Chapter 1

50 8 12
                                    

Yuta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuta

***

"Ma, aku keluar sebentar.." ucap Hanna sambil berlari menuruni tangga.

"Jangan lupa pulang sebelum makan malam" balas ibunya yang sedang memasak di dapur

Gadis itu adalah Lee Hanna, hanya seorang gadis biasa, tidak cantik, tidak pintar, dan tidak berbakat. Menurutnya......

Hanna berjalan sendirian, dimusim peralihan semi ke panas tersebut dia menggunakan T-shirt dan jeans, tidak lupa menggunakan cardigan tipis untuk menutupi t-shirtnya. Sambil menggunakan headset di telinganya, ia melihat kesekeliling, terkadang bersenandung kecil mengiringi lagu yang di dengarnya. Hanna memutuskan untuk duduk di bangku dibawah pohon rindang, cuaca agak terik saat itu. Dihadapannya terbentang pemandangan sungai Han yang berwarna biru, sangat indah..

Ya, Hanna sangat suka melihat sungai Han, ia selalu kesana saat cuaca bagus. Sebenarnya tidak hanya sungai, Hanna lebih menyukai Laut, hanya saja laut sangat jauh dari rumahnya.

Saat gadis itu melihat pemandangan dihadapannya, tiba-tiba ia melihat setitik yang melayang-layang dilangit. Ia memincingkan matanya supaya bisa melihat lebih jelas apakah itu. Lama kelamaan titik itu mendekat dan membentuk sebuah parasut. Ya, ada orang yang melakukan paralayang di kota Seoul.

"Gila.." gumam Hanna, tapi seketika matanya membesar karena paralayang tersebut menuju ke arahnya

"Apa-apaan..." Hanna memperkirakan paralayang tersebut akan jatuh ke sungai, tapi yang terjadi paralayang tersebut mendarat mulus di pinggirnya.

"Hey, kau!! Tidak boleh melakukan aktivitas itu di tengah kota!!" Seorang polisi datang berlari menghampiri laki-laki yg baru saja mendaratkan parasutnya tersebut.

Laki-laki itu tersenyum mengejek, ia segera merapikan parasutnya dan berlari menjauh dari kejaran polisi tersebut. Ketika berlari, ia sempat menoleh ke Hanna yang sedang memperhatikannya. Laki-laki tersebut tersenyum padanya membuat jantung Hanna berdetak kencang.

"Aisshh, kenapa larinya cepat sekali" Polisi tersebut tampak kelelahan dan memutuskan untuk tidak mengejarnya lagi.

"Dia selalu seperti itu" ujarnya. Polisi itu juga menoleh pada Hanna yang masih terpaku dengan adegan yang dilihatnya, ia melangkah mendekati Hanna

"Nak, kamu sering duduk disini kan?"

Hanna mengangguk

"Kalau kau melihatnya lagi, langsung telpon polisi oke, dia selalu melakukan paralayang di tengah kota dan mendarat disini"

"Tapi, saya baru kali ini melihatnya pak" bela Hanna

Polisi itu berfikir sebentar lalu mengedikkan bahunya "yaaah, sungai ini panjang membentang, bisa saja kemarin-kemarin dia mendarat di tempat lain"

Hanna mengangguk mengiyakan

"Pokoknya kalau kau melihatnya lagi, telpon polisi" ucap pria itu sambil berlalu pergi.

***

Sore pun menjelang, Hanna memutuskan untuk pulang, ia tidak mau kena omel ibunya karna pulang terlambat.

"Aku pulang.. " ucapnya. Ia mencari keberadaan orangtuanya. Saat ia menemukan ayah dan ibunya di ruang tengah, ia juga melihat ada seorang pria tinggi berdiri membelakanginya sehingga Hanna tidak bisa melihat wajah pria tersebut.

"Hanna, segera ke atas ya" ucap ibunya menghampiri Hanna sambil mengelus kepala putri semata wayangnya.

"Siapa ma?" Tanya Hanna sambil menunjuk tamu tersebut dengan dagunya

"Oh, itu teman papa. Sudah, sana ke kamar" ibunya agak mendorong Hanna.

Hanna hanya melengos, lagi-lagi dia tidak boleh ikut campur urusan orang tuanya, padahal menurutnya dia sudah pantas untuk mengetahui segala permasalahan keluarganya

Ya, Hanna berusia 21 tahun, sedang berkuliah sekarang. Walaupun dia anak tunggal, tapi dia cukup mandiri. Orangtuanya pun tidak terlalu memanjakannya, bahkan ibunya terkesan galak.

Hanna menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, memikirkan kejadian tadi siang. Ia merasa pernah melihat laki-laki yang terjun menggunakan parasut tersebut, tapi dia sama sekali tidak ingat pernah melihatnya dimana. Lagi-lagi jantungnya berdetak kencang mengingat senyumannya.

"Ada apa denganku? Ini tidak biasa"  gumamnya. Hanna hanya menatap kosong lagit-langit kamarnya, tak lama matanya terlelap, mungkin kelelahan, tubuhnya memang sedikit lemah karna dia mengidap anemia. "Kamu tidak boleh terlalu lelah, kalau merasa sudah capek, harus istirahat" selalu begitu pesan ayahnya.

Hanna masih memejamkan mata, tapi hidungnya mengernyit, ia mencium bau tidak biasa, bau terbakar. Sontak ia membuka mata dan melihat asap sudah ada disekililingnya. Ia segera melompat dari tempat tidur dan berlari menuju pintu kamar dan membukanya.ternyata asap lebih pekat dan berwarna hitam mengisi seluruh ruangan membuatnya terbatuk.

"PAPA.... MAMA...." Teriaknya..

"HANNA!!" Sahut ayahnya

"PAPA DIMANA??!!"

"JANGAN TURUN, MASUK KAMAR MANDI!! HIDUPKAN SEMUA KERAN!!" teriak ayahnya lagi

"TAPI PA...."

"CEPAT HANNA!!"

Hanna dengan berat hati menuruti perkataan ayahnya, dia langsung berlari kembali ke kamar dan masuk ke kamar mandinya. Dia sekilas mendengar teriakan ibunya "KAMI MENYAYANGIMU". Hanna tidak pasti mendengarnya, entah itu benar suara ibunya atau tidak. Baru saja ia menutup kamar mandi terdengar bunyi ledakan keras di bawah

DUARRR!!!

Tubuh Hanna terlempar dan membentur dinding, ia terbaring di lantai kamar mandi, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, ia tidak sempat menghidupkan keran. Perlahan matanya tertutup, ia tak sadarkan diri. Tak lama tiba-tiba keran airnya hidup dan mengeluarkan air yang sangat banyak. Bukan hanya keran di bathtub, tapi keran shower, keran wastafel juga hidup memuntahkan air yang sangat banyak, membasahi tubuh Hanna.

Tbc




Please share and review ya... *Bow*

GUARDIANS [End]Where stories live. Discover now