O7. pelakor dadakan

906 132 35
                                    

Pukul 04.45

BRAKK!! BRAKK!! BRAAKKK!!

Suara pintu digedor dengan tidak manusiawi, membuat Jake terpenjat kaget dan bangun seketika.

"Ya ampun, sepagi buta ini, ada setan alas menggedor pintu?"

"ARKANA!!" Seru wanita dari luar

"Astaga, bibi Yanti?" Gumam Jake.

Jake langsung saja melompat, turun dari ranjangnya dan keluar kamar. Sunghoon pun sama-sama terbangun, turut keluar dan kini tengah berdiri didepan pintu kamarnya sendiri.

"Ada siapa diluar, kenapa kasar sekali mengetuknya?" Tanya Sunghoon bingung.

"Jangan dihiraukan, mas. Lebih baik mas Varo masuk saja lagi kekamar, wanita tua diluar memang biasa seperti itu, aku harus menemuinya dulu ya," Jake buru-buru melangkah keluar.

"Memangnya dia itu siapa sih, sungguh tidak punya etika" lirih Sunghoon sembari geleng-geleng kepala.

.........

Diluar...

Jake sudah membukakan pintunya. benar saja, bi Yanti sudah ada diluar sembari berkacak pinggang dengan tatapan marahnya menghunus tajam kearah pemuda dihadapannya yang tengah berdiri dengan tampang bingung.

'dia sepertinya marah sekali, tapi aku bikin salah apa memangnya? Kalau soal penggerebekan malam itu, Kenapa dia baru marah sekarang?'

Jake nampak bingung sekali belum lagi dengan adanya anak bi Yanti yaitu Sandra disana, ia berdehem sebentar.

"Wah.. ibu dan anak sudah datang saja nih, mau ngapain? Rindu aku ya? Atau mau minta maaf karena sudah menistakan keponakan seperti ku?" Ujar Jake dengan santai.

Bibi Yanti memutar bola matanya malas, "cih, enak sekali kau ya? Tidur dengan nyaman bersama suami dadakan mu itu, ckckck!"

"Enak lah, dan lagi ngapain bibi dan dia kesini sih? Mengganggu kami saja," jawabnya.

"Apa lagi? Meminta uang sewa tanahnya lah"

Mata Jake sedikit melebar, "apa? Aku sudah membayarnya bi! Bisa bisanya bibi nagih lagi, apa diselewengkan lagi sama si Kentung itu?"

"Kurang ajar kau mengatai kakak ku seperti itu!" Sandra tidak terima kakak nya dikatai.

"Memang faktanya Kentung tuh"

"Hei, aku hanya ingin kau tau, jika uang sewa naik dua kali lipat," ujar bibi Yanti dengan santainya.

"Apa apaan!! Kok naik? Dua kali lipat lagi? Bibi jangan memeras saya dong! Saya juga keponakan bibi loh"

"Masa bodoh!!! Yang penting kau harus membayar uang Sewa mu sebanyak dua kali lipat dari harga sebelumnya, karena sekarang, tidak hanya ada dirimu yang menempati rumah ini, tapi suamimu turut tinggal disini"

"Apa? Tidak bisa seperti itu dong bi, bibi kenapa kejam sekali sih?"

"Ada apa ini, kok ribut sekali terdengar sampai dalam?"

Sunghoon keluar, bertanya dengan suaranya yang halus, sebab terganggu dengan suara bising diluar.

Sandra yang melihat wajah Sunghoon seketika membeku. Mulutnya terbuka lebar, terlebih ketika angin pagi tiba-tiba bertiup, menyibak rambutnya itu. Wajah putih, bersih, nan mulusnya seperti semakin bersinar.

'astaga! astaga! kenapa ada pangeran negeri dongeng yang tampan disini?' Sandra masih menatap Sunghoon tanpa berkedip.

Bi Yanti menoleh kearah Sunghoon, "Nah kebetulan kau keluar, supaya paham kalau mau tinggal disini, kau harus turut mengikuti aturannya"

Unexpected | SungjakeМесто, где живут истории. Откройте их для себя