chapter 19

103 12 0
                                    

-Selamat membaca-



Malam kembali tiba, cahaya rembulan pun malam ini bersinar terang. sehabis membersihkan tubuhnya, Yona masih menggunakan jubah mandinya dan tak lupa handuk yang bertengger rapi di atas kepala. Dengan ekspresi datar Yona melihat deretan pakaian tidurnya tak minat.

Nyatanya, kehilangan Clausel benar-benar membuatnya terkena dampak besar. Selain bersemangat membunuh para iblis, Yona tidak berselera dan berkeinginan melakukan apapun.

Tuk!

Kebiasaan seorang Yona Rowena sedari kecil adalah memadamkan lampu kamarnya dan membiarkan jendela terbuka lebar. Yona pikir itu tidak masalah karena di sekitarnya memiliki pengawasan dan keamanan yang ketat. Namun Yona melupakan dimana dirinya berada saat ini, ia tidak sedang berada di istana melainkan kediaman Duke Enermis.

Merasakan seseorang tengah menyelinap masuk ke dalam kamarnya, Yona dengan cepat bersembunyi di lemari pakainnya. Sedikit di biarkan celah pintu lemari terbuka agar dapat melihat idiot mana yang berani memasuki kamarnya. Dengan cahaya minim, Yona memicingkan matanya dengan dahi mengerut dalam---berusaha mengenali sosok yang tampak tengah kebingungan mencari sesuatu.

Beberapa detik kemudian, barulah Yona tersadar bahwa sosok yang kini menaiki ranjangnya adalah pria yang selama ini sering menyelinap masuk dan memberikan kecupan hangat di pipi ataupun kening, juga mengelus lembut kepalanya saat ia tertidur pulas. Yona bersiap keluar dari tempat persembunyiannya, namun pergerakannya terhenti saat melihat apa yang terjadi selanjutnya.

“apa? bagaimana mungkin?!” Yona membekap mulutnya rapat-rapat, tidak ingin persembunyiannya terbongkar.

-My Devil Dol-

Pagi kembali datang, memberikan kehangatan tak terhingga. Pagi ini Yona terlihat cantik dengan gaun berwarna Cream dengan motif bunga. Gadis itu dengan cepat membantu Belicia dan ibunya yang tampak sibuk dengan masakan mereka. Selama tinggal di kediaman Duke Enermis ini Yona jadi terbiasa memasak dan memasak telah menjadi kegiatan favoritnya.

“selamat pagi, tuan putri” sapa Belicia dan Duchess Enermis dengan senyum cerah.

Yona membalas sapaan mereka dengan cara serupa, kemudian membantu pekerjaan kedua perempuan itu tanpa di minta. Belicia dan ibunya sudah cukup terbiasa dengan pemandangan pagi dimana sang tuan putri kekaisaran Rowena ini berada di dapur mereka dan ikut membantu memasak.

Awalnya mereka merasa tak enak hati membiarkan sang tuan putri melakukan pekerjaan dapur, namun Yona memaksa untuk melakukannya dan mereka tidak bisa menolak keinginan gadis itu.

“tuan putri! tuan putri!”

Dareen menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

“ada apa ini tuan Dareen? Anda membuat kami terkejut” nyonya Duchess berhenti melakukan kegiatannya, begitu juga dengan Yona dan Belicia.

“berita besar! Tuan putri, saya melihat Clausel berada di kamar anda!”

Tentu, mendengar ucapan Dareen mampu membuat Belicia dan ibunya tersenyum senang. Sebab, mereka tahu betul bagaimana selama satu bulan ini Yona kehilangan gairah hidupnya. Namun, melihat ekspresi tenang Yona yang bahkan terlihat tidak perduli membuat mereka mengeryit tidak mengerti. Yona kembali melanjutkan pekerjaannya yang tengah mengiris bawang.

“apa ini? anda sudah mengetahuinya?” Dareen terlihat cukup kecewa sebab Yona tidak antusias mendengar kabar baik ini.

Dengan posisi membelakangi ketiga orang itu----Dareen, Belicia, dan nyonya duchess, Yona menghela napas dalam dengan ekspresi murungnya.

“aku menemukannya di lemari. Clausel terselip di antara tumpukan baju tidurku”

“benarkah? Pantas saja kita tidak bisa menemukannya meski telah memasang jutaan poster” Belicia mengangguk paham seolah mengerti apa penyebab mereka tidak menemukan boneka kesayangan Yona itu.

Berbeda halnya dengan Dareen yang kini memicingkan matanya curiga.

“sepertinya saya sudah berulang kali mengecek lemari itu, tetapi tidak pernah menemukannya” aku Dareen.

“mungkin saja anda melewatkannya tuan. Sekarang yang terpenting Clausel telah di temukan bukan?” nyonya Duchess menjawab keraguan Dareen dengan senyum keibuannya. Yona diam-diam bernapas lega, gadis itu tidak berniat menceritakan kepada siapapun perihal apa yang di lihatnya kemarin malam.

-My Devil Dol-

Sore ini, entah dari mana Yona mendapatkan ide untuk meyakinkan dirinya. Yona ingin berjumpa kembali dengan sosok pria yang sering kali menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Hanya saja, Yona tidak tahu bagaimana cara agar pria itu menampakkan wujudnya. Oleh sebab itu, Yona kembali mengunjungi hutan perbatasan yang memang sangat sepi dan di rasa aman untuk menjalankan aksinya.

Di hutan besar ini, Yona hanya seorang diri dengan Clausel yang senantiasa berada dalam dekapannya. Hari yang semakin petang membuat suasana hutan tampak mengerikan. Di tengah kesunyian ini Yona di temani oleh suara jangkrik-jangkrik yang saling bersahutan.

Yona tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, jika benar apa yang di lihatnya kemarin adalah sungguhan---seharusnya pria itu benar-benar akan menunjukkan wujudnya saat melihat apa yang akan Yona lakukan saat ini.

Setelah menaruh Clausel di atas sebuah batu yang berada tepat di hadapannya, Yona meraih sebuh pisau buah yang sedari tadi ia sembunyikan di balik saku jaketnya.

“Clausel, kita selalu bersama sejak aku lahir ke dunia. Jadi, aku ingin kau menemaniku untuk terakhir kalinya. Ini terlalu memuakkan, aku ingin mengakhirinya” setelahnya Yona tanpa ragu sedikitpun berusaha melukai dirinya sendiri dengan mengiris urat nadinya.

“apa yang kau lakukan?!”

Pisau buah itu belum sempat menggores Yona sedikitpun, namun kini telah terpelanting jauh. Akan tetapi, bukan benda itu yang menjadi fokus utama Yona---melainkan sosok tampan yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan marah.

“tidak sia-sia aku melakukannya. Kau tertangkap!”

Yona menciptakan barrier angin ciptaanya, hingga Clausel tidak akan bisa melarikan diri tanpa seizinnya. Yona sudah menduga, Clausel tidak akan membiarkannya terluka dan entah mengapa itu membuat jantung Yona berdebar tak karuan.

Dream Come TrueWhere stories live. Discover now