[29] Jelous

202 26 8
                                    

Dengan semangat pria yang sedang menyeret koper itu menekan beberapa tombol di handphone nya.

"Sayang?"

"Kenapa Taeyong? Tumben sekali kau panggil Mamah dengan sebutan sayang."

"Sial salah sambung!"

Telepon itu tertutup, Boa di sebrang sana hanya melongo menatap handphone.

"Dasar anak itu!" Ucapnya lalu melemparkan benda persegi panjang itu ke sofa lalu membaca majalah kembali.

Pesawat itu akan segera berangkat, nomor yang ia ingin hubungi tidak aktif alhasil ia memasukkan handphone itu ke dalam sakunya lalu bergegas masuk ke dalam pesawat.

Setelah beberapa jam mengudara pria itu dapat bernafas bebas di darat. Supirnya sudah menunggu, menyambut bosnya dengan sumringah.

Taeyong rindu istri dan anaknya.

"Antar kan saya ke rumah."

Perjalanan menuju rumah terasa lambat menurut Lee Taeyong yang sudah amat sangat merindukan wanitanya.

Tepat pukul 10:00 akhirnya ia sampai dengan selamat di depan rumah sederhana milik Taerin itu.

Pintu rumah terbuka, ia segera masuk dan mendapati ada seorang pria duduk di ruang tamu.

Wajahnya tampak datar dan terkesan dingin, senyum manisnya benar-benar hilang saat itu juga.

"Kak Taeyong?" Ucap Taerin dengan wajah terkejut.

"Kena—"

Tanpa sepatah kata Taeyong masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras.

"Sialan!" Ucap Taeyong setelah merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap, wajahnya ia tenggelamkan dalam bantal.

"Laki-laki itu kenapa kemari! Arghhh bajingan!" Umpatan itu otomatis keluar dari bibirnya dengan wajah kesal, bahkan tangannya mengepal kuat.

Taeyong terduduk mengambil ponsel yang berada di meja kecil lalu mengambil kunci mobil. Ia segera bergegas keluar dari kamar menuju halaman dimana mobilnya terparkir melewati Taerin yang berusaha menahan dan Lucas yang meminum kopi dengan santainya. Tanpa menoleh ataupun menjawab pria itu pergi menggunakan mobilnya.

Di sebuah taman bermain sekolah pria yang masih memakai pakaian kantor sedang menunggu seseorang.

"Papah Taeyong?"

"Daviddddd~"

Pria itu memeluk sang anak, rasanya seperti menyedihkan padahal hanya perkara itu saja.

"Necan kemana?"

"Hari ini Papah yang jemput kamu, kita makan siang lanjut jalan-jalan, bagaimana? David mau?"

"Ayo Pah, David mauuu!"

Pria itu membuka pintu mobil untuk anaknya dengan senyuman lebar, kesedihan itu sudah ia lupakan semenjak melihat wajah David.

"Oh ya David mau permen cokelat?"

"Mau Pah."

Taeyong menyerahkan permen cokelat yang ia beli sebelumnya. Dengan cepat David membuka permen itu, sang ayah tersenyum melihat anaknya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A SECRET [LEE TAEYONG] ✔Where stories live. Discover now