Prolog

2.2K 146 11
                                    

Aku harusnya sadar sedari awal, pertemuanku dengannya adalah sebuah kesalahan. Pria yang kujumpai tidak lebih dari sekian detik itu, sudah membuat jantungku berdetak kencang.

Perasaan yang baru bartama kali kurasakan ini, bukannya membuatku senang, tapi justru membuatku ketakutan dan tidak tenang.

Pria dengan postur tubuh tinggi sekitar 190 cm itu, memiliki perawakan wajah tampan, tatapan mata tajam, hidung bengir, bibir yang terlihat sedikit tebal dan jangan lupakan setelan pakaian yang dikenakannya, menambah kesempurnaan dirinya.

Saat itu, mata kami saling bertatapan tanpa ada yang berniat melepaskan pandangan lebih dulu. Wangi tubuhnya, pupil matanya yang menatapku berubah menggelap dan jika tidak salah, aku mendengar helaan napanya yang memberat saat aku melewatinya.

Tanpa sadar tubuhku bergetar pada saat itu. Aku tak berani menoleh ke belakang hanya untuk melihatnya kembali dan itu bertentangan dengan keinginan hatiku yang ingin melihatnya untuk terakhir kalinya.

Entah kenapa, aku tidak bisa mengilangkannya dari pikiranku. Sudah beberapa hari sejak pertemuanku dengannya, tapi sosoknya bukannya menghilang, namun selalu muncul dan menghantui hari-hariku yang sebelumnya tenang, sekarang menjadi berantakan dan berakibat pada pekerjaanku yang terbengkalai.

Bagaimana cara menghilangkannya dari pikiranku kalau sosoknya saja selalu muncul di mimpiku setiap malam. SHIT!.

Renjana | YiZhanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum