh malam. Tapi, orang yang ia tunggu-tunggu tak pulang-pulang.

Tangan gadis itu terulur mengusap perutnya yang sudah membuncit.

"Kangen Papa ya, nak? Tunggu ya? Abi kamu lagi kerja, tapi ummi gak tau Abi kamu kerja apa sampe pulang larut malam gini. Gak mungkin 'kan? Abi kamu ngekhianatin ummi?" Ucap Khanza terlihat kesepian.

Sudah sembilan bulan ia mengandung dua kecebong itu.

Senang? Pastilah. Ibu mana yang gak seneng punya anak?

Khanza berbaring, membaca do'a tidur. Hendak menelusuri alam mimpi--

Ceklek

Namun suara pintu itu sudah lebih dulu mengalihkan atensinya.

Suami nya baru pulang, dan ia harus bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak salah 'kan?

"Maaf ya, saya selalu pulang telat, jadinya kamu sendirian deh." Hafiz, lelaki itu mengusap Surai istrinya penuh sayang.
Sedangkan, matanya sayu terlihat sangat lelah.

Khanza, gadis itu menampilkan senyum manisnya lalu menggeleng. "Gak pa-pa, lagi pula 'kan Mas kerja. Ngomong-ngomong, mas kerja apa sampe pulang larut malam?" Tanya Khanza.

Mereka duduk di sisi ranjang. Tangan Hafiz terulur lagi dan lagi mengusap rambutnya. "Mau tau, atau mau tau banget, hm?"

"Mau tau banget!" Ujar Khanza membuat Hafiz terkekeh.

"Besok, kita kesana. Sekarang, kamu tidur." Pinta hafiz.

"Gak mau! Masa suaminya belum makan, istrinya santai-santai aja." Khanza mendengus.

Senyum kecil terbit di bibir Hafiz. "Saya udah makan."

Mendengar itu, Khanza menatap suaminya penuh selidik. "Bener?" Gadis itu memicingkan matanya.

Hafiz mengangguk dan berbaring, diikuti oleh Khanza.

"Sini." Hafiz merentangkan tangannya membuat khanza langsung masuk kedalam rengkuhan itu.

Seperti biasanya, saat akan tidur, Hafiz akan selalu membacakan sholawat untuk nya hingga ia tertidur.

Hafiz menatap langit-langit kamar yang gelap dengan tatapan sendu. Apakah ia akan melakukan ini setiap hari? Atau mungkin tidak karna ajal lebih dulu menjemputnya?

"Leukimia, stadium akhir."

Stadium akhir

Stadium akhir

Stadium akhir

Perkataan dokter Darren tadi terus terngiang-ngiang di dalam kepalanya seakan-akan radio yang tidak bisa di matikan.

Bahkan sekarang, badannya sedang panas dingin akibat beberapa Minggu ini ia tak meminum obat.

Sekarang juga ia sangat sering mimisan, demam, atau pusing yang sangat berat.

Ya allah, apa yang akan terjadi selanjutnya?

•••

Seperti janji nya semalam, ia akan membawa Khanza ke suatu tempat.

HAZA OF LOVE | ENDWhere stories live. Discover now