chapter 22

102 12 0
                                    

-selamat membaca-

Melihat kedatangan sosok tampan yang tengah berjalan dengan gagah tanpa berlama-lama mereka memberi jalan sembari berbaris rapi, setelahnya membungkuk hormat. pria itu menatap sosok yang tengah duduk di atas singgasananya dengan pose angkuh, menatapnya dengan seulas senyum terkesan sinis.

“yo! Akhirnya kau pulang!”

Pria itu tetap diam, tidak menampilkan ekspresi apapun menatap sosok bermahkota di atas sana.

“ada apa ini? kau meninggalkan bayi kesayangnmu itu sendirian? Hati-hati saja, aku akan menculiknya”

Kali ini pria itu menampilkan senyum devilnya.

“ide bagus. Banyak lalat busuk berusaha mendekati bayi tercinta ku. Tentu aku harus menyingkirkan lalat-lalat itu bukan?”

-Dream Come true-


"apa?! uhuk!-uhuk!”

Yona yang tengah menikmati camilannya seketika terbatuk hebat. Dareen dengan sigap membantu mengelus tengkuknya hingga di rasa kondisi Yona membaik.

“kau tidak sedang bercanda kan?” iris zamrud itu bergetar, pikirannya seketika kosong dan perasaannya campur aduk tak karuan.

“nona Belicia di temukan dalam kondisi tak bernyawa siang tadi. Ia mengalami kecelakaan dan jatuh ke dalam jurang” ulang Dareen sekali lagi.

Yona menggeleng sembari menyugar surainya hingga membuat helai-helai merah itu berantakan. Dareen menangkap kedua lengan kecil seputih susu milik Yona, menghentikan aksi gadis itu yang lama-lama berubah menjambak rambutnya sendiri.

bagaimana ini? bagaimana ini??! Belicia satu-satunya harapan ku. Jika gadis itu tidak ada lagi, bagaimana aku bisa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya?!” batin Yona dengan pikiran berkecamuk.

Yona tidak mengerti mengapa Belicia pergi lebih cepat dari yang seharusnya. Yona tahu masa depan sedikit demi sedikit telah berubah. Ia berhasil menutup pintu para iblis hingga kini kekaisaran kembali seperti biasanya. Hanya saja, Yona tidak menyangka Belicia malah meninggal dunia karena sebuah kecelakaan kuda. Apakah ini bayaran atas masa depan yang berubah? Pertanyaan itu terus tergiang di kepala Yona.

-Dream Come True-

Kediaman Duke dan Duchess Enermis terlihat lebih ramai sebab para prajurit dan pelayan kembali bekerja di kediaman itu usai Yona menutup pintu yang di gunakan para iblis untuk memasuki dunia manusia.

Dengan gaun hitamnya, Yona memasuki kediaman yang tak asing lagi baginya.
Seorang pelayan menuntun Yona untuk menemui Duke dan keluarganya hingga tibalah Yona di sebuah ruangan cukup besar yang penuh dengan perabotan kamar. Tidak perlu di tanyakan, sudah jelas kamar ini milik siapa---Belicia Yang telah lebih dulu pergi meninggalkan mereka.

Yona mengangkat salah satu tangannya sebagai kode untuk mereka agar Duke dan keluarganya tak perlu memberi salam. Melihat bagaimana mereka menangis mampu membuat hati Yona bergetar.

Yona kemudian beralih menatap Duchess yang menangis tersedu-sedu. Tak jauh berbeda, kedua saudara Belicia juga tampak sama histeriusnya. Kecuali Duke yang tampak menatap kosong foto bingkai Belicia yang terpajang di kamar ini. Duke memisahkan dirinya, duduk di pojok ruangan. Meski tidak meneteskan air matanya, Yona mengetahui bagaimana hancurnya perasaan pria paruh baya itu sekarang.

Kini hanya tersisa Yona dan Duchess di kamar milik Belicia ini. Duchess tak lagi menangis, tetapi tatapan senduh dan putus asa usai kehilangan putrinya tercetak jelas di wajahnya. Yona mendekati sembari menggengam jemari dingin milik Duchess, berusaha memberi kekuatan meski tahu itu tidak berguna. Hati dan perasaan Duchess sebagai seorang ibu tengah terluka.

“terimakasih tuan putri, anda menyempatkan waktu untuk berkunjung” meski begitu Duchess berusaha menampilkan senyumnya saat mengucapkan rasa terimakasihnya.

“tentu nyonya, Belicia adalah satu-satunya teman wanita yang saya punya”

Mendengar kembali nama putrinya, Duchess tanpa sadar menangis. Yona diam-diam merutuki kebodohannya, ia tahu betul dirinya bukan sosok yang dapat menenangkan seseorang yang tengah terpukul seperti ini. akhirnya Yona hanya dapat memberikan pelukannya.

“salam pada bulan kekaisaran, Yona Rowena”

Ketiga bintang akademi memberi salam pada sosok Yona yang baru saja keluar dari kediaman Duke Enermis. Melihat bagaimana ekspresi murung ketiga pria di hadapannya, Yona jelas mengetahui mereka merupakan salah satu sosok yang merasa paling kehilangan Belicia. Mereka telah bersama dan mengenal sejak lama dan berakhir dalam satu kelompok bernama ‘bintang akademi’. Jelas kehilanga Belicia merupakan pukulan besar bagi Gabriel, Kaiden, dan Abel.

“masuklah, aku baru saja menemui Duke dan keluarganya”

Yona mempersilahkan ketiga pria itu untuk pergi saat menyadari salah satu dari mereka tampak tak sulit untuk melakukannya.

Tanpa ingin menunggu jawaban dari tiga pria itu, Yona kembali melangkahkan kakinya yang tadi sempat terhenti. Namun suara bariton itu kembali menghentikannya.

“terimakasih anda telah datang berkunjung ke pemakaman Belicia”
Gabriel mewakili kedua temannya mengucapkan rasa terimakasih mereka.

-Dream Come True-

Surat resmi dari akademi pagi ini Yona terima. dengan perasaan kesal Yona melempar surat berlambangkan bunga itu ke sembarang tempat. Yona tidak habis pikir dengan kepala sekolah dan para petinggi lainnya. Tepat satu minggu setelah meninggalnya Belicia, mereka dengan cepat menentukan posisi bintang akademi yang kini tersisa satu bangku yang kosong. Mereka meminta Yona untuk menggantikan posisi Belicia.

“bakar surat itu!”

perintah Yona dengan cepat Dareen laksanakan detik itu juga tanpa banyak bicara, sebab mengetahui suasana hati sang putri yang seketika memburuk usai menerima surat resmi dari akademi.

“untunglah masa libur masih lama. Aku malas kembali ke akademi itu!” Yona menggerutu kesal.

Sampai kapanpun ia tidak akan ingin menjadi bagaian dari bintang akademi. Selain merepotkan, Yona merasa tidak berhak mengambil posisi Belicia meski gadis itu telah pergi meninggalkan mereka.

Yona tidak perduli jika orang lain akan menempatinya, asal bukan dirinya. Yona tidak ingin lagi terlibat dengan hal-hal merepotkan. Akhir-akhir ini sudah cukup banyak hal yang menimpanya---terutama keputusan  Clausel untuk meninggalkannya. Setiap kali mengingatnya hati Yona berdenyut sakit.

Dream Come TrueDonde viven las historias. Descúbrelo ahora