[33] End

229 20 12
                                    

Saat ini Taerin berada di dalam mobil, matanya sengaja di tutup oleh suaminya.

Wanita itu mengira jika hanya ada Taeyong di dalam mobil itu, padahal sudah ada David, Boa dan Jaejoong. Ditambah Haechan dan Ravn yang masih memiliki hari libur, Taeyong mengundangnya untuk mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan.

Entah mengapa pria secuek itu bisa membukakan pintu pertemanan dengan pria yang memiliki sifat bertolak belakang.

Lee donghyuck alias Haechan memiliki sifat yang powerfull, mudah bergaul dan sangat ceria. Sedangkan Kim Youngjoo atau nama kerennya Ravn itu manusia santai dengan bumbu tegas dan mudah tersenyum, sangat jauh berbeda dengan Lee Taeyong yang terkenal kaku dan cuek.

Saling melengkapi.

Mobil berhenti di sebuah rumah berlantai tiga dengan cat berwarna putih, tampak begitu elegan dan mewah.

Air mancur dan kolam ikan membuat mata terasa segar, di tambah lagi bunga dan pohon yang menyejukkan.

Dengan perlahan David menuntun sang Bunda ke tempat yang sudah di bicarakan. Taeyong perlahan membuka penutup mata itu.

Cahaya matahari yang hangat itu menerpa wajah Taerin, matanya terbuka menampilkan semua orang yang ada di sana disambut oleh suara mereka yang tergolong heboh.

"Taaaraaaaaaa~"
"Yuuuuuhuuuuu~"
"Hhhoooorrrreeeee~"
"Congratsssssssss~"

"Ini hadiah pernikahan kita yang aku janjikan." Sahut Taeyong dengan senyum termanis nya.

Taerin melihat rumah itu lalu berlari kecil kepada suaminya, berterimakasih sebanyak-banyaknya, matanya berkaca-kaca.

Semua yang melihat itu merasa terbawa suasana, David ikut masuk memeluk kedua orang tuanya, Boa dan Jaejoong saling merangkul sedangkan Haechan dan Ravn saling pandang lalu menunjukkan tampang menangis sambil merengek mereka yang terbilang sangat konyol.

"Mari kita masuk~" Ucap Taeyong sambil menuntun David memimpin barisan.

Taerin menatap punggung suami dan anaknya yang membuat dirinya bangga. Sejauh ini keputusan untuk tetap bertahan hidup adalah pilihan terbaik, walaupun begitu banyak kesulitan yang dirinya hadapi tapi tidak membuatnya menyerah.

Sempat terpikirkan akan mengakhiri hidupnya setelah perjuangan mencari uang dengan hal apapun untuk mempertahankan hidup sang ibu tapi Tuhan berkata lain, di situlah titik terendahnya.

Memikirkan segala cara untuk tetap berada dalam kewarasan adalah hal yang paling sulit.

Satu-satunya orang yang dia miliki meninggalkan dirinya begitu saja tanpa pamit ataupun salam perpisahan yang manis.

Melihat David tumbuh besar sebuah anugerah terindah bagi Lee Taerin.

Seseorang yang membuat dirinya bertahan hidup sampai sekarang adalah anaknya sendiri.

Ketika Taerin merasakan tubuhnya lemah dan berpikir bahwa dirinya akan segera sirna di dunia ini adalah anggapan yang salah, ternyata sebuah janin telah tumbuh di rahimnya dan membuatnya bertahan.

Matanya menampilkan wajah Taeyong yang sempat terbesit sebuah kebencian membara di hatinya, tapi entah mengapa semakin membencinya percikan api itu kian meredup dan menimbulkan sebuah lelehan salju di sekitarnya dengan hasil, api itu padam.

Sebuah cinta tiba-tiba turun begitu saja tanpa permisi.

Menatap Boa dan Jaejoong yang sedang bersenda gurau bersama anaknya membuat Taerin benar-benar bersyukur ada di antara mereka.

Haechan dan Ravn adalah teman yang bisa membuat takdirnya berjalan dengan semestinya.

Semesta akan menampilkan sisi terbaiknya jika kita berusaha. Seperti mendaki gunung yang tinggi, selain kita memerlukan tekat, niat dan usaha. Kita juga harus berani melawan rasa takut, salah satunya takut kehilangan seseorang yang kita sayangi bukan berarti kita harus takut untuk tetap menjalani hidup.

People come and people go.

Setelah ibunya pergi, David datang.

"Bunda... David mau ayam bakar~" Sahut anak itu ketika melihat ibunya yang sedang sibuk memanggang.

"Oke~ satu pesanan akan siap~"

Taeyong terkekeh kecil, mengambil alih panggangan dan menyuruh istrinya untuk duduk manis.

"Haechan kamu kan pintar memanggang..." Celetuk Taeyong tiba-tiba.

"Sebaiknya kau saja yang memanggang~" Sahut Ravn sambil mendorong tubuh Haechan yang berada tepat di sampingnya.

"A- t-tapi..."

"Aduh anak muda ini! Sini biar Papah saja!" Merebut capitan yang masih di tangan Taeyong, Boa mengikutinya dari belakang.

"Selain Tampan menawan, Papah juga jago masak. Ya kan mah?" Tanya Jaejoong pada Boa yang sedang mengoles kecap ke beberapa potong ayam itu.

Wanita itu terkekeh kecil mendengar ucapan suaminya yang cukup percaya diri itu. "Iya iyaaaa... Kamu ini multitalenta!"

Taeyong menghela nafasnya mendengar tingkat kepedean ayahnya sendiri.

Ravn dan Haechan saling menatap lalu melempar pandangan. Sepertinya mereka satu pemikiran untuk hal ini.

Mereka duduk di depan meja yang sudah penuh dengan makanan, selain memanggang daging ayam dan sapi mereka juga memanggang sosis kesukaan David. Selain itu Taeyong juga memesan makanan lainnya lewat online alhasil satu meja besar penuh makanan.

Dengan lahap mereka makan dengan tenang, David sibuk dengan sosis kesukaan sesekali Taerin dan Taeyong bergantian menyuapi ayam bakar pada anaknya.

"Kak Taeyong maaf di dalam tas ku ada tisu..."

Sang suami dengan sigap membuka tas istrinya yang memang ada di dekatnya, mengeluarkan tisu yang dimaksud.

Tapi sebuah benda tiba-tiba jatuh, Taeyong mengambil itu.

Matanya membulat melihat benda apa itu, nafasnya lebih cepat, dan jantungnya sudah berpacu dua kali lipat.

Memeluk istrinya tiba-tiba.

"Terimakasih sayang~ a-aku sangat bahagia sekali..." Ucapnya terbata-bata karena menahan haru.

Lee Taerin membalas pelukan itu dengan lembut, tersenyum manis sambil mengusap punggung suaminya yang bergetar karena menangis.

Semua yang di sana memandang pasangan itu dengan penasaran.

"Ada apa?"

Taeyong melepas pelukan itu, mengangkat benda tadi tinggi-tinggi.

"Aku akan punya anak lagi~"

Boa menutup mulutnya karena kejutan itu, Jaejoong memeluk istrinya dengan tampang haru. Ravn menepuk tangannya sambil tersenyum lebar, Haechan mengepalkan tangan meninju udara seperti selebrasi gol dan David sumringah saat orang tuanya berkata akan mempunyai adik.

"Woahhhhh woahhh mantap sekali kak Taeyong!" Sahut Haechan.

"Akhirnya aku punya cucu lagi~" Ucap Boa sambil memeluk Taerin dengan senang.

"Hooooo~ buatlah banyak cucu untuk kami!" Celetuk Jaejoong sambil menepuk bahu Taeyong dengan bangga.

Taeyong tersenyum miring. "Memangnya aku Papah... Aku bisa membuat anak lebih banyak lagi jika Taerin mau..."

Mendengar itu Lee Taerin merasa merinding, ia tidak habis pikir dengan otak suaminya yang sudah mulai terinfeksi otak teman-temannya yang cukup melenceng.

"Bagus! Lagi pula aku cukup banyak warisan untuk di bagikan cucu-cucu ku nanti!" Kata pria yang menjadi orang tua Taeyong sambil menaikkan alisnya beberapa kali.








~END~








Makasih buat temen-temen yang udah support book ini dan selalu nunggu walaupun lama banget update nya.

Maaf kalo bikin kecewa, tapi aku ngambil ini sebagai ending karenaaaaa.....

Aku akan bikin sequel nya nanti, jadi tenang aja!



Semangat buat kalian, bahagia selalu dan sehat terus o(〃^▽^〃)o

A SECRET [LEE TAEYONG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang