19🍦

13 1 0
                                    

Keesokan harinya Eliza seperti biasanya  pergi ke sekolah  bersama Langit,setelah kejadian semalam Eliza mencoba baik-baik saja,melupakan apa yang terjadi. Dia senang ternyata Langit menemaninya sampai Pagi,saat Eliza membuka mata yang pertama dilihat adalah wajah tampan Langit.

"Gue nanti di suruh pulang cepet, ada bimbel di rumah" Ucap Eliza lesu.

"Kenapa nggak belajar sama gue aja" ujar Langit

"Gue juga maunya gitu, tapi mereka udah daftarin gue duluan tampa persetujuan dari gue"

"Nggak papa demi kebaikan lo juga kan" Langit berusaha menenangkan.

Eliza tersenyum, setelah itu mereka menghampiri teman-temanya yang sudah berada di lapangan karena memang pelajaran pertama olahraga dan hebohnya lagi olahraga kali ini di satukan dengan XI Ips 1 yaitu kelas Genta.

"Baik semua, bapak sengaja satukan dengan kelas Ips 1 karena pak  tono ada halangan" ujar pak Arif, selain jadi guru BK dia juga merangkap menjadi guru olahraga.

"Kalian bisa tanding basket dan untuk yang perempuan bebas mau olahraga apa yang penting tidak meninggalkan area lapangan apa lagi sampai kabur ke kantin"Lanjutnya

Pak arif ini sudah faham dengan kelakuan mereka,sering kali anak perempuan izin untuk ke toilet tapi malah nangkring di kursi kantin alasannya karena di lapangan panas.

"Okk sekarang kita pemanasan terlebih dahulu, setelah itu lari 3 putaran saja" perintah pak Arif.

"Siap pak" balas mereka.

Kini pemanasan sudah selesai,sekarang waktunya untuk membagi tim di kelas Ipa 2 ada Langit, Abiza ,Jafri, Dimas dan Farel sedangkan di kelas Ips 1 ada Genta, Ulum,Zidan,Fahri dan Zaki ,Mereka semua jago dalam bola basket sekarang ini Langit menjabat sebagai ketua Ekskul Basket dan Genta adalah Mantan kapten basket di sekolah lamanya.

Kedua tim sudah berada di tengah lapangan,Pak arif memimpin jalannya pertandingan, bola di lambungkan ke atas,Genta langsung menangkap dan mendribel bola menuju ke ring lawan. Semua bersorak mendukung kelas mereka masing-masing.

"Langit semangat" teriak Eliza kencang

"Ipa dua,Ipa dua, Ipa dua, Ipa dua pasti menang" teman kelas Eliza juga tidak kalah heboh menyemangati.

"Genta lo pasti bisa" teriak Laura cewek dari kelas Ips tak mau kalah .

" Ips satu is the best, yyeeeeyeyyeey"

Score mereka seri pertandingan semangkin sengit, murid yang tidak ada gurunya juga ikut menonton di depan kelas mereka masing-masing, mendukung tim kebanggaannya.

"Jef bagi sini" teriak Langit

Jafri langsung melempar bolanya ke Langit,  namun saat Langit akan memasukan ke ring, Ulum sengaja menyenggol Langit sampai terjatuh dan bola terlempar jauh keluar lapangan.

"Woy lo sengaja!" Bentak Abiza tidak terima.

"Gue nggak sengaja" balas ulum.

"Gue lihat lo tadi sengaja dorong Langit, sportif dong!" Desak Jefri.

Lapangan menjadi ricuh pemain saling mendorong, penonton juga bersorak membuat lapangan tak terkendali, Pak Arif langsung meniup pluit untuk memberhentikan mereka.

Priiiiiiiiiiit

"Apa-apaan kalian ini, Jefri lepas tangan kamu dari baju Ulum" perintah pak Arif.

"Kita ini hanya main-main, kenapa kalian seperti bertanding di perlombaan" Lanjutnya.

"Ulum, kamu ada masalah sama Langit?" Tanya pak Arif.

"Nggak pak" jawab Ulum.

"Tapi saya lihat kalian ini sedang menahan sesuatu, terutama kalian berdua" tunjuk Langit dan Genta,

Mereka berdua hanya diam mengatur ekspresinya agar terlihat biasa saja dan tenang.

"Kita nggak ada masalah pak" ujar Langit.

"Sebaiknya seperti itu, ya sudah sekarang kalian istirahat, jangan sampai saya lihat kalian berantem lagi" kata pak Arif memperingati setelah itu pergi dari lapangan.

Genta menyunggingkan bibirnya meremehkan, setelah itu pergi ke kelasnya. Sedangkan Langit juga sama menatap Genta dengan sengit  merasa di remehkan.




 




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Langit Sanjaya ( on going )Where stories live. Discover now