"I see you"

630 107 20
                                    

Toot~

Suara terompet kerang terdengar di pagi hari, suaranya rendah tapi memanjang di akhir. Membuat para pekerja berhenti menjala ikannya, membuat bocah-bocah bangun dari kantuknya.

Semua orang yang mengaku sebagai Metkayina harus tahu bunyi itu.

Tärä juga.

Entah bagaimana caranya, gadis itu berhasil kembali ke desa sebelum malam.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah dia "blebeb blebeb" di pohon roh.

Toot~

Suara terompet kerang terdengar sekali lagi. Kali ini lebih panjang dan lebih rendah dari sebelumnya.

"!"

Kuping seorang gadis bergerak-gerak. Naik turun dengan cepat. Dia yang tadinya sedang merapikan senjata-senjata koleksinya langsung berhenti bergerak dan mencoba menyimak bunyi itu lagi.

Telinganya merespon bunyi terompet yang familiar itu.

"Tulkun kembali! Semuanya, saudara saudari kita telah kembali!!" Teriakan Tsireya terdengar dari luar maruis-nya. Mendengar itu, dia langsung berdiri.

Gadis itu, Tärä. Sudut bibirnya naik dengan cepat. Perasaan gembira membuncah di dadanya. Seolah tak peduli lagi, dia membuang salah satu senjata yang tadinya sedang ia bersihkan, hingga terlempar ke sembarang arah.

"Tulkun kembali...! MEREKA KEMBALII!!!" Teriak Tärä luar biasa senang. Dia langsung berlari-lari sambil menjerit-jerit senang, keluar dari maruis-nya.

Setelah sistem migrasi tanpa akhir yang dilakukan oleh tulkun, akhirnya mereka kembali.

Peristiwa ini merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan oleh semua bangsa Metkayina.

PYASH!

Dengan cepat Tärä melompat dari serambi maruis-nya, terjun langsung ke dalam air. Dia berenang berbaur dengan para tulkun.

Dia mencari-cari sesuatu. Seolah takdir, matanya menangkap sosok seekor tulkun muda yang memiliki banyak—banyak sekali, tato di sekujur tubuhnya.

"HEY!!! SISTER PUNGUT KESAYANGANKU!!!" Tärä langsung buru-buru berenang lebih cepat.

Tulkun itu juga mendengar suara Tärä. Dia menoleh dan mengayunkan siripnya dengan cepat. Tanda bahwa dia senang.

"KYAA~ KAU TAMBAH GEMBROT! GEMOY, DEH~!!" Seru Tärä melompat lincah keatas punggung tulkun miliknya. Kemudian dia telungkup memeluknya.

Tulkun itu berenang berayun-ayun. Dia mengeluarkan suara memangus senang.

Nama tulkun itu Hafyon, saudara spritual Tärä. Seperti tulkun lainnya, dia memiliki empat mata berwarna oranye dengan dua mata di setiap sisi kepalanya.

Hafyon juga memiliki enam sirip dan enam lubang sembur di punggungnya.

Selain itu, armor berlapis yang dimiliki Hafyon lebih tebal dibandingkan kebanyakan tulkun lainnya.

Di bagian moncong dan perutnya, yang bewarna putih, bisa dilihat ada banyak tato yang menjalar.

Tato itu mirip dengan tato di tubuh Tärä. Bisa dibilang, ini disebabkan oleh hubungan mereka sebagai "Saudara spritual".

Hafyon tampak berputar-putar mengelilingi tubuh Tärä sambil mengeluarkan suara lengkingan.

Tärä sendiri hanya tertawa. Dia memeluk lagi tubuh saudarinya.

Waktu bercerita pun dimulai.

'Hafyon, coba tebak! Kemarin aku bertemu Eywa!' ucap Tärä dengan bahasa isyarat.

TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang