Chapter 107

1.2K 190 1
                                    

(Y/N) duduk di samping Sanji khawatir, memandangi Sanji yang masih dalam keadaan yang sama.

"Seperti boneka kaca saja! Selain itu tubuhnya luka parah! Sanji, apa yang terjadi?!" Chopper memeriksa Sanji dengan panik.

"Berarti pelakunya adalah salah seorang anggota CP9 lain yang memiliki kekuatan buah iblis! Tidak ku sangka Sanji bisa kalah seperti itu!" Seru Nami.

Sedangkan (Y/N) menatap tidak tega Sanji, berkaca-kaca. Jari telunjuknya mengetuk tangan Sanji pelan.

"Sanji..."

"Maaf... Aku kalah, aku gagal merebut kembali kuncinya..."

Di atas mereka, Califa berdiri bertumpu tangan. Menonton mereka, Nami dan (Y/N) melihat ke atas.

"Sanji. Kau sudah bertempur sekuat tenaga? Kau benar-benar di kalahkan? Lawan mu adalah seorang wanita, padahal selama ini kamu selalu bersikap manis pada mereka..."

"Maaf... Soal kuncinya..."

"Bukan itu maksud ku! Sikap sok ksatria mu itu sekarang malah membuat mu sekarat begini! Apa sikap itu sangat penting?! Bagaimana kalau kau sampai mati?!"

"Aku tidak ingin mati... Hanya saja aku tidak bisa menyerang wanita... Diri ku ini di besarkan dengan pukulan, karena itu... Walaupun harus mati, aku tidak akan pernah menendang wanita!"

Diam saja selama mendengar Sanji dan Nami, (Y/N) perlahan menghela nafas. Dia memandangi Sanji dengan sorot mata tidak terbaca.

"Sanji... Terkadang aku merasa kau ini seseorang yang perlu di lindungi."

Seakan seperti kau mudah sekali untuk memberikan nyawa secara percuma.

(Y/N) kemudian berdiri sambil menahan kesalnya, melotot ke arah Califa yang tersenyum sombong di atas sana.

Sok cantik sekali! Beraninya melakukan ini pada Sanji!

"Aku ku pastikan dia menyesali ini!"

Sebelum (Y/N) bisa berlari naik tangga, Kumadori datang lagi dengan marah. Membuat (Y/N) berdesis kesal dan menahannya dengan rantainya, kemudian Chopper yang melihat kesempatan langsung memukulnya keras-keras.

"(Y/N), serahkan saja wanita itu pada ku." Nami mengambil Clima Tact miliknya, menoleh ke arah Sanji yang baru saja dia pukuli karena kesal.

"Harus ku akui. Sikap ksatria mu lebih baik daripada dulu." Nami tersenyum kemudian kembali serius saat menoleh ke arah Califa.

"Perlu bantuan?" (Y/N) bertanya tidak niat.

"Tidak. Dan jangan menunjukkan sikap malas mu secara terang-terangan." Nami melotot.

"Aku tidak malas!"

Hanya saja aku tahu Nami bisa mengalahkan wanita sialan itu sendirian.

"Hei, Nami. Pastikan kau habisi wanita itu sampai dia jadi tipis!"

Mendengar nada penuh kebencian (Y/N), Nami sedikit kaget kemudian tersenyum. Memberi tanda oke dengan jempolnya.

"Aku tahu. Aku tidak akan segan-segan."

°°°

(Y/N) membuka lebar mulutnya saat Kumadori menendang Chopper hingga merubuhkan sebuah dinding ruangan. Membuat mereka masuk ke dalam ruangan lain.

"Chopper!"

Dia berlari mengejar lalu menarik Kumadori ke belakang. Menampar wajahnya dengan rantai yang di lapisi angin kuat hingga Kumadori terlempar ke dalam kulkas.

Harmonia ( One Piece x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang