15🍦

8 3 0
                                    



Sebenarnya mereka baru saja dari markas, rumah mereka itu satu komplek  hanya beda blok saja, saat akan memasuki komplek mereka melihat perempuan sedang di hadang preman, merasa seperti mengenali perempuan itu Langsung saja Langit berhenti dan mendekati mereka lebih mengejutkannya lagi mereka adalah ketua dari Cobra.

"Gue antar Eliza masuk, kalian mau ikut atau pulang,?" Tanya Langit.

"Kita pulang aja Lang, nggak usah terlalu keras sama Eliza" ujar bagus memperingati.

"Hmm"

Mereka pergi dan Langit membawa Eliza ke kamarnya, mengambil handuk kecil dan air untuk mengompres pipi Eliza.
Langit mengompres pipi Eliza dengan telaten, Eliza meringis kesakitan waktu Langit menekan tepat di lukanya.

"Pelan-pelan sakit"ujar Eliza lirih, dia tidak berani menghadap Langit.

"Coba jelasin" kata Langit dengan raut yang masih datar.

Eliza menjelaskan kejadian sampai dimana dia ketemu sama Radit dan anak buahnya, Eliza meringis sakit saat bicara karena bibirnya sedikit robek ulah pukulan Radit.

"Lain kali nggak usah pergi malem-malem sendiri, bahaya El" Ujar Langit.

"Sorry, gue kira nggak bakalan kaya gini" Eliza bergeser duduk lebih dekat dengan Langit.

"Ngapain peluk-peluk gue" Langit mencoba melepaskan tangan Eliza yang melingkar di perutnya.

"Yaudah gue cekik lo aja,jahat banget nggak boleh peluk" Eliza mendengus kesal namun  tetap memeluk Langit.

Bukanya Langit tidak mau, dia hanya ingin memberi pelajaran untuk Eliza karena sudah membuatnya khawatir, tidak hanya itu jantung nya juga berdetak begitu cepat, hanya karena di peluk seperti ini saja sudah membuatnya tidak karuan, jangan sampai Eliza mendengar detakan nya.

Dengan sengaja Eliza meniup telinganya dan jari nya bermain di leher Langit.

"Jangan nakal El" ayo lah jangan buat Langit kelimpungan seperti ini, dia laki-laki normal di perlakukan seperti ini pasti langsung naik.

"Makanya jangan marah" ujar nya

"Nggak" balas Langit menahan supaya tidak menerkam Eliza.

Setelah berdebat panjang dengan Eliza yang tidak memperbolehkan Langit untuk pulang, akhirnya Langit mengalah dan menemani Eliza sampai tertidur pulas,sifat manja Eliza akan di perlihatkan saat dengan Langit saja mungkin karena sudah terbiasa.

"Mimpi indah Eliza" Langit menyelimutinya setelah itu melangkah pergi untuk pulang.

Hanya jalan beberapa langkah saja Langit sudah sampai di dalam rumah, ternyata kedua orang tuanya masih terjaga menonton drama romantic.

"Dari mana Lang?" Tanya bunda

"Rumah El bun" balas Langit

"Mentang-mentang rumahnya deket ngapel sampai jam segini" ejek ayah bumi.

"Apaan si yah, Eliza baru aja di keroyok preman" ujar Langit sedikit takut.

Bunda yang mendengar itu langsung syok " kenapa bisa, terus keadaan nya sekarang gimana?" Cerocos bunda.

"Udah nggak papa bun" jawab Langit.

"Kamu si kalau jaga anak orang yang bener dong, samapi kecolongan gini, kasihan kan Eliza Nya"

"Maaf bun, Langit nggak akan sampai kecolongan lagi" ucap Langit penuh sesal.

"Temani El dengan baik Lang, jangan sampai dia merasa kesepian, apa lagi Eliza sudah ketergantungan dengan kamu, jagan bikin dia sedih juga" ayah Bumi menasehatinya.

"Iya yah,Langit akan berusaha" Jawab Langit.

Bulan sangat menyayangi Eliza, apa lagi sejak kedua orang tuanya gila kerja, jika bulan menghubungi orang tua Eliza pun sepertinya mereka tidak akan peduli mengingat mereka juga masih berada di bandung. Bulan juga berhadap Eliza punya perasaan yang sama dengan Langit, karena bulan tau Langit menyayangi Eliza lebih dari seorang sahabat.












PART NYA INI PENDEK BANGET YA HEHEH, BESOK NGGAK DEH 🥰

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEMUA

Langit Sanjaya ( on going )Onde histórias criam vida. Descubra agora