Chapter 13

822 108 7
                                    

Xiao Zhan berjalan santai, pura-pura tak melihat salah satu bodyguard  Wang Yibo yang mengikutinya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Xiao Zhan berjalan santai, pura-pura tak melihat salah satu bodyguard  Wang Yibo yang mengikutinya. Pria gila kuasa itu tidak terlihat, tapi tidak melepaskannya untuk pergi sendirian. Xiao Zhan ingin gila meratapi hidupnya yang sangat menyedihkan. Ia ingin tertawa, melihat hidupnya yang sudah bukan miliknya lagi.

Kakinya lelah berjalan jauh hingga bisa sampai di jalan yang cukup ramai. Kediaman pria itu ada di wilayah sepi, bukan di dalam hutan atau pun di ujung kota. Kediaman itu masih di dalam kota, hanya saja dibangun di tanah luas yang sekitarnya dipenuhi pohon-pohon rimbun. Saat benar-benar keluar dari wilayah itu, ada gerbang besar yang menjadi pintu masuk.

Kawasan itu sepertinya dikelilingi tembok besar yang tidak bisa dijangkau sembarangan orang. Saat datang kemarin, ia tertidur selama perjalan dan sudah berada di kamar Wang Yibo saat terbangun. Bisa bayangkan berapa waktu yang ia butuhkan untuk ke luar dari sana? Xiao Zhan terlalu malas untuk menghitungnya.

Karena kehabisan banyak tenaga, Xiao Zhan memutuskan untuk singgah di minimarket, tepat di perempatan jalan. Ia pergi dari kediaman pria itu hanya berbekal ponsel yang ada di saku piyama tidurnya. Iya, Xiao Zhan hanya mengenakan piyama tidur berwarna biru bergambar anak ayam di setiap sisinya.

Ia perlu memulihkan tenaganya dengan sesuatu yang manis. Jadi ia membeli es krim dengan uang yang ada di balik cash ponselnya dan memakannya di depan mimimarket itu. Di sana disediakan meja dan tempat duduk untuk pengunjung. Dari tempatnya duduk, di ujung sana terlihat bodyguard itu masih mengintainya. Pria itu terlihat sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Bodoh sekali ia berpikir bisa lepas dengan mudah dari pengawasan Wang Yibo.

Melihat kendaraan berlalu lalang sambil menghabiskan es krimnya, Xiao Zhan bingung bagaimana caranya ia bisa pulang. Ia tidak bisa pergi jauh karena tidak punya uang yang cukup untuk memesan taksi dan halte bus sepertinya masih jauh. Saking takutnya tadi, ia bahkan tidak sempat mengambil tasnya di kamar pria itu.

Sial! Ia kabur tanpa persiapan apapun! Lebih sialnya lagi, ponselnya mati kehabisan baterai. Ia jadi tidak bisa menghubungi Yubin untuk meminta bantuan. Tidak ada uang, ponsel mati dan tampilannya yang hanya memakai piyama tidur bermotif anak ayam itu persis seperti anak hilang.

Ya ampun, apa yang harus ia lakukan. Xiao Zhan tidak mau kembali ke tempat pria itu dan diperlakukan buruk olehnya. Ia masih punya harga diri. Tidak mau harga dirinya diinjak-injak sesuka hati pria itu.

Xiao Zhan ingin membuktikan padanya bahwa ia bukan pemuda yang lemah. Ia ingin menunjukan jati dirinya yang sebenarnya di hadapan Wang Yibo bahwa ia adalah pemuda yang kuat. Ia bisa melawan sikap gila kontrol pria itu meski tenaganya hanya seperti tenaga anak kecil bila berhadapan dengan pria itu.

Meski terdengar mustahil, Xiao Zhan akan berusaha membuat pria itu bertekuk lutut padanya. Semoga itu bisa terjadi bukan dalam mimpinya saja.

Hampir dua jam ia duduk di sana dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Pria yang mengawasinya sejak tadi dengan cepat merubah posisinya menjadi siaga. Melihat sekitar dan tidak menemukan mobil Wang Yibo di sekitarnya membuat Xiao Zhan bernapas lega, pria itu tidak mengikutinya.

Renjana | YiZhanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu