Sudah dua tahun berlalu sejak pertama kali Tärä masuk ke dunia Pandora.
Selama dua tahun itu, dia sudah mempelajari banyak hal. Dia juga sudah membuat ikatan dengan seekor tulkun muda yang ditemukannya saat bermain-main diluar karang.
Dia tumbuh sebagai kembang desa. Bersama-sama dengan Tsireya, mereka berdua menjadi gadis idaman setiap pemuda Metkayina.
Saat ini, dia dan teman-temannya sedang bermain dengan ilu-nya.
Lebih tepatnya, Tärä, Tsireya, Ao'nung, dan Roxto ingin mengadakan balap.
"Baiklah, muka ikan! Kali ini aku pasti akan menang!" Seru Tärä semangat, dia memantapkan posisinya diatas ilu miliknya.
"Bermimpilah, gadis jelek!" Ucap Ao'nung biarpun dia tahu Tärä sama sekali tidak jelek, "ilu milikku ini terlatih!"
"Sudah, kalian berdua. Sampai kapan mau bertengkar?" Ucap Tsireya menengahinya, dia juga sudah siap diatas ilu-nya.
"Baiklah! Dalam hitungan ketiga...!"
"Satu— TIGA!" Seru Tärä langsung memacu ilu-nya, meninggalkan ketiga temannya dengan gelak tawa.
"TÄRÄ! CURANG!!" Teriak Ao'nung tidak terima, sementara Tsireya hanya bisa menghela nafas berat.
Ilu milik Tärä berenang lincah. Menyelip diantara karang, lalu melompati bebatuan besar.
"Kerja bagus, mahluk manis! Sebentar lagi kita bisa menampar Ao'nung dengan kemenangan!!" Seru Tärä makin semangat, ketika mendekati garis finish, tiba-tiba saja terdengar bunyi terompet kerang.
"Tärä! TÄRÄ!! BERHENTI, TOLOL!" Teriak Ao'nung dari belakang,
"WHAT THE F*UCK!? DIKIT LAGI MENANG, LOH!?" Teriak Tärä gak habis pikir.
"CEPAT KEMBALI KE PANTAI!" Teriak Tsireya kencang, kemudian dia berbalik dan memacu ilu-nya duluan dan meninggalkan Tärä.
"Jangan tinggalkan aku, Reya!" Seru Ao'nung tak terima, dia dan Roxto langsung menyusul adiknya.
Tärä berdecih, "Aku ditinggal. Sial."
Dia berbalik dengan ilu-nya, tanpa sengaja, dia melihat bayangan reptil terbang yang terpantul di air.
'IKRAN!!' batin Tärä kaget. Dia segera mendongak keatas.
Syushhh...
"Siapa itu?"
Tärä berkedip terpesona, dia menatap seseorang yang menunggangi salah satu ikran berwarna ungu. Laki-laki.
"Siapa itu...!?" Ulang Tärä lagi, kemudian langsung memacu ilu-nya mengikuti ikran itu dari bawah.
"Ikuti ikran itu, mahluk manis! Ke pantai, ke pantai!" Seru Tärä menunjuk-nunjuk pantai.
Akibat terlalu terburu-buru, ilu-nya berenang terlalu cepat, hingga sulit mengerem laju berenangnya.
Brugh!
Alhasil, mahluk itu, beserta Tärä menabrak pasir di tepian pantai. Kencang sekali. Hingga Tärä terpental.
Tepat ke hadapan para ikran!
Orang-orang melihat Tärä dengan terbelalak, begitu juga Tsireya dan Ao'nung. Dan juga kepala desa Tonowari, hanya melongo melihat kondisi Tärä yang terlempar hingga tengkurap diatas pasir.
"Kau tidak apa-apa, Tärä!?" Tanya Tsireya buru-buru membantu Tärä berdiri.
"Aku baik, aku baik." Ucap Tärä sambil terkekeh, mengusap hidungnya yang menabrak pasir.
YOU ARE READING
TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER
Fantasy"𝐎𝐮𝐫 𝐠𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐝𝐨𝐞𝐬 𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐞 𝐬𝐢𝐝𝐞𝐬, 𝐬𝐡𝐞 𝐩𝐫𝐨𝐭𝐞𝐜𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐥𝐢𝐟𝐞." Tärä, gadis biasa yang terbawa arus ketertarikannya hingga membuatnya bangun di tempat aneh nan indah yang disebut, "...