O8. masalah dikantor dan mengagumi sosok Adhitama

902 140 34
                                    

Di kantor utama perusahaan Adhitama group. Sunghoon yang tengah duduk melamun sembari memainkan pena, mengetuk-ngetuk bagian kepalanya itu dengan alat tulis tersebut.

Perasaan bingung yang membuatnya sedikit ada rasa terganggu akhir-akhir ini, tentang apa yang tengah ia jalani, sebab sepertinya ingatannya masih mermutar saja disana, tidak ada kemajuan sama sekali.

Untuk saat ini, dia bahkan masih belum menyadari adanya rasa lain dengan pemuda penjual kopi tersebut, selain rasa nyaman serta senang ketika melihat wajahnya yang senantiasa ceria itu.

Sebuah rasa ingin mengakhiri pun kerap hadir, tanpa perlu menyanggahnya, memang terkadang ada kalimat perpisahan yang tertahan diujung lidahnya saat tengah berbincang dengan pemuda itu.

Bukan apa-apa, tapi lebih karena ia takut? Akan melukai pemuda itu, jika dia terus-menerus bertingkah selayaknya suami yang baik namun tak memberikan hal wajib yang harus diberikan seorang suami pada istrinya.

Benar perjalanan mereka masih sangat panjang, usia pernikahan mereka pun Masih berjalan di Minggu yang sama, sudah jelas cinta itu belum ada diantara satu sama lain, bukan?

Namun perasaan yang mengganjal saat ini, adalah jika saja tidak akan pernah ada, rasa lain lagi yang timbul sebagaimana berkembangnya hubungan mereka kedepannya, bukankah itu akan sia-sia nantinya?

Sunghoon mengehela nafas, apa mungkin Victoria masih memenuhi hatinya?

Tunggu Victoria? Benar dia kembali mengingat sang mantan cinta pertamanya.
Wanita itu dulu pergi begitu saja dengan Gerry, teman sekaligus kekasih Victoria saat ini.

Dulunya mereka bertiga berteman.

Namun Victoria tiba-tiba mengatakan perasaan pada Sunghoon. Sehingga keduanya berpacaran selama beberapa tahun, merajut kasih yang tak sebentar memang tidak bisa semudah itu dilupakan.

Bahkan keyakinan Sunghoon dulu adalah menikahi gadis itu, gadis yang selalu membuatnya tertawa, yang selalu membuatnya ceria.

Hingga berujung pada sebuah kenyataan pahit yang ia dapatkan, di hari anniversary mereka yang ke empat tahun.

Di mana Sunghoon hendak melamarnya, sebagai Kado anniversary mereka, namun ia malah mendapati gadisnya tengah bercumbu mesra dengan pria yang sangat ia kenal, dan memutuskan hubungan mereka begitu saja.

Terlihat tangan Victoria saling bertaut dengan Gerry. Ya, dia lebih memilih Gerry, dan pergi ke Paris berdua.

Baru tahun ini wanita itu kembali ke negara ini, namun dengan gilanya dia meminta merajut cinta yang telah ia hancurkan sendiri.

Sunghoon mengerang kesal, dia masih saja kesal rasanya jika mengingat itu, mengingat sebuah pengkhianatan yang benar-benar membuatnya jera untuk bercinta lagi.

......

Tokk tok tok!

Sebuah ketukan dipintu membuyarkan lamunan Sunghoon, Sunoo masuk sembari menyeret seorang kepala devisi dibagian gudang.

Dimana pria itu bertugas sebagai penanggung jawab keluar masuknya suplai barang produksi dan kesediaan bahan mentah.

Seketika ia bersimpuh dengan kepala tertunduk, manakala sorot mata Sunghoon menghunus tajam kepadanya, ia beranjak meraih berkas yang di sodorkan Sunoo, membacanya beberapa saat.

Terlihat jelas ketegangan diwajah pria yang diseret sekertaris Sunoo tadi.

Sunghoon geleng-geleng kepala, "luar biasa, lebih dari dua puluh gulungan kain hilang setiap minggunya?"

Unexpected | SungjakeWhere stories live. Discover now