Cerita Lo'ak

635 116 24
                                    

Pagi hari ini. Tsireya, Ao'nung, Roxto, Neteyam, Lo'ak, Kiri, dan Tuk berkumpul dan mengobrol membahas tulkun yang menyelamatkan Lo'ak.

Tidak ketinggalan, Tärä juga ada disitu.

Setelah kemarin malam terjebak air pasang, Tärä kembali ke desa setelah terseret arus laut.

Tonowari bertindak bijak. Dia tidak ingin ada keributan di desa, jadi dia dan Ronal merahasiakan hilangnya Tärä.

"Andai aku ada disana."

"Laut memberkatimu dengan suatu anugrah, kak." Ucap Kiri

"Tulkun itu belum kembali." Ucap Ao'nung, "Lagipula, tidak ada tulkun yang sendirian."

"Yang ini sendirian." Ucap Lo'ak

"Hmp. Introvert rupanya." Gumam Tärä berkomentar. Setelah kejadian malam itu, otaknya sepertinya tambah miring.

"Tulkun hidup berkelompok. Tidak mungkin mereka hidup sendirian."

"Siripnya hilang satu. Sepertinya buntung, di sebelah kiri." Ucap Lo'ak

"Oh, poor tulkun!" Kata Tuk

Tsireya terdiam, mengingat-ingat sesuatu. Kemudian berkata, "Payakan!"

"who's Payakan?" Tanya Kiri

"Seekor paus muda yang galak." Jelas Roxto

"Dia terasingkan, sendirian. Dan siripnya hilang satu." Sambung Roxto

"Kata orang-orang itu paus pembunuh!" Kata Tsireya menatap Lo'ak.

"No, no!" Bantah Lo'ak tegas.

"Dia membunuh bangsa Na'vi dan tulkun lainnya." Jelas Ao'nung.

"No! He's not a killer!" Ucap Lo'ak kekeuh.

"Lo'ak, kau beruntung masih bisa hidup." Ucap Tsireya serius.

"Aku kasih tau, ya! Dia menyelamatkan nyawaku!" Ucap Lo'ak

"Bukan jir, gue yang nyelamatin elo." Gumam Tärä memutar matanya.

"He's my friend!" Ucap Lo'ak.

Neteyam tersenyum, kemudian bangkit dan menepuk pundak Lo'ak dengan gemas.

"My baby bro!" Ucapnya tertawa.

"A mighty warrior... Yang menghadapi tulkun pembunuh dan masih hidup untuk menceritakannya, huh?" Goda Neteyam.

Lo'ak bangkit berdiri, wajahnya tampak kesal. Dia merasa tidak ada yang percaya ceritanya.

"Kalian tidak mendengarkanku." Ucap Lo'ak marah. Dengan kesal dia pergi.

"No. Lo'ak, I'm listening!" Ucap Tuk.

"Lo'ak, come back!" Ucap Kiri juga.

Terlambat. Lo'ak sudah terlanjur pergi.

Tärä melirik sekilas kearah pemuda yang pergi itu. Kemudian menghela nafas.

'Kenapa sih pemuda satu ini selalu cepat naik darah? Kalau dipikir-pikir semua yang terjadi di Pandora kelak disebabkan oleh sifat Lo'ak yang gegabah dan emosian. Bahkan! Bahkan perang di kapal kapten Miles juga terjadi gara-gara Lo'ak yang ingin menemui Payakan!'

Tärä mengigit bibir bagian bawahnya dengan ekspresi kusut.

"Ada tempat yang ingin kutunjukkan pada kalian." Ucap Tsireya tiba-tiba.

Tärä melirik sekilas kearah sahabatnya, "Tempat apa?"

Tsireya tidak menjawab, gadis itu berdiri dan tersenyum. "Ayo, ikut denganku!"

TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER Where stories live. Discover now