Chapter 3

26 8 10
                                    

*Pic source : pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Pic source : pinterest

Johnny mendatangi sebuah gudang tua terbengkalai di pinggiran kota. Dia sudah lama tidak kemari, sebenarnya dia tidak ingin ke tempat ini, tempat yang banyak meninggalkan kenangan buruk baginya

Di dalam gedung tersebut Yuta sudah menunggunya, pria tersebut bersandar pada sebuah tiang penyangga, sambil memasukkan kedua tangannya kedalam hoodie yang dipakainya

Johnny berjalan mendekat, langkahnya pelan tapi pasti, meskipun sikap waspada terlihat dari raut wajahnya

"Lo mau ngomong apa, cepetan. Gue ga punya waktu" tanya Johnny

"Lo kan yang bikin gara-gara?"

"Maksud lo?"

"Jangan pura-pura bego!"

Johnny menghela nafas sambil mengusap wajahnya

"Maksud lo, kebakaran itu? Kenapa emang? Lo marah?" Tanyanya dengan nada mengejek

"Kalau menyangkut Lee Hanna jelas gue marah" ucap Yuta

"Emang urusan lo apa? Lo bukan siapa-siapanya"

"Dan lo juga bangsat!"

Johnny terkekeh

"Harus ya, tiap generasi kita begini mulu'? Sekali-kali lo ngalah kek"

"Bajingan" desis Yuta

"Lo yang bajingan! Lupa ya lo, atau mesti gue ingetin lagi kalo lo yang bunuh dia!"

"Brengsek!!" Yuta mengayunkan tangannya, seketika angin berhembus kencang melewati samping kiri Johnny dan angin tersebut menabrak onggokan kayu membuat kayu-kayu tersebut bertebaran. Angin itu mengiris sedikit pipinya, mengeluarkan sedikit darah.

Johnny mengusap darah di pipinya, wajahnya masih tanpa ekspresi

"Beraninya pakai kekuatan lo, banci!"

"Lo jangan macem-macem sama Hanna, Jo. Atau nggak lo mati di tangan gue" ancam Yuta

"Gue heran, segitunya lo ngelindungin dia, tapi lo ga berani nongol depan dia"

Yuta terdiam, lalu Johnny tertawa

"Udah enam generasi kita lewatin, dan dia baru lahir di generasi ke tujuh, emang lo nggak kangen gitu? Aaaaa... Gue tau, lo masih dihantui perasaan bersalah kan? Hahaha" Johnny tertawa puas kali ini, melihat Yuta yang hanya terdiam.

"Biarin dia hidup dengan tenang" pinta Yuta

"Gue nggak janji"

"Dan gue ga janji lo bakal bisa hidup lebih lama"

"Gue bakal bawa dia, gue udah duluan bertindak, mau apa lo?!" Ejek Johnny

"Selagi lo nggak macem-macem Jo" ucap Yuta sambil berlalu pergi keluar dari gudang tua tersebut. Johnny hanya mendengus melihat kepergian Yuta.

GUARDIANS [End]Where stories live. Discover now