13🍦

9 3 0
                                    



Jam kosong menjadi surganya para murid, semua heboh dengan kegiatan mereka, sudah di peringati untuk tidak berisik atau keluar kelas sepertinya tidak mempan, banyak sekali murid-murid berseliweran kesana kemari, salah satunya teman-teman Langit berkunjung ke kelasnya.

"Lo nggak punya kelas, sampai ngungsi kesini" ujar Abiza

"Nggak betah gue, apa lagi ini dua orang di ajak bicara diem mulu" tunjuk Davit kepada Damar dan Bagus.

"Konser kuy" jafri membagikan tiga sapu untuk mereka jadikan gitar dan ada yang menggunakan penggaris besi untuk menabuh meja juga ember intinya semua yang ada di dekatnya di jadikan alat musik, tidak hanya inti dari Black Wolf murid laki-laki di kelas Langit yang tidak termasuk dari bagain Blak wolf pun ikut memeriahkan jam kosong mereka.

Davit yang mempunyai suara cukup bagus,dia memegang kemoceng sebagai mikrofon bergoyang di atas meja yang di satukan menjadi panggung, sedangkan Damar dan Langit hanya memperhatikan mereka sesekali tersenyum melihat aksi mereka, Bagus yang biasanya diam juga ikut menjadi salah satu nya memegang sapu sebagi gitar.

"Ayo mang, Mungkin sekarang kau masih berbahagia dengan dirinya dengan cintanya... Tapi ku yakin suatu saat nanti kau kan memohon tuk kembali "
suara davit melantun merdu, Eliza dan kedua temanya juga berjoget tik-tok di ikuti para cewek-cewek  Kelasnya, kelas itu sangat heboh sampai ada beberapa yang mengintip di jendela untuk melihat konser abal-abal mereka.

"Ganti dong lagunya, gedang klutuk woy" ujar davit
Mereka beralih memutar lagu menggunakan ponsel milik Eliza, memeragakan joget yang lagi viral saat ini semua tampak kompak sampai di mana langit menyeret Eliza untuk duduk kembali di bangkunya.

"Ck! Apaan si lang" ucap Eliza bingung

"Lo yang apaan joget kaya gitu" Langit tidak suka melihat Eliza joget seperti itu, apa lagi di tonton banyak orang walaupun hampir semua anak kelas ikut berjoget, tapi tatapan mereka seperti mengarah ke Eliza, apa lagi dengan seragam Eliza yang sedikit membentuk tubuh nya, Langit sangat tidak ikhlas,

"Huuu posesif mode on" cibir Abiza semua tertawa

"Sini El, nggak usah dengerin Langit" Bunga menarik lengan Eliza namun langsung di tepis Langit.

"Ck! Sana-sana" ucap Langit mengusir Bunga, Eliza juga tidak bisa keluar tempat duduk langit di dekat tembok jadi kalau keluar itu susah Langit menghalangi jalannya.

"Damar bantuin gue"kata Eliza dengan menampilkan wajah mengemaskan.

"Udah diem aja di situ" ucap Damar datar, dia juga sama tidak suka melihat Eliza seperti itu.

"Lo berdua emang nggak asik!!" ucap Eliza di dekat teling mereka,Eliza sangat kesal dengan tingkah dua sahabatnya ini, melihat teman-temanya berjoget dengan heboh dia juga ingin mengikutinya.Eliza menyilangkan tangannya di dada bibir cemberut tanda marah dengan keduanya.

"Bisa budeg telinga gue El, Astaga" Langit menggosok-gosok telinganya akibat ulah Eliza.

"Bodo amat!' balas Eliza ketus.

"Pintar ya kalian, di suruh diam mengerjakan tugas, malah buat konser" ujar bu Vita wali kelas XI Ipa 2. Sepertinya rapat sudah selesai tidak terasa sudah 2 jam mereka bernyanyi berjoget seperti tidak ada beban.

Sontak mereka langsung turun dari meja dan merapikan kekacauan yang mereka buat, semua sudah di tempah duduk kecuali Damar,Bagus dan Davit mereka bertiga berdiri di sebelah meja Langit.

"Kalian bertiga, ngapain kelayapan di sini"  ucap bu Vita

"Bagus kamu itu ketua kelas di kelas kamu kan, harusnya memberikan contoh yang baik,bukanya malah kelayapan ke sini" Lanjutnya.

"Maaf bu" balas bagus

"Kembali ke kelas kalian, kamu juga Damar jangan ikuti jejak Langit dan teman-temanya bisa sesat nanti"

"Wahh ibu, padahal saya dari tadi diam saja lo bu" Langit tidak terima dengan yang di ucapkan Bu Vita.

"Tetap saja kamu salah tidak menegur teman kelas kamu"

"Saya nggak berani bu, masa lagi berbahagia saya larang dosa lo bu"

"Ngomong sama kamu bikin saya darah tinggi saja".

Bu Vita duduk di meja guru, melihat absensi yang tidak hadir, ternyata semua lengkap , di SMANCA ini semua di gabung entah itu yang pintar atau tidak, jadi di sini tidak ada kelas unggulan semua sama rata. Lagian para guru pasti bisa menilai siapa yang pintar apa lagi sampai bisa membawa nama baik sekolah.
















Langit Sanjaya ( on going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang