Chapter 61

2.5K 391 54
                                    

"Sudah ku bilang tidak ada apapun." Zoro menjawab Nami yang marah melihat bawaan mereka. Sibuk membantu (Y/N) yang merengek karena gurita yang sedari tadi mengikutinya dari laut menempel.

"Sekarang menempel di kaki ku.." (Y/N) memberi kakinya pada Zoro yang menarik lagi gurita.

"Kapal itu rusak akibat perbuatan seseorang. Kalau tidak mungkin sudah terjadi kekacauan dan penumpangnya saling bunuh." Sanji menjelaskan.

"Hehe.. guritanya lucu juga." (Y/N) tertawa, memperlihatkan gurita di atas kepalanya.

"Kau..! Aku menyesal susah-susah meladeni mu!" Zoro mengamati (Y/N) yang malah terlihat sangat bahagia sekarang.

Dia memegangi (Y/N) yang mengejar gurita, karena hewan itu beralih ke atas Zoro. Mereka saling bertumpang tindih di lantai.

"Sayang sekali dia tidak hijau. Kalau tidak, kamu bisa jadi Ayahnya." (Y/N) berseru.

"Aku tidak mau jadi Ayah dari seekor gurita." Zoro menolak.

Di samping mereka, Luffy berjalan mondar-mandir dengan baju zirah besinya.

"Yang kita butuhkan itu informasi! Bukan pedang berkarat, peralatan dapur atau seekor gurita!" Nami menginjak barang-barang sampai hancur. Ia kemudian beralih menghancurkan pula baju zirah yang di pakai Luffy.

"Namanya Roro. Karena mengikuti Zoro." (Y/N) memberi tahu nama si gurita pada Nami yang lalu berteriak frustasi. Melihat penuh dendam pada gurita di atas kepala (Y/N).

"Hoi! Hoi!" Zoro menegur. Tidak mau si gurita di beri nama mirip dengannya.

Melepaskan Roro, meletakkan di atas tong. (Y/N) mengikuti Nami naik. Membujuknya agar berhenti marah-marah.

"Ini." Robin memberikan sesuatu pada Nami.

"Itu Eternal pose." Kata (Y/N).

"Aku mendapatkannya dari monyet-monyet itu saat masih ada di sini." Jawab Robin.

Memegang Eternal pose penuh hati-hati, Nami menangis terharu akhirnya ada rekan yang bisa dia andalkan.

"Sepertinya kau menderita sekali." Robin berkata simpati.

Dari belakang, suara ribut-ribut Luffy berteriak entah apa, (Y/N) tidak memperhatikan dan lebih memilih melihat Eternal pose.

"Lihat, ada tulisan Jaya di situ." Kata (Y/N).

"Sepertinya itu nama markas mereka." Balas Nami.

"Jaya? Kita akan pergi ke sana?" Luffy muncul dengan takoyaki di tangannya.

"Bukankah kau yang harusnya memutuskan?!" Seru Nami.

"Oke! Tujuan kita berikutnya adalah Jaya!" Seru Luffy. Memberi keputusan.

(Y/N) membuka mulut, mengambil suapan dari Luffy. Dia lalu berkeliling kapal, mencari sesuatu. Melihat lama tong yang awalnya ada Roro.

Rasanya tadi Roro di sini.

"Log pose tidak akan menunjukkan arah yang akurat kalau kita pergi ke sana. Jadi, bagaimana kalau kita pergi ke pulau Jaya terlebih dahulu sampai log posenya kembali benar." Robin memberi usul, menengahi perdebatan pergi ke Jaya atau ke pulau langit.

"Menurut ku juga begitu." Luffy, Usopp dan Chopper menjawab bersamaan.

Akhirnya keputusan telah di ambil, mereka berangkat ke pulau Jaya terlebih dahulu. Dari dapur, Sanji keluar membawa takoyaki untuk di bagikan.

"Hei, ada yang melihat Roro tidak?" (Y/N) bertanya.

Zoro dan Nami saling berpandangan, melihat takoyaki di tangan mereka. Mengingat Luffy berteriak tentang menemukan gurita di atas tong.

Harmonia ( One Piece x Reader )Where stories live. Discover now