chapter 14

119 14 0
                                    

-Selamat membaca-





Menatap keadaan sekitar, mereka semua sudah tergeletak tak berdaya. Pemandangan penuh darah ini membuat Yona menahan napas dalam. Matanya tak sengaja menatap Clausel yang terkena cipratan darah milik Osvaldo, juga debu akibat terjatuh di atas tanah.

Perlahan Yona menyingkirkan Osvaldo yang berada di pangkuannya ke tempat yang di rasa aman. Setelahnya meraih Clausel yang tampak semakin kotor akibat terkena darah dan debu. Matanya terasa perih, entah karena menahan tangis atau kemasukkan debu. Yang jelas Yona tidak sabar ingin memberi pelajaran pada iblis yang telah berani melukai ayahnya.

“jaga Clausel baik-baik” perintahnya sembari menyerahkan Clausel pada Dareen yang bersender lemah di pohon kering.

Bukan hanya Osvaldo yang berusaha menghalangi niat Yona untuk melawan tangan kanan raja iblis itu, cukup banyak yang ingin menghentikan aksi nekatnya sebab yang mereka tahu Yona payah dalam menggunakan sihir.

Di antara ratusan orang ini, hanya Belicia dan kepala sekolah akademi yang mempercayai kemampuan seorang Yona Rowena walau mereka sendiri sebetulnya belum pernah melihatnya.

Yona tidak perduli akan teriakan ayahnya yang berulang kali memintanya untuk segera pergi meninggalkan wilayah selatan ini. Yona merasa dirinya sudah cukup menjadi gadis penurut beberapa hari yang lalu saat Osvaldo memintanya untuk tidak ikut turun ke dalam arena pertempuran.

Dalam satu jentikan jari, sebuah barrier angin kini muncul---Memisahkan Yona dari dunia luar hingga kini hanya tersisa ia dan iblis saja didalamnya.

Dari luar barrier, mereka bisa melihat apa yang terjadi dengan jelas, dimana Yona terlihat santai menatap sosok mengerikan yang berdiri beberapa meter dihadapannya.

Sky yang telah bangun dari pingsannya pun berusaha memasuki Barier ciptaan sang adik, tetapi dengan cepat Osvaldo menghentikannya karena tahu barrier itu persis seperti yang dimiliki Saviera---siapapun yang berusaha masuk atau keluar tanpa seizin pemiliknya maka dapat di pastikan akan lenyap saat itu juga dengan cara terpotong-potong bagian tubuhnya.

Akhirnya mereka yang berada di luar Barier hanya dapat berdoa agar sang tuan putri dapat kembali dengan selamat, walau mengetahui kemungkinan itu sangat kecil adanya.

“gadis kecil, kau mengantarkan nyawa dengan sukarela"

Yona terkekeh mendengar suara mengerikan itu menyapanya.

“bukan aku, tapi kaulah yang mengantarkan nyawa” balas Yona, kemudian menghilang bagaikan angin.

Melihat Yona yang tiba-tiba saja menghilang mampu membuat mereka semua kebingungan, termasuk juga dengan sang iblis yang bahkan tidak bisa merasakan aura ataupun energi milik gadis cantik itu.

“AKH! AKH!"

Berikutnya, mereka dibuat terkejut dengan teriakan nyaring sang iblis. makhluk itu terlihat kesakitan, ketika angin-angin tajam datang dari berbagai arah menyerangnya tanpa ampun.

Tubuhnya penuh dengan sayatan tajam. Iblis itu tak dapat berbuat lebih di bawah kendali kekuatan angin milik Yona. gadis itu tak terlihat wujudnya, tetapi berbagai serangan terus dilayangkan untuk iblis yang masih setia menjerit kesakitan.

“berisik sekali, hanya karena angin kecilku seantero kekaisaran ini dapat mendengar teriakanmu”

Yona kembali menampakkan wujudnya dengan penampilan berbeda. gaun merah marun yang tadi dikenakannya berubah menjadi gaun biru muda bercampur putih yang tampak indah.

Bukan hanya gaun yang berubah

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Bukan hanya gaun yang berubah. Di tangannya kini juga terdapat sebuah kipas tangan berwarna putih dengan aksesoris bunga. Melihat bagaimana penampilan menawan Yona, gadis bersurai merah itu lebih cocok menghadiri acara minum teh bersama para lady dibandingkan berada di wilayah selatan dan bertarung dengan sosok mengerikan itu.

“manusia rendah! Beraninya kau!” teriak iblis itu mampu membuat gendang telinga Yona berdenyut sakit.

“ternyata kau belum paham… baiklah, biarkan aku memberimu sebuah pemahaman”

Tangan mungil Yona mulai menggerakkan kipas di tangannya, hingga angin-angin tajam itu kembali menyerang sang iblis dari berbagai arah. Selagi angin masih ada di bumi, Yona jelas tidak akan pernah kalah dari sosok mahkluk yang tengah berteriak kesakitan.

Iblis itu tidak bisa melakukan apa-apa karena angin pun seperti serangan kasat mata yang tak bisa di tangkisnya. Pada akhirnya, iblis itu jatuh dengan posisi bertulut di bawah sepatu kaca milik Yona. gadis cantik bersurai merah itu menutupi sebagian wajahnya dengan kipas tangannya, hingga hanya terlihat iris zamrudnya yang menatap iblis dibawahnya penuh hina.

“hanya segini kemampuan mu? hahaha kau terlalu lemah! Hari ini aku akan menjadi malaikat cantik untukmu”

dengan senyum bahagia Yona menendang kepala iblis itu hingga terpental beberapa meter dan berakhir menabrak barrier angin ciptaannya.

“sosok jelek dan lemah seperti ini berani mencari ulah di wilayah ku? Lebih baik kau bersembunyi saja di balik ketiak busuk rajamu!” Yona kembali melayangkan hinaanya, membuat iblis itu semakin marah dan kembali bangkit menyerangnya dengan sisa kekuatan yang di milikinya.

Sihir-sihir berwarna hitam itu melesat dengan sangat cepat mengincar Yona, namun dengan mudah gadis itu menghindar yang malah terlihat seakan tengah menari di aula dansa. Osvaldo sendiri tidak menyangka putri yang selama ini ia manjakan ternyata begitu hebat.

Melihat bagaimana Yona dengan mudah menghindari serangannya, iblis itu menggeram. Ia kehabisan akal dan berakhir menggunakan senjata terakhirnya, yaitu merubah bentuknya menjadi sebuah lubang hitam yang siap menelan Yona tanpa ampun.

Tarikan itu begitu kuat hingga Yona terseret memasuki lobang hitam tesebut. Sekuat tenaga Yona berusaha melepaskan diri, namun usahanya tak berhasil karena tubuhnya tak dapat di gerakkan. Mereka sendiri yang berada di luar barrier berterik histeris melihat Yona yang perlahan namun pasti tersedot kedalam lobang hitam yang tampak mengerikan.

Entah mengapa pandangan terakhir Yona tertuju pada Clausel yang masih berada di genggaman Dareen. Detik berikutnya, matanya terbelalak kaget saat melihat Clausel terbang dengan kecepatan tinggi menuju kearahnya. Semuanya terjadi begitu cepat, sebelum kesadarannya menghilang Yona melihat iblis itu melebur menjadi abu ketika Clausel menyentuhnya.

Dream Come TrueWhere stories live. Discover now