chapter 21

107 12 1
                                    

-Selamat membaca-


Pagi ini terasa lebih menyejukkan dari biasanya, terlihat embun pagi memenuhi taman bunga di taman utama istana. kupu-kupu berterbangan mengelilingi Yona dan Belicia yang saat ini tengah duduk berdua di sebuah bangku yang tersedia. Belicia mengeratkan jaket yang di kenakannya, gadis itu tidak tahan akan cuaca dingin.

“jadi, ada perlu apa kau datang sepagi ini?” Yona meletakkan Clausel yang sedari tadi berada di pangkuannya ikut duduk bersama mereka di bangku kayu itu.

“ini tentang apa yang saya lihat di masa depan”

“apa itu?”

Seketika Yona merasa tertarik. Iris zamrud itu menatap sepenuhnya akan sosok Belicia yang terlihat gugup.

“saya melihat yang mulia kaisar bertarung dengan seorang pria tampan. Hanya saja, saya belum pernah melihatnya dan saya tidak mengenalnya. Namun, keadaan yang mulia tidak baik-baik saja---beliau hampir tewas”

Mendengar pengakuan itu, Yona cukup terkejut namun berusaha menutupinya. Tanpa kata Yona meraih bonekanya, kemudian mencium pipi boneka itu dalam satu kecupan.

Cup!

Bagaikan sihir, saat itu juga sosok Clausel dalam wujud manusia tampan kembali hadir. Tentu saja, Belicia menatap pemandangan di hadapannya dengan ekspresi terkejut setengah mati. selain kaget mengetahui selama ini boneka jelek dan usang yang selalu Yona bawa kemana-mana adalah sosok tampan, Belicia juga kini mengingat pria itu yang berada dalam mimpinya.

Bukan tanpa sebab Yona berani membiarkan Belicia mengetahui rahasianya. Entah mengapa Yona merasa sosok yang Belicia maksud adalah Clauselnya, oleh sebab itu Yona ingin memastikannya.

“tu—tuan putri?” Belicia terlihat linglung melihat sosok tampan bersurai putih yang kini berdiri tegap di samping Yona yang terlihat santai memetik beberapa bunga.

“belum ada yang mengetahui ini kecuali dirimu, Belicia. Aku harap kau dapat merahasiakannya” Yona menyerahkan setangkai bunga mawar berwarna hitam pada Belicia dengan senyum manisnya. Clausel sendiri hanya diam mengamati sosok cantik bersurai merah itu.

“terimakasih telah memberitahu saya, tuan putri. ta—tapi, pria ini lah yang saya lihat akan bertarung dengan yang mulia kaisar. Saya tidak tahu ternyata pria itu adalah Clausel”

Belicia menunduk sembari menatap setangkai bunga mawar yang tadi Yona berikan, tidak berani berlama-lama menatap Clausel yang tengah melayangkan tatapan dinginnya.

“benarkah? Clausel, kau tidak berniat melakukannya bukan?” Yona bertanya dengan santai, tak lupa dengan senyum manis merekah di wajahnya.

Beberapa hari ini, Yona memastikan bahwa pria itu benar-benar Clauselnya yang selalu bersamanya selama lebih dari 16 tahun ini. sebab itu Yona pikir Clausel yang selalu bersamanya jelas mengetahui bagaimana ia bertumbuh kembang selama belasan tahun ini.

bagi Yona, Clausel tidak akan mungkin melakukan hal yang dapat membuat dirinya membenci pria itu. selama ini, Yona tidak memiliki teman yang dapat di ajak untuk bercerita mengenai kehidupan pribadinya hingga sering kali Yona menceritakan sesuatu yang ia rasa tak bisa di ceritakan oleh orang lain kepada Clausel. Pria itu jelas mengetahui semuanya.

“entahlah, sebentar lagi aku akan pergi. Ku rasa hal semacam itu tidak akan terjadi”

“kau? Pergi ke mana?!” tanpa sadar Yona menaikkan intonasi suaranya. Jelas gadis itu terkejut, Clausel baru saja kembali pasca menghilang selama satu bulan lebih dan kini hendak pergi? Tiba-tiba dada Yona terasa sesak, matanya pun terasa pedih.

Yona menatap tajam sosok tampan yang menjulang tinggi di hadapannya. Yona menanti jawaban pria itu, tetapi yang di dapatkannya hanya keheningan. Merasa marah di abaikan Yona membalikkan tubuhnya, bersiap pergi meninggalkan tempat itu.

“cih, untuk apa juga aku bertanya. Silahkan saja jika kau ingin pergi, maka aku tidak perlu pusing menutupi keberadaan makhluk mengerikan seperti mu”

Setelahnya Yona membalikkan tubuhnya, pergi meninggalkan Clausel dan Belicia di taman itu. melihat kepergian Yona dengan cepat Belicia juga pergi meninggalkan Clausel seorang diri dengan sedikit canggung.

Clausel menatap punggung mungil Yona yang semakin menjauh. ekspresi pria datar, sebelum menghilang bagai debu.
Sementara itu Yona sebetulnya belum pergi begitu jauh. Gadis itu masih berada di balik salah satu pilar istana yang menjulang tinggi.

Yona menyenderkan tubuhnya di pilar itu sembari memejamkan matanya. secuil rasa bersalah kini tengah di rasakannya seusai memberikan ucapan yang menurutnya keterlaluan. Menyebut Clausel ‘makhluk mengerikan’, tidak seharusnya ia mengucapkan hal semacam itu. 

Sebetulnya, Yona tidak rela Clausel pergi meninggalkannya. Tidak---Yona tidak akan pernah rela. Yona telah terbiasa akan keberadaan Clausel selama ia lahir kedunia. Baik dalam wujud manusia ataupun wujud boneka usangnya. Hanya saja, Yona tak ingin menjadi naïf jika mengatakan ia lebih menyukai Clausel dalam bentuk boneka. Yona senang dan lebih menyukai jika saja Clausel dapat bertahan dalam wujudnya saat ini selamanya.

“ck, setelah menjadi pria tampan dia meninggalkanku seorang diri? Hahaha"

Yona tertawa miris sebelum akhirnya tetes demi tetes cairan itu membasahi pipinya. Yona tidak rela di tinggalkan seperti ini, gadis itu tidak akan pernah rela. Yona ingin menghentikan Clausel dan mencegah pria itu untuk tidak pergi dan tetap berada di sisinya. Hanya saja, ketika Clausel berada dalam wujud seorang pria Yona terlalu malu mengatakannya. Terlebih itu adalah keinginan Clausel sendiri untuk pergi.

“atau mungkin dia lelah menghadapi ku selama 16 tahun ini” gumam Yona di sela-sela tangisannya. Di lorong istana yang sepi pagi ini, Yona meluapkan emosinya tanpa sadar seseorang sedari tadi tengah menatapnya.

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang