Spider

487 85 8
                                    

Seorang gadis merayap di langit-langit kapal. Menggunakan tiang-tiang penyangga sebagai tapakan. Dan dengan lincah dia melompat menyebrang, tanpa menimbulkan bunyi.

Di bawah langit-langit itu, tampak beberapa penjaga lewat, mereka membawa seorang pemuda manusia dengan corak loreng biru di sekujur tubuhnya.

Mata gadis itu berkedip. Dia melihat sosok pemuda gimbal berambut pirang itu.

'Target confirmed. Spider.' batin gadis itu. Dengan cepat dia melompat, menghantam punggung leher si tentara penjaga.

BRUGH!!

Tak lebih dari 30 detik. Semua penjaga disitu tumbang. Beberapa dari mereka sudah mati, karena lehernya dirobek oleh si gadis.

Ada juga yang hanya pingsan, karena tengkuknya dipukul dengan punggung laras panjang milik si gadis.

Darah mengalir dari tubuh tentara-tentara itu. Langsung membuat tubuh siapapun merinding.

Pemuda itu, Spider, terperangah. Dengan posisi siaga dia mundur, kemudian mendesis dan menunjukkan gigi tajamnya.

"Hey! Calm down, easy! I'm not part of recombinant!" Seru gadis itu, dia meletakkan tangannya di dadanya dan tersenyum manis.

Spider menatap curiga gadis Na'vi di hadapannya. "Benarkah kau bukan recombinant? Kalau begitu kenapa jarimu ada lima?"

Recombinant atau Recom, adalah prajurit hibrida manusia/Na'vi yang sepenuhnya berakal yang telah disematkan dengan rekaman ingatan manusia, seperti Quaritch.

Recom berbeda dengan Avatar, mereka tidak perlu didorong dari jarak jauh dari unit tautan.

Dan kini, kembali ke gadis misterius dan Spider.

"I'm not recombinant." Ujar gadis itu dengan lembut. "Sekarang tolong ikuti aku. Cepat, sebelum tentara RDA yang lainnya datang!"

Spider tak mau menurut. Dia sekarang sudah cukup berpengalaman untuk tidak menurut pada orang asing.

"Hey, ayolah, bro. Waktuku terbatas!" Ucap gadis itu lagi. Dia menghela nafas dengan tak sabar.

"Tidak mau. Kau aneh! Aku tak akan menuruti perintah orang asing!"  Seru Spider. Langsung membuat gadis itu berkacak pinggang.

"Dengar, jelek! Kita tak punya banyak waktu untuk bertele-tele! Jadi sekarang ikuti aku dan jangan banyak tanya!!" Geram si gadis menunjuk-nunjuk wajah Spider.

Pemuda itu mendesis pelan. Tapi akhirnya menurut juga. Mereka berencana turun ke dek bawah.

"Hati-hati, lantainya agak licin." Pesan si gadis. Dia melompat lincah dan mendarat sempurna di dek bawah. Kemudian ia menatap Spider yang masih di dek atas.

"Turun kesini, bocah."

Spider menurut, dia melompat turun. Nyaris terpeleset karena lantai dek yang licin, tapi sebelum dia jatuh, lengannya langsung ditahan oleh si gadis.

"Kan sudah kubilang, lantainya licin."

Spider melongo, lalu menatap wajah gadis itu dengan tatapan yang agak melunak.

"Thank you." Gumamnya.

"Hm." Balas si gadis singkat. Dia melihat ke kanan-kiri. Ada pasukan RDA di sisi kanan lorong.

"Ok, ini tak bagus." Ucapnya menatap Spider. "Ikuti aku, kita akan menyebrang. Harus hati-hati, karena di dekat kita ada pasukan."

Spider mengangguk paham. Baru saja mereka ingin menyebrang— tiba-tiba pundak Spider ditahan oleh seseorang.

TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER Where stories live. Discover now