21. bencana besar yang datang kembali

913 127 70
                                    

Dalam kesendirian nya, pria paruh baya itu memunculkan gerak gerik yang aneh, dia mengangkat satu tangannya dan menyentuh area kening. Seperti merasakan kesakitan dan karena itulah yang membuatnya terlihat oleng, hingga satu tangannya bertumpu pada tiang besar di sisi kanan.

Jake yang melihat itu langsung keluar dari dalam mobil Jungwon, dan berlari menghampiri pria tersebut, tanpa berfikir panjang.

Karena pada saat itu memang kantor sudah sepi, sementara pria lain yang bersamanya tadi sudah kembali masuk.

"Anda tidak apa pak?" Memegangi lengan pria tua itu yang langsung menoleh, terlihat sorot mata yang langsung melebar saat tahu yang menolongnya adalah Jake.

Berbarengan dengan itu juga sebuah mobil mewah berhenti di pelataran.

"Saya tidak apa-apa," ia menepis tangan Jake dan kembali berjalan, namun baru satu langkah kaki itu terayun, tubuhnya kembali oleng.

"Anda sakit pak, mari saya bantu."

"Lepaskan lengan tuan saya, dik!" Seru Jovan yang langsung mengambil alih. Jake pun melepaskannya, "apa vertigo anda kambuh tuan?"

"Hmm," jawabnya, sembari memegangi kepalanya yang terasa seperti berputar-putar.

"Arkana, apa yang terjadi?" Jungwon berlari menghampiri mereka, "tuan, apakah anda baik-baik saja?"

Dua orang itu hanya diam saja seraya terus berjalan menuju mobil mereka, dengan di bantu sang supir juga.

Jake pun meraih air mineral di tangan Jungwon, lalu berlari kecil menghampiri tuan Pandawa.

"Tuan, silahkan minum dulu tuan," Jake sudah membuka penutup botol itu.

"Singkirkan itu!! Kau pikir apa yang kau lakukan itu sopan?" Seru Jovan.

"Jovan! Aku ingin minum.." tuturnya lemas.

"Iya tuan," ucap sekertaris Jovan yang berjalan tergopoh-gopoh mendekati mobilnya, karena ada botol air mineral milik tuannya di dashboard depan.

Sementara Jake sendiri langsung menghampiri pria di dalam mobil itu.

"Hei!! Apa yang kau lakukan!!" Teriak Jovan, sementara Jake tetap meraih pelan kepala tuan Pandawa dan memberikannya minum.

"Tuan, ayo minum saja air dariku."

"Hei..!!" Hendak ia mendekat, namun tuan Pandawa mengangkat sedikit tangannya menahan sekertaris Jovan untuk mendekat.

Setelah meminum beberapa teguk, Jake tersenyum, "anda sudah lebih baik, tuan?" Tanyanya.

Sementara tuan Pandawa hanya diam saja, matanya masih terpejam dengan kepala yang kembali menyandar.

"Cepat keluar dari mobil itu!!" Titah Jovan.

Tanpa menunggu lama Jake pun melangkah keluar. Pintu mobil pun di tutup oleh Jovan, setelahnya beliau berjalan cepat berpindah menuju kursi depan, hingga tak lama mobil melaju pergi meninggalkan Jake dan Jungwon di sana.

Jungwon menghela nafas sejenak, "woahhh, kau berani sekali sih? Kau tahu tidak dia siapa?"

Jake mengangkat kedua bahunya, tidak tahu.

"Dia pemimpin tertinggi di sini." Jawab Jungwon, Jake pun tersenyum.

"Dia agak mirip seseorang, dan hatiku seolah terpanggil untuk membantunya."

"Hehehe, kau memang anak baik. Nih minum punyaku saja,"

"Itu kan milikmu, aku tidak terlalu haus kok."

"Barengan deh ya," ucap Jungwon membuka penutup botol air mineral itu, lalu menyodorkannya pada Jake lebih dulu.

"Kau ini ya," ia terkekeh, namun tetap menerimanya.

Unexpected | SungjakeWhere stories live. Discover now