10🍦

8 5 0
                                    

Kalau orang sudah biasa di hukum pasti seperti ini , mereka justru nangkring di kantin di temani nasi goreng dan lemon tea  di hadapannya, seperti tidak ada penyesalan dari mereka.

"Ambilin gue Ice cream dong jef" perintah Eliza.

"Siap tuan putri"
Mereka makan dengan tenang sampai jam istirahat pertaman, kedua teman Eliza datang menghampirinya.

"Gue kira lo di perpus El, menyesali perbuatan lo"kekeh bungan.

"Baru sampai pintu aja gue langsung mual kalau kesana" balas Eliza.

"Bener banget si, lagian lo ngapain si tidur di jam nya bu Ika?"  Tanya bunga.

"Nggak tau tiba-tiba mata pingin merem aja"

Langit duduk di samping Eliza di ikuti yang lainya, Langit terpaksa mengikuti kemauan Eliza untuk makan di kantin utama, tapi yang di lihat justru Eliza sudah makan duluan tanpa menunggunya.

"Kalau lo udah makan duluan, ngapain gue di suruh ke sini El?" Tanya Langit selembut mungkin.

"Pingin aja" lihat jawaban macam apa ini.

"Pesanin gue vit" ujar Langit.

Davit mengajak jafri untuk pesan makanan buat mereka termasuk kedua sahabat Eliza. Mereka bersahabat saat awal masuk kelas X saat itu Eliza sendiri karena tidak sekelas dengan Langit atau yang lainya.

"Mau apa hmm?"Tanya Langit saat Eliza dengan manja memainkan jari tangannya.

Melihat respon Langit yang langsung peka dengan Eliza pun sangat senang,ini lah yang di sukai dari Langit selalu mengerti semua tentang Eliza.

"Pingin bolos, soalnya ngantuk banget" jawaban Eliza langsung mendapat tatapan cenggoh  dari mereka semua.

"Nanti ulangan El, katanya mau dapat nilai bagus" ujar Langit.

"Ya udah bilang gurunya nggak usah ulangan dulu"rajuk Eliza.

"Heh mana ada kaya gitu, ngada-ngada ini anak" felixia terheran melihatnya.

"Lo begadang semalem?" Tanya Bagus.

"Di ajakin mabar sama Damar" jawab Eliza tanpa dosa, padah semalam Eliza lah yang maksa Damar untuk mabar karena dia tau kalau ngajak Langit pasti cowok itu tidak akan mau dan menyuruhnya tidur.

"Stok sabar gue banyak"guman Damar tapi masih di dengar mereka semua.

Langit langsung saja menatap sinis Damar,seperti ada kata tidak rela jika Eliza dekat juga dengan yang lain, apa lagi sampai menyebabkan Eliza di keluarkan dari kelas, walaupun Langit tau pasti Eliza lah yang ngajak Damar, tapi tetap saja Langit tidak suka itu.

"Jangan di ulangi" ucap Langit datar.

Melihat perubahan ekspresi Langit, Eliza bersandar di bahu Langit membujuk supaya Langit tidak marah,Dia takut kalau Langit marah, pernah dulu gara-gara Eliza sering begadang main game sampai sakit, Langit mendiaminya beberapa hari, walaupun dia mengurus Eliza tapi Langit tidak bicara satu katapun.

Tidak terasa bell pulang sekolah berbunyi, Ulangan yang di kerjakan kelas X1 Ipa 2 juga sudah di bagikan, karena memang langsung di koreksi oleh gurunya.

"Mamah seneng nggak ya aku dapat nilai 8" Kata Eliza.

"Pasti seneng lah El, gue aja dapat 7" ujar bunga

"Lagian kayaknya orang tua lo, nggak terlalu nuntut lo kan " sahut Felixia
Kedua sahabatnya ini tidak tau tentang kehidupan Eliza yang sebenarnya yang mereka tau Eliza adalah anak yang beruntung terlahir di kelurga kaya, karena memang mereka berdua dari kalangan biasa.

"Ayo pulang" ajak Langit

"Gue duluan gaes" pamit Eliza kepada mereka.

"Nilai lo udah bagus nggak usah sedih gitu" Langit menyemangati Eliza karena nilai 8 bukan lah buruk.

Eliza hanya menghembuskan nafasnya,bagi orang tuanya nilai segitu pasti tidak akan ada artinya, kakak nya itu kelewat jenius tapi kenapa yang di dapat Eliza hanya sedikit kejeniusan nya.Terlalu memaksakan diri buat menuhin keinginan mereka juga pasti stres sendiri karena memang kapasitas kemampuan Eliza hanya segitu.





















Langit Sanjaya ( on going )Where stories live. Discover now