Di ujung tanduk

959 169 18
                                    

– Tiga Batu Bersaudara

"Sumpah, gak habis pikir, mereka lagi berak atau lagi ngapain sih!? Kok lama bangetttt!"

Tärä mleyot lemas diatas batu karang tempatnya menunggu teman-temannya datang.

Sudah sekitar 2 jam dia menunggu Tsireya sahabatnya datang, tapi tidak ada yang datang. Bahkan Ao'nung dan Roxto juga tidak kunjung datang.

"Jangan-jangan mereka sembelit!?" Seru Tärä menduga-duga.

Awalnya Tärä berusaha sabar, tapi lama-lama bosan juga ia menunggu, akhirnya dia memutuskan untuk menjelajah sebentar.

"Kemari, mahluk manis. Kita menyelam, yuk!" Ucap Tärä memanggil ilu-nya. Entah kenapa, dia selalu memanggil ilu-nya dengan sebutan 'mahluk manis'.

Tärä melompat keatas punggung ilu-nya, dia berenang dengan kecepatan sedang.

Cahaya matahari yang masuk ke dalam air cukup untuk menjadi penerangan Tärä. Dia memperhatikan beberapa ikan kecil berwarna kuning yang lewat dihadapannya.

Lanjut lagi, dia berenang dengan ilu-nya. Dia bertemu dengan tiga ekor ikan pari berwarna bening. Tampaknya dua diantaranya jantan yang sedang memperebutkan satu betina.

'Aduh, kasihan jantan satu itu.' batin Tärä ketika melihat pari jantan yang ditinggalkan betinanya.

'Pacaran saja denganku, bagaimana? Aku masih jomblo, kok.' batin Tärä mendekati pari itu, sambil mengelus-elus nya.

Tapi pari itu tampaknya ogah dengan Tärä, 30 detik kemudian, pari itu berenang mencari betina lain.

'Sial*n. Bahkan ikan pun tidak mau bersamaku.'

Tärä lanjut lagi, kali ini dia berenang tanpa ilu-nya. Dia mendekati sekumpulan ikan salmon yang sedang berenang teratur.

'Wajah mereka benar-benar mirip dengan Ao'nung.' batin Tärä merasa konyol, mengingat wajah Ao'nung yang memang seperti ikan.

Baru saja dia ingin melanjutkan eksplorasi nya, tiba-tiba saja kakinya ditarik dari bawah— kencang sekali!

'ABSBSJH!??' Batin Tärä panik, langsung menendang sesuatu yang menarik kakinya— hingga akhirnya kakinya bebas, Tärä langsung buru-buru naik ke permukaan.

"Apa itu!?" Ucap Tärä masih mengatur nafas, dia naik ke batu karang.

"Tärä!" Panggil seseorang dari belakang.

Tärä menengok, tampak Tsireya yang berlari kearahnya, dengan anak-anak Na'vi hutan dibelakangnya.

"Reya, Reya! Ada sesuatu disana!" Seru Tärä menunjuk-nunjuk air, "Tadi  aku menyelam— tahu-tahu, ada yang menarikku! Jauh ke dalam! Sesuatu! Aku tidak tahu... Ta-tapi kayaknya hewan, deh!" Jelas Tärä gagap.

Pyash!

Diatas permukaan air, tampak Ao'nung dan Roxto yang tertawa terbahak-bahak.

"Kau takut, gadis jelek?" Tanya Ao'nung sambil terus tertawa, dia dan Roxto naik ke atas karang.

"Kau tidak sadar, ya— Tadi aku yang menarikmu! Hahahaha! Lucu banget, tadi kau panik, kan? Hahahahha, harusnya tadi kau—"

Tärä tidak pikir panjang, didorongnya Roxto hingga terjatuh ke air. "TADI ITU GAK LUCU, TOLOL!" Serunya lantang, lalu menyepak Ao'nung dengan ekornya hingga pemuda itu terjatuh menyusul Roxto.

TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu