chapter 2

284 26 2
                                    

~Selamat membaca~




"Sial, semua ini salah mu Dareen! Andai kau tidak berkhianat, aku tidak akan berakhir tragis seperti ini”

Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya bibir mungil Yona menyalahkan Dareen atas tragedi tiga hari yang lalu--- menyebabkan dirinya kini menjadi bagian dari akademi Flowering. Belum lagi dengan perjalanan yang memakan waktu begitu lama, Yona benar-benar dongkol berada di kereta kuda ini.

“apa anda tidak lelah tuan putri? anda terus menyalahkan saya”

entah apa yang membuat Dareen begitu berani dengan keluarga kerajaaan Rowena ini. tidak seperti pelayan kebanyakan, Dareen terlalu santai menjawab setiap ucapan majikannya. Beruntungnya Yona tidak pernah mempermasalahkannya karena selama ini Dareen melakukan pekerjaannya dengan baik. ya, kecuali dengan menyerahkan Clausel---boneka kesayangannya pada sang ibu.

“sekali lagi kau melakukannya, ku pastikan kau pergi ke atas sana” ancam Yona sembari menunjuk langit biru dari balik jendela kereda kuda.

Bukannya takut, Dareen malah tergelak. Meski begitu, ia tahu Yona tidak benar-benar akan melakukannya. Mau bagaimanapun, mereka telah bersama sejak kecil. tetapi itu bukanlah alasan untuk Dareen bersikap kurang ajar. Dareen mengetahui batas untuk bersikap. Jujur saja, ketika marah pun Yona sama sekali tak menyeramkan, malah terlihat menggemaskan.

“lama sekali. Bangunkan aku jika kita sudah sampai” perintah Yona sebelum akhirnya terlelap dengan kepala menyender dibahu kokoh Dareen.

-Dream Come True-

-Akademi Flowering-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Akademi Flowering-

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya tibalah kereta kuda milik Yona tepat di depan gerbang besar dengan tulisan Flowering di atasnya. Mendengus kesal, Yona dengan malah keluar dari kereta kudanya.

Yona tak menyangka dirinya akan di sambut semeriah ini. red carpet di bentang sedemikian rupa, tak lupa dengan para petinggi akademi yang ikut berbaris rapi menyambut kedatangan dirinya juga Dareen. Yona pikir, di akademi ini mereka tidak akan memandang kasta, ternyata pikirannya salah besar.

“kami memberi salam pada bulan kekaisaran, Yona Rowena”

Suara-suara lantang itu dengan kompak memberi salam pada sosok yang kini mulai berjalan di atas red Carpet dengan angkuh.

“terimakasih atas sambutan hangat kalian”

“tentu yang mulia, sudah menjadi kewajiban kami melakukannya”

Yona hanya diam dengan ekspresi datarnya, tidak berniat untuk beramah tamah lebih jauh. Dirinya lelah usai melakukan perjalan panjang.

"Jika berkenan, kami dapat memandu anda untuk melakukan tour di akademi flowering ini"

Salah satu petinggi menawarkan diri. Yona memberi isyarat kepada pelayan pribadinya untuk mengambil alih.

“tolong tunjukkan jalan. Tuan putri membutuhkan istirahat”

Inilah sebab Yona selalu mempertahankan Dareen di sisinya. Selain telah mengenal baik bagaimana karakter Yona, Dareen seakan mengetahui apa yang tengah Yona pikirkan.

Kini terlihat para petinggi itu menatap tak suka pada sosok Dareen yang mereka anggap hanya sebagai pelayan beruntung karena mendapat kesempatan menjadi salah satu sosok terdekat tuan putri kekaisaran ini.

“kerja bagus” bisik Yona yang seketika membuat Dareen tersenyum bangga.

“tentu saja”

-Dream Come True-

Akhirnya, tibalah mereka disebuah ruangan yang katanya mulai dari sekarang akan menjadi kamar pribadi Yona. Ya, seharusnya di akademi Flowering satu kamar ditempati oleh 3-4 orang. Tetapi akan berbeda konsepnya, karena Yona adalah tuan putri Rowena, jadi mereka memberikan perlakuan khusus. Yona pun tidak berniat untuk menolak, karena jujur saja ia tak nyaman jika harus berbagi ruang dengan orang lain

 Yona pun tidak berniat untuk menolak, karena jujur saja ia tak nyaman jika harus berbagi ruang dengan orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“saya pikir anda akan diberikan kamar sempit” suara berat Dareen menggema dilamar yang cukup luas ini.

“mereka gila jika benar-benar melakukannya” menyetujui ucapan Yona, Dareen mengangguk singkat sebelum pandangannya jatuh pada sebuah buku bersampul merah darah. Disana tertutulis jelas judul buku ‘'Demon'.

“sepertinya ini buku milik pemilik kamar sebelumnya”

Tanpa ragu Dareen meraih satu-satunya buku yang tergeletak rapi diatas meja, setelah itu menyerahkannya pada Yona yang terlihat tak tertarik sedikit pun.

“buang saja, kau tahu kan aku tidak suka membaca?”

“rasanya tidak sopan jika kita membuang barang yang ada diruangan ini. jika anda memang tidak berkenan membacanya, biarkan saja buku ini disini” Dareen kembali menaruh buku itu ditempat semula.

“yayaya, terserah kau saja. silahkan keluar, seperti katamu---aku butuh istirahat”  Yona menggibaskan tangannya angkuh, membuat Dareen diam-diam mencibirnya. Namun tak urung melakukan apa yang diperintahkan Yona.

“baiklah! Mari Clausel, kita beristirahat” dengan penuh kasih sayang Yona mendekap boneka usangnya---Mencium beberapa kali boneka bernama Clausel itu dengan gemas sebelum terlelap dalam mimpinya.

Namun, tak ada yang mengetahui bahwa setelah kamar yang cukup mewah itu sunyi seorang pria tampan dengan surai putih panjangnya mendekati Yona yang tengah terlelap.

Pria itu tersenyum hangat melihat bagaimana posisi tidur Yona yang lucu. Tangan pria itu kemudian terulur, mengelus surai merah menyala milik Yona. Mengelusnya dengan penuh sayang dan cinta.

“ya, beristirahatlah…kau pasti lelah” gumamnya, sebelum menghilang mengikuti semilir angin.

Dream Come TrueWhere stories live. Discover now