05🍦

11 8 0
                                    

Eliza terbangun setelah mendengar keributan  di depan kamarnya sepertinya orang tua Eliza sudah pulang, Eliza anak kedua dari dua bersaudara, kakak Eliza berada di luar negeri melanjutkan kuliah di sana. Saat Eliza membuka pintu kamar ternyata benar kedua orang tuanya lah yang sedang beradu mulut.

"Mas harusnya kamu saja yang pulang, hari ini aku kehilangan proyek besar" cetus Siska  Mama dari Eliza.

"Tidak hanya kamu,aku juga banyak kerjaan di sana!" Balas William Wardana tidak mau kalah.

Memang kedua manusia ini pekerja kerja meneruskan perusahaan dari kedua keluarganya, mereka pergi ke bandung bersama tapi memimpin perusahaan yang berbeda, saat akan melaksanakan meeting pembantu di rumah menelfon mengatakan jika Eliza sedang sakit, Siska langsung memberitahu suaminya, mereka sempat panik namun saat sampai dirumah seperti ada penyesalan meninggalkan pekerjaannya.

"Buat apa kalian pulang, kalau akhirnya kalian menyesali" ucap Eliza di hadapan mereka.

"Kamu sakit apa el?" Tanya william

"Papah sama mamah peduli sama El?" Eliza justru balik bertanya.

"Kalau kami tidak peduli, kami tidak berada disini sekarang" jawab Siska.

"Kamu bisa kan tidak merepotkan kami, lihat kamu sehat seperti tidak sedang sakit, harusnya kamu bisa belajar dari kakak kamu bisa kan El mandiri" lanjut Siska geram, seakan pulang adalah hal sia-sia setelah melihat keadaan Eliza baik-baik saja.

"Tadi perut El sakit mah, mamah kan tau kalau setiap datang bulan hari pertama perut El selalu sakit"ucap Eliza lirih.

"Banyak alesan kamu ini,sudahlah mamah mau istirahat dulu " Siska pergi menuju kamarnya.

William menghela nafas panjang,banyak sekali pekerjaan yang dia tinggalkan di sana tapi dia harus jauh-jauh pulang hanya karena masalah sepele.

"Lain kali jangan seperti ini lagi El, menyuruh bibik untuk menelfon karena hal sepele, kami di sana bekerja buat kamu bukan liburan" ujar William.

"Aku nggak nyuruh bibik buat telfon papah,tadi emang El beneran sakit pah"

"Hmmm, sekarang kamu masuk kamar belajar, semester depan kamu harus mendapatkan nilai tebaik" tekan Willian

Orang tua Eliza memang sangat ambisius dalam segala hal oleh karena itu anak pertama mereka menuruninya Yoga Wardana adalah lulusan terbaik di SMANCA dan kuliah di luar negeri bebas tanpa biaya karena prestasi yang selalu di peroleh.Eliza sebenarnya pintar hanya kurang di asah saja sifat malasnya entah menurun  dari siapa.Eliza selalu di tuntut supaya bisa menjadi seperti Yoga.

Eliza memasuki kamarnya kembali tidak lupa menguncinya dalam keadaan seperti ini mana bisa belajar,dia memilih untuk menelfon Langit saja jam segini biasanya sekolah sudah pulang.

"Hallo Lang dimana?" Tanya Eliza setelah telfon terhubung.

"Di parkiran,ini mau kerumah sakit jenguk faisal"


"Gue ikut ya" 

"Lo kan lagi sakit El, istirahat aja"

"Tapi gue pingin ikut Langit"

"Yaudah siap-siap dulu"

"Orang tua aku dirumah nanti kamu yang ngomong sama mereka ya"

"Hmmm"

Eliza bersiap untuk mengganti pakaian nya,sekita 20 menit Langit sudah sampai di rumah Eliza tepatnya sedang meninta izin kepada orang tuanya, walaupun mereka sudah bersahabat lama tetap saja Langit selalu meminta izin terlebih dahulu.

"Nggak akan pulang larut kok om,paling lambat jam 9" kata Langit.

"Boleh ya pah, cuma sebentar kok" ujar Eliza keluar dari kamarnya.

"Kalau kamu kelayapan terus kapan belajarnya, tadi saja kamu sudah bolos sekolah" desis Siska.

"Jam 9 kamu harus sudah ada dirumah" ucap William dengan wajah datar.

"Pah kenapa di izinin kesenangan nanti, nilai aja nurun semua" decak Siska tidak suka

"Biarin aja mah" William.

Akhirnya mereka keluar rumah juga, memang sulit jika kedua orang tua Eliza dirumah seakan Eliza di kurung di kamar atau di sibukkan dengan les yang mendatangkan gurunya kerumah. Walaupun itu kebaikan Eliza tetap saja otak bisa juga butuh refresing.













Langit Sanjaya ( on going )Where stories live. Discover now