Chapter 15

839 93 6
                                    

Aloha

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Aloha... Selamat malam semuanya💛

***
Kelopak mata itu terbuka, menampakan kedua manik yang masih menatap sayu. Mencoba menyesuikan pandangan karena sesuatu membuatnya tidak nyaman. Kedua mata itu ternyata membengkak dengan sangat kentara. Cukup menghalangi pandangannya.

Bangun perlahan, ia melihat ada air minum di atas nakas. Bukan ia yang menyimpannya di sana, pasti pria itu yang melakukannya. Meraih gelas itu, lalu meneguk habis air yang ada di dalamnya. Tenggorokannya terasa kering pengaruh baru bangun tidur, juga akibat dari teriakan dan tangisannya semalam.

Mata bengkak dan keadaan kamar yang remang-remang, membuatnya kesulitan melihat sekitar. Bangkit berdiri dari ranjang, pemuda itu perjalan ke arah jendela. Mata itu menyipit silau, menerima cahaya matahari yang masuk melalui jendela saat menyibak horden.

Ia memejamkan mata, merasakan hangatnya sinar matahari. Ia tersenyum kecil, bersyukur karena dirinya masih bisa menyambut hari ini, masih bisa melanjutkan hidup dan yang paling penting tidak kehilangan apa yang sudah ia jaga sejak terlahir ke dunia karena Wang Yibo tidak melakukannya. Ya Tuhan, maafkan ia yang sudah berniat bunuh diri.

"Terima kasih, Tuhan."

Ketika berbalik, ia baru tersadar kalau kamarnya terlihat berbeda. Ia kira keadaan kamar berantakan yang akan ia jumpai, ternyata sebaliknya. Keadaan kamar yang kacau dengan barang berserahkan di lantai akibat amukan Wang Yibo semalam, sudah kembali pada tempatnya semula. Kamarnya benar-benar bersih dan tertata dengan sangat baik, kecuali ranjang yang masih berantakan.

Dering telpon berbunyi mengambil atensinya. Meraih ponsel di nakas dan nama Yubin tertera di sana, namun bukan itu yang membuatnya terkejut. Sekarang sudah jam dua belas siang! Astaga, ternyata ia tertidur sangat lama.

"Hal___"  salamnya bahkan belum selesai, tapi sahabatnya itu sudah memotongnya.

"Xiao Zhan. Kau mau tidak ikut ke festival makanan di taman kota, bersama karyaman magang yang lain?"

"Yubin, aku bahkan belum selesai dengan salamku." Ia menjawab Yubin dengan suara serak. Itu akibat dari teriakannya semalam karena siksaan Wang Yibo.

"Zhanzhan! Kamu baru bangun tidur?!"

"Iya." Ia melirik pada pantulan dirinya dalam cermin besar di samping meja.

Ketika Wang Yibo meninggalkannya semalam, ia tidak melakukan apa-apa selain menangis dan tertidur karena kelelahan. Bahkan tubuh polosnya masih sama, ia tidur tanpa sehelai pakain sejak semalam.

"Ternyata kebiasaan burukmu masih belum hilang juga. Oh ya, ajakanku tadi. Kamu mau ikut?"

Ajakan itu terdengar menyenangkan, tapi sayangnya keadaannya sekarang tidak memungkinkan untuk ikut. Seluruh tubuhnya terasa remuk, wajah sembab dan kedua mata bengkak itu tidak bisa ditutupi. Menyedihkan.

Renjana | YiZhanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن