O9. gara-gara mesin capit

810 120 29
                                    

Pagi berselang, Jake sudah sibuk dengan pekerjaan rumahnya dia lantas berjalan kedapur menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Sunghoon.

Setelahnya menyantap hidangan itu bersama, hingga waktu sudah semakin siang, Jake dan Sunghoon sudah siap.

Pria itu menggunakan setelan sederhana, yang tetap memperlihatkan dia sebagai tuan muda, karena kemeja rapih yang dia kenakan itu tidak terlihat murah, walaupun harganya tetap dibawah lima ratus ribu rupiah, dan berhasil membuat Jake mematung karena penampilannya itu.

Ya tuhan, pria macam apa dia ini? Kenapa setampan ini sih? Benar tidak sih, dia ini supir taksi online? batin Jake bertanya-tanya.

"Arkana? Sudah siap kan? Yuk jalan," ajak Sunghoon, pria itu melangkah terlebih dahulu.

"Ma-mas Varo? Aku.." Sunghoon segera menoleh.

"Emm, boleh tidak aku meminta sesuatu hal yang mungkin akan kurang ajar menurutmu?" Tanya Jake

"Kurang ajar? Maksudnya?" Sunghoon mengerutkan keningnya.

"Seperti ini," Jake segera meraih tangan Sunghoon dan menautkan jari tangannya dengan jari-jari tangan Sunghoon.

Pria itu sempat terdiam menatap tangannya itu, lalu kembali menaikkan dagu mengarah ke pemuda dihadapannya.

"Boleh kan, kalo aku minta digandeng oleh mu, mas?" Tanya Jake, terlihat wajahnya memelas dihadapan Sunghoon.

Sunghoon masih terdiam menatap pemuda yang kini tengah tersenyum kepadanya.

"Kenapa diam saja mas? Tidak boleh ya?" Tanyanya sedikit sedih.

Ia pun merenggangkan tangannya hendak melepaskan tautan tersebut, namun Sunghoon menahan itu dan kembali menguatkan genggamannya.

"Boleh kok Arkana," ucap Sunghoon, melihat Sunghoon mengizinkan sembari tersenyum membuat Jake merasa lega.

Dan tangan halus Sunghoon itu berhasil menumbuhkan getaran lain dihati Jake, bahkan debaran jantung Jake sudah semakin jelas ia rasakan, keduanya pun berjalan bersama keluar gang.

Terlihat beberapa orang memandangi mereka, sedangkan keduanya sudah tidak peduli dengan pandangan itu. Yang ada saat ini kedua wajah mereka tengah memerah akibat rasa senang karena tangan yang tengah menyatu itu.

awalan yang baik, Batin Jake yang merasa berhasil, melangkah lebih jauh untuk hubungan keduanya setelah ini.

Di depan mobil Sunghoon, pria itu melepaskan sejenak gandengannya, lalu membuka kunci mobilnya dengan menekan remote kecil ditangannya.

Piiipp ppiiiippp...

"Ayo masuk Arkana," titah Sunghoon.

Pria itu sudah melangkah menuju kursi kemudinya, ia bahkan tidak membukakan pintu untuk Jake, sehingga membuat Jake berjalan membuka pintu untuknya sendiri.

'haaah.. ingat Arkana ini bukan kencan tapi hanya jalan-jalan biasa jadi jangan berharap lebih kamu bisa diperlakukan selayaknya istimewa oleh pria itu' Jake kembali merasa kecewa.

Pemuda itu sudah duduk manis didalam sembari memasang seat beltnya.

"Kita mau kemana dulu?" Tanya Sunghoon, pria itu terlihat bersemangat.

"Niatnya mau langsung ajak mas ke daerah Kemayoran, cuman karena ini masih siang aku tidak tahu akan seasik saat malam hari atau tidak. Oh, atau mungkin kita ke Monas dulu saja?"

"Monas?" Tanya Sunghoon

Ya ampun, aku lahir dan besar disini, namun ke monumen nasional negaraku sendiri sepertinya tidak pernah seumur hidupku, batin Sunghoon.

Unexpected | SungjakeWhere stories live. Discover now