"Jahatnya, memakan saudara mu sendiri." (Y/N) berkata dengan nada penuh simpati saat melihat Zoro datang membawakan hewan kodok berwarna hijau untuk di masak.
"Aku juga membawakan saudara mu."
Seekor tikus berukuran sedang di tunjukkan Zoro, mereka berdua saling melihat satu sama lain. (Y/N) tersenyum manis, meski begitu matanya memancarkan kekesalan.
Zoro sialan!
(Y/N) berbalik, menghindari pertikaian. Sedangkan Zoro mendekati Sanji yang memanggilnya, meminta untuk pedangnya menahan batu yang di bakar.
"Hei, kau kira pedang ku di buat untuk ini?" Zoro mengeluh tapi, tetap menurut.
"Eh? Sanji, apa kita akan makan batu bakar? Apa itu enak?" Luffy melihat ke dalam panci besar.
"Ini namanya rebusan batu panggang. Panas dari batu yang di panggang membantu rebusan mendidih, makanan ini bagus untuk kalian karena memaksimalkan nutrisi yang ada di dalam bahannya." Sanji menutup panci dengan tutupnya.
Sambil mereka memakan makan malam mereka, Nami mengulangi lagi apa yang ada di dalam buku harian Norland.
"Saat dia kembali ke Pulau Jaya, sebagiannya sudah lenyap dan kemungkinan besar ada di tempat kita berada sekarang." Kata Nami.
"Tapi, hutannya sangat berbeda dari Jaya." Zoro menanggapi.
Robin merasa karena efek lingkungan yang berbeda membuat tumbuhan dan binatang berkembang lebih cepat.
"Southbird yang membantu kami juga sangat besar! Pada awalnya ku kira itu Binbin tapi, ternyata bukan." (Y/N) menjauhkan piringnya dari tangan Luffy.
"Mungkin itu Ibunya Binbin." Luffy berujar.
"Aku juga berpikir begitu saat melihatnya!" (Y/N) berseru senang.
Dua orang itu tertawa bangga untuk pemikiran mereka yang sama.
"Kenapa mereka menolong kalian? Tentu saja aku juga sangat berterima kasih pada mereka karena sudah menolong (Y/N)-chan!" Seru Sanji, pandangannya fokus pada (Y/N) sambil melemparkan piring ke arah Zoro.
"Ku dengar mereka memanggil ksatria langit dengan sebutan dewa." Kata Chopper.
Luffy berteriak kaget, menunjuk Gan Forr yang masih pingsan. Bertanya apa mereka juga harus menghajar paman itu, yang balas di teriaki oleh Usopp.
"Siapa yang ingat apa tulisan Norland tentang data kota emas ini?" Tanya Nami.
"Aku melihat emas!" Luffy mengangkat tangan, menjawab bangga. (Y/N) tersedak kaget lalu tertawa.
"Kalau cuma itu kami semua juga tahu, bodoh!" Usopp berseru.
"Sepertinya dia menyebut sesuatu tentang tengkorak." Kata (Y/N).
"Iya, dia bilang 'aku melihat emas di mata kanan tengkorak' di halaman terakhir." Robin memberi penjelasan lebih rincinya lagi.
Nami lalu mengeluarkan peta pulau Jaya dari Robin dan peta Skypiea yang mereka dapat. Menyatukan keduanya tepat di titik rumah Cricket terbelah, menghasilkan bentuk seperti tengkorak.
"Yang di maksud oleh Norland adalah bentuk keseluruhan peta ini, tidak pernah terpecahkan karena selama ini hanya ada sebagian saja!"
Semuanya berseru kagum mendengar penjelasan Nami. Mengelilingi peta untuk melihat lebih jelas.
"Nami kalau berurusan dengan harta jadi, lebih pintar berkali lipat." (Y/N) memuji, Nami tertawa semakin bangga, menunjuk-nunjuk peta di tangannya.
"Besok kita akan pergi ke titik ini. Karena kapal tidak bisa di tinggalin begitu saja, kita bagi kelompok menjadi dua." Nami menunjukkan mata kanan tengkorak.
"Tidak salah lagi. Harta karun besar menunggu kita di sana."
°°°
Sanji dan (Y/N) bersenandung sepanjang jalan hutan, di belakang mereka Zoro berwajah masam karena ikut terjebak dengan dua orang yang selalu berselisih dengannya.
Mereka bertiga pergi mencari kayu bakar tambahan tidak jauh dari tempat kemah, masing-masing membawa kayu di tangan.
Menggandeng tangan (Y/N) agar tidak terpisah, Sanji sesekali berteriak memanggil Zoro yang ingin berjalan ke lain arah. Sedangkan (Y/N) menariknya lagi ke jalan semula.
"Lihat, (Y/N)-chan! Ada buah!" Sanji berseru, menunjuk buah yang mereka tidak tahu apa di atas pohon.
"Kelihatannya enak." (Y/N) menjawab.
"Besar juga.." Zoro mengomentari ukurannya.
Sesaat kemudian, Zoro sudah memanjat pohon lalu membawakan tiga buah. Mereka berjalan kembali sambil menghabiskan buah tersebut.
"(Y/N), tukar dengan punya ku! Rasanya terlalu manis."
(Y/N) menoleh, menukar miliknya dengan milik Zoro. Baru satu gigitan, wajahnya langsung mengerut.
"Asam!"
Zoro membohongi ku!
"Berikan itu pada ku, (Y/N)-chan!" Sanji menukar miliknya, melotot pada Zoro yang tertawa. Dia memasukkan paksa buah yang asam pada Zoro.
Buah asam itu akhirnya saling terlempar di antara mereka bertiga. Sanji yang tadinya mau melindungi (Y/N) malah ikut menjahilinya.
Semua operan itu berakhir setelah buah asam habis di telan paksa oleh Zoro. Di tempat kemah Nami menyesal kenapa menyatukan tiga orang tersebut setelah mendengar keributan dan aksi saling kejar mereka.
°°°
Api unggun sudah menyala, semuanya berpesta di tambah dengan serigala langit yang ikut bergabung. Gan Forr juga sudah sadar dan ikut duduk di tepi.
"Maaf. Aku tidak bisa banyak membantu kalian."
"Tidak. Anda sudah banyak membantu." Zoro memberi tahu, (Y/N) juga mengangguk setuju.
Dia, Zoro dan Robin menonton yang lain berpesta. Ksatria langit dan Pierre tersenyum melihat mereka.
"Bagi kalian, tanah ini mungkin alami. Tapi, di langit berbeda. Tidak ada awan yang bisa menciptakan dan menumbuhkan tanaman."
Ksatria langit mengambil segenggam tanah.
"Karena itu, kami menyebutnya Vearth. Selamanya benda ini akan menjadi pujaan penduduk langit."
TBC
Maaf, nama Ksatria langit sebenarnya siapa? Apa aku salah masukin nama?

KAMU SEDANG MEMBACA
Harmonia ( One Piece x Reader )
Fiksi Penggemar"Kembali dan jalankan tanggung jawab mu." (Y/N) kabur dari tanggung jawab yang di paksakan padanya ke laut, di sanalah dia akhirnya bertemu dengan alasan hidupnya yang baru. Dan bagi mereka, dia adalah gadis yang harus di lindungi dari dunia yang me...