chapter 10

139 16 0
                                    

-Selamat membaca-

Di sinilah Yona, Dareen, dan ke-4 bintang akademi berada. tepat di depan gerbang besar menjulang tinggi istana kekaisaran Rowena.

Melihat kedatangan tuan putri mereka dengan cepat para pengawal membuka gerbang tak lupa membungkuk hormat. Penuh kebahagiaan Yona melangkahkan kaki mulusnya memasuki istana yang kurang lebih selama 5 bulan ia tinggalkan.

Berbeda halnya dengan Yona dan Dareen yang merasa bahagia karena dapat kembali ke istana tercinta tempat mereka tinggal, ke-4 bintang akademi terlihat ragu mengikuti langkah gadis cantik bersurai merah yang tengah memimpin jalan di depan sana.

Mereka pikir, selepas pergi dari akademi mereka akan langsung menuju ke wilayah selatan dimana para iblis tengah gencar-gencarnya membuat ulah. Namun ditengah perjalanan Yona malah memaksa mereka untuk mampir ke istana, karena memang untuk menuju wilayah selatan mereka melewati istana kekaisaran ini. maka dari itu dengan terpaksa mereka menuruti keinginan sang tuan putri yang terlihat sangat ingin untuk berkunjung ke rumahnya. Lagi pula, jika di pikir-pikir mereka sangat lelah dan membutuhkan tempat untuk beristirahat.

“semuanya~! Keluarlah menyambut kedatangan tuan putri cantik jelita ini!” teriak Yona dengan suara super halusnya, mampu membuat ke-4 bintang terlonjat kaget. Berbeda halnya dengan Dareen dan para pekerja istana yang memang sudah terbiasa akan kelakuan Yona.

“sama sekali tak mencerminkan seorang tuan putri terhormat” cibir Kaiden yang tak Yona tanggapi walau dirinya mendengar jelas.

“jangan asal bicara Kaiden, ingatlah kita tengah berada dimana” peringat Belicia, sementara Abel dan Gabriel hanya diam sembari mengikuti langkah Yona yang memimpin jalan.

Setelah beberapa menit berjalan memasuki istana yang memiliki ukuran amat besar, tibalah mereka disebuah ruangan dengan dekorasi elegan. Di tengah-tengah ruangan ini tersedia sebuah meja makan besar yang sepertinya mampu menampung puluhan orang.

Meski ke-4 bintang berasal dari keluarga kaya raya, tetap saja kemewahan di istana jauh lebih mencengangkan di banding dengan apa yang dimiliki orangtua serta keluarga mereka.

Ini adalah kali pertama mereka mendapatkan kesempatan mengelilingi dan melihat-lihat bagian dalam istana, karena dikekaisaran ini mempunyai aturan dimana mereka yang bukan anggota istana kerajaan tidak bisa berkeliaran didalam istana kecuali mereka tengah mengadakan perasaan besar.

Perayaan itu pun selalu di adakan di aula istana, sebab itulah mereka cukup kagum melihat dekorasi tak biasa didalam istana. lain halnya dengan Abel yang juga merupakan seorang pangeran kekaisaran sebrang, baginya ini tak jauh berbeda dengan apa yang ada di istananya.

“wah, lihatlah siapa yang datang? Gadis cantik ini dari mana bisa memasuki istana? para pengawal tampaknya sangat lalai bekerja”

terlihat sosok cantik nan anggun menuruni tangga di ikuti oleh beberapa pelayannya. Wanita paruh baya itu menatap tajam sang putri, tetapi nada bicaranya mengalun dengan indah di gendang telinga mereka yang mendengarnya.

“ayolah bu, aku baru saja tiba dan ibu tidak menyambut kedatanganku” dengan ekspresi merajuk Yona menyerahkan bonekanya pada Dareen, kemudian memeluk Saviera erat.

“salah siapa kau datang tiba-tiba? kau pasti kabur dari akademi bukan? Dasar anak nakal!”

“kami memberi salam pada cahaya kekaisaran, permaisuri Saviera Rowena”
Penuh kekompakan ke-4 bintang memberi salam sembari membungkukkan tubuh mereka sebagai bentuk hormat.

Sudah cukup mereka menyaksikkan drama ibu dan anak dihadapan mereka saat ini. rasanya cukup menjengkelkan sebab keberadaan mereka terasa tak kasat mata dan kedua ibu dan anak itu terlihat asyik dengan dunianya sendiri.

“ternyata kita kedatangan tamu ya? hoho aku tidak menyadari keberadaan kalian” Saviera tertawa pelan sembari mencubit pinggang ramping Yona. sudah jelas Saviera jengkel karena Yona membawa masuk teman-temannya kedalam istana.

“siapkan ruangan dan camilan untuk tamu putri nakalku ini” lanjutnya, memerintah pada para pelayan yang berjaga diruangan itu.

-My Devil Dol-

Makan malam telah usai, kini mereka memutuskan untuk berbincang-bincang sebentar. Tidak—lebih tepatnya Saviera mengintrogasi mereka karena merasa bingung akan kepulangan sang putri yang lebih cepat dari seharusnya.

“Belicia Enermis---putri ketiga Duke Enermis, Kaiden Stewart---putra tunggal marquiss Stewart, Abel Wingston---pangeran dari kekaisaran Wingson, dan Gabriel Howard—putra ternak terbesar kekaisaran. Tidak kusangka, putriku kini memiliki teman yang beragam. Ini adalah suatu kemajuan yang patut dibanggakan”

Yona memutar bola matanya malas usai Saviera menyebutkan satu persatu latar belakang dari ke-4 bintang akademi. Sementara itu, ke-4 bintang sendiri merasa sedikit canggung sebab Seviera dengan jelas menyebutkan gelar keluarga mereka. Tak di sangka-sangka, permaisuri kekaisaran ini dengan cepat mengetahui identitas mereka karena Yona membawa mereka masuk kedalam istana.

“Yona, biasakah kau menjelaskan apa alasan kau berkujung ke istana ini sebelum masa liburan di akademi tiba?” tanya Osvaldo yang sedari tadi diam.

“kami menjadi perwakilan dari akademi untuk ikut menghabisi iblis-iblis itu” aku Yona tanpa takut dengan tatapan tajam yang seketika kaisar, permaisuri, dan kedua pangeran layangkan.

Merasakan bagaimana kentalnya aura-aura mengerikan ini, ke-4 bintang akademi tidak berani membuka suara barang sedikitpun. Mereka menyerahkan seutuhnya pada sosok gadis bersurai merah yang dengan santainya malah memakan anggur yang tersedia di atas meja. Sama sekali tak takut dengan amukan keluarganya.

“kau? Menjadi perwakilan untuk membunuh para iblis itu? hahahaha jangan bercanda! Selain bermain dengan boneka busuk itu, kau bisa apa?!” Sky marah mendengar pengakuan sang adik perempuan kesayangannya itu.

“aku tahu kau tidak sewaras kami Yona, tapi tak seharusnya kau bertindak nekat seperti ini” timpal Sun sembari menggeleng menatap tak mengerti Yona.

“bukan hanya gadis itu yang gila, tapi juga dengan akademi Flowering. Berani-beraninya mereka mengirim anak kecil ini untuk berperang? Ck ck ck” Saviera ikut menyuarakan suaranya.

Kini hanya tinggal Osvaldo seorang yang belum berkomentar. Yona sama sekali tidak perduli dengan ucapan kedua kakak juga ibunya, sebab ia sudah terbiasa mendapatkannya. Lain halnya dengan para tamu yang jelas tidak terbiasa akan suasana ini.

“bagaimana ayah? tentu ayah tidak mempermasalahkannya bukan?” tanya Yona yang seketika mendapat delikan tajam dari ibu dan kedua kakaknya.

“kembali lah ke akademi” perintah Osvaldo dingin, namun sama sekali tak membuat Yona gentar. Yona mengetahui sang ayah tidak akan pernah mengizinkannya untuk melakukan hal-hal berbahaya seperti ini.

memangnya, ayah mana yang rela melihat putri mereka kesusahan dan berada dalam bahaya? Yona jelas mengetahuinya, akan tetapi ia tak bisa tinggal diam karena ini juga menyangkut keselamatan semuanya.

“ayah tidak bisa mengatasinya sendirian. Ingin bagaimanapun aku juga seorang putri kekaisaran ini. aku juga ingin berguna, tidak hanya seharian bermain dengan boneka busuk dan usang seperti apa yang dikatakan oleh kak Sky dan seantero kekaisaran”

Dream Come TrueWhere stories live. Discover now