01🍦

35 13 8
                                    

Eliza sudah menghabiskan 3 cup ice cream di depan kedai sekolahnya , dia sepertinya sedang kesal orang yang di tunggu tidak kunjung datang padahal sekolah sudah mulai sepi hanya menyisakan murid yang mengikuti ekstrakulikuler saja.

"Eliza , sorry gue lama ya?" Tanya Langit.

Eliza tidak menjawab dia fokus memakan ice cream yang ada di tangganya , sungguh kesal dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh sahabatnya ini.

" Ngambek dia bos " ucap Abiza baskara

"Jadi nggak ni bos, udah di tunggu yang lain?"  Tanya Burhan teman tongkrongan langit.

"Kalian duluan aja, gue mau urus ni cewek baperan" balas Langit

Eliza yang mendengar ucapan Langit hanya memutar bola matanya malas. Di sana hanya tinggal Langit dan dua temanya.

"Eh lo makan ice segini banyak nya mau sakit perut lo!" Langit yang baru sadar banyak cup ice cream berada di meja  Eliza.

"Salah lo lah" balas Eliza enteng.

"Gue nggak mau tau ya nanti kalau lo sakit perut atau gigi lo sakit gue nggak mau kerumah lo , dasar! udah di bilangin terus nggak ada kapoknya" Langit sangat kesal melihat semuanya , apa lagi kalau Eliza sudah sakit karena kebanyakan makan ice cream dia hanya bisa bersabar menghadapi tingkah nya.

"Cuma tiga doang lebay" kata Eliza.

"Kalian mau kemana si?" Tanya Eliza kepada mereka.

Langit  menyilangkan tangannya supaya tidak memberi tahu Eliza tentang misi penyerangan terhadap sekolah lain.

"Lo mau tawuran ya, gue ikut dong" celuk Eliza langsung mendapat jitakan dari langit.

"Kita mau ngerjain tugas kelompok , udah ayo pulang" Langit menyeret Eliza ke motornya.

Sudah menjadi rutinitas setiap hari mereka berdua akan pulang dan pergi sekolah bersama, mereka sudah bersahabat sejak smp semenjak Eliza pindah ke perumahan yang di tempati Langit juga, mereka itu tetangga lebih tepatnya rumah mereka berhadapan.

Eliza melingkarkan tangannya ke pinggang Langit memeluk begitu erat karena Langit membawa motor sangat  kencang. Walaupun Eliza sering di bawa ngebut tapi tetap saja dia takut apa lagi menyangkut nyawa.

"Heh! Kalau lo mau mati ya sendiri,jangan ngajak gue!" ujar Eliza turun dari motor langit.

"Gue buru - buru Eliza" balas Langit.

"Gue aduin bunda ya kalau lo mau tawuran" ancam Eliza

"Sok tau banget, gue mau kerkom ya"

"Halah bicit, bunda langit mau taffffffttf" Langit menutup mulut cempreng milik Eliza , cewek ini sangat meresahkan umat.

"Gue beliin Ice cream 5, udah sana masuk" ucap Langit membujuk Eliza supaya tidak cepu ke bunda.

Eliza bersorak gembira dengan tawaran langit, walaupun terlihat murahan hanya ice cream tapi itu adalah kesukaannya.

"Ok ! Semua aman, udah sana pergi" usir Eliza mengibaskan kedua tangannya ke depan

"Dasar cewek laknat" balas langit, setelah itu menyalakan motornya pergi dengan kecepatan tinggi.

Saat Eliza akan memasuki rumahnya , seseorang meneriakkan  namanya.

"Eliza sini" panggil Bunda Langit yaitu Bulan.

"Iya bunda"  Eliza menyalami  Bulan yang baru saja dari supermarket.

"Kamu kok sendiri, langit dimana?"

"Tadi pergi lagi bun" jawab Eliza

"Oh iya Bunda baru ingat, orang tua kamu pergi ke bandung ada kerjaan di sana, nggak sempat nunggu kamu pulang katanya" jelas Bulan

Eliza menghela nafas kasar "huf, sibuk aja terus"

"Udah nggak usah sedih, kalau kamu kesepian bisa main kesini kan" Bulan merasa kasihan dengan eliza .

"Eliza pulang deh tante" ucap Eliza dengan senyum seperti di paksakan.

"Kamu nggak mau makan disini"  Bulan

Eliza menggelengkan kepala tanda tidak mau, setelah itu dia meninggalkan halaman rumah langit, sejak kecil orang taunya sangat sibuk di kantor lebih tepatnya mementingkan pekerjaan dari pada anaknya sendiri.


















JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA BIAR AKU TAU KEKURANGANNYA  DIMANA🤗🤗

Langit Sanjaya ( on going )Where stories live. Discover now