BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA...
SEBAGAI READERS YANG BAIK HATI DAN RAJIN MENABUNG, BANYAK-BANYAKLAH KALIAN MENINGGALKAN JEJAK 🤣🤣🤣🤣
*
*
*
Ketika para penjaga berseteru........
*
*
*
Warning!!!
Tema cerita ini diadaptasi dari berbagai sum...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pic source : pinterest
****
Hanna berjalan lagi, tujuannya hanya satu, mengakhiri hidupnya karena tidak ada satupun alasan untuk dia tetap berada di dunia ini.
Ia menyusuri sungai Han, tempat favoritnya selama ini, mencari tempat yang sepi supaya tindakannya tidak dicegah orang lain
Air sungai bergejolak saat Hanna mendekat, seolah-olah menolak tindakan bodoh Hanna. Gadis itu berjalan ke tengah sungai, semakin ke tengah, air pun membentuk ombak seperti hendak mendorong Hanna kembali ke tepi
"Bantu aku... Jangan seperti ini... Biarkan aku menyatu denganmu" ucapnya sambil memainkan jarinya di dalam air
Seketika air sungai kembali tenang, menyerah dengan keputusan Hanna . . . .
Yuta melajukan mobilnya dengan kencang, mencoba menajamkan inderanya mencari keberadaan Hanna. Ia berharap gadis itu tidak melakukan sesuatu yang bodoh, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain
Ia mendecak kesal karna tidak bisa merasakan apapun, akhirnya dia masuk ke parkiran gedung tertinggi dan segera menaiki atap gedung tersebut. Inderanya lebih tajam jika berada di tempat tertinggi
Yuta memejamkan matanya, mencoba fokus akan suara, aroma, bahkan gerakan kecil sedikitpun tak lepas dari pantauannya
Sampai akhirnya angin meniup wajahnya, dia merasakan energi Hanna, hanya sedikit, tapi ia bisa merasakannya
Pria tersebut langsung melayang dan melesat cepat ke arah dimana energi Hanna berasal . . . .
Tubuh Hanna terlentang, perlahan-lahan tubuhnya turun ke dasar sungai. Matanya terbuka, mencoba memandang cahaya untuk terakhir kalinya, meninggalkan dunianya
Saat nafasnya sudah tidak bisa ditarik, akal sehatnya bekerja. Tubuhnya memberontak, mencoba menggapai-gapai permukaan
Air pun bereaksi, segera mendorong Hanna kembali ke atas, tapi Hanna melihat ke samping, ada bayangan orang tuanya disana, memeluknya agar Hanna tidak bisa kemana-mana
Ia tahu, itu hanya delusinya, sebagian akalnya menginginkan untuk mati tapi sebagian lagi ingin bertahan
Saat itulah dia merasakan tangannya ditarik seseorang. Hanna mencoba membuka matanya kembali dan ia melihat Yuta berusaha membuat udara mengelilingi mereka. Merekapun perlahan naik ke permukaan.
Hanna pingsan dan Yuta mencoba menyadarkannya. Memberikan pertolongan pertama berupa CPR. Saat Yuta mencoba menekan-nekan dada Hanna dengan kedua tangannya, ia berdo'a semoga ia tidak terlambat