"Ini rakitanmu sendiri?"
Tärä mengangguk antusias. Saat ini, dia sedang bicara berdua dengan Jake, idolanya.
Mereka duduk bersila di tanah, Tärä duduk manis. Sementara Jake tampak mengamati senjata Laras panjang yang dirakit Tärä.
"Rakitanmu rapi." Pujinya, "tapi aku yakin kekuatan tembakannya masih lemah."
Tärä hanya diam, tapi tetap setia dengan senyuman manis di wajahnya.
"Baiklah, aku sudah selesai melihat-lihat senjata ini." Ucap Jake menaruh kembali senjata itu ke tanah.
"Anda tidak ingin mencoba menggunakannya?" Tawar Tärä.
"Tidak. Aku tidak menggunakan senjata palsu." Ucapnya dengan nada yang ramah, tapi entah kenapa terdengar seperti sindiran.
'Aku rela disindir sama idolaku.' Batin Tärä terus tersenyum. Dia mengambil senjata bambu itu dan mengalungkannya.
"Ngomong-ngomong," kata Jake menatap jari-jari Tärä, "Apa kau Na'vi tulen?"
Tärä terdiam. Tiba-tiba suasananya jadi berat. Tärä sadar Jake sedang memperhatikan jari tangannya yang berjumlah lima.
"Tentu saja saya Na'vi tulen." Ucap Tärä dengan tenang. Kemudian mengambil tas pinggang miliknya yang tergeletak disampingnya.
"Jarimu ada lima. Na'vi seharusnya hanya punya empat jari. Kecuali jika kau mempunyai DNA manusia. Atau mungkin... Kau Avatar?" Tanya Jake dengan tatapan tajam.
"Kamu nanyae?" Balas Tärä santai.
"Apa?"
"Kamu bertanya-tanya?" Lanjut Tärä berdiri dari duduknya.
Jake menyipitkan matanya, "Aku tidak mengerti, nona Tärä. Mungkin kau bisa-"
"Rawr." Balas Tärä seraya memperagakan gaya ala-ala Alif cepmek.
Jake langsung mematung, 'What the f*uck?' batinnya. Sementara Tärä berbalik dan berjalan pergi.
...
Kira-kira setelah 30 menit sejak Tärä pergi, Neteyam yang sedang mencari Tärä datang ke maruis keluarganya.
"Ayah," sapa Neteyam dari balik serambi, "Apa Tärä ada disini?"
"Tärä?" Ulang Jake, "tadi dia datang, tapi sekarang sudah pergi." Lanjut Jake seraya mengambil semangkuk sup sayur buatan Neytiri.
"Sial." Ucap Neteyam lirih, kemudian berpikir sebentar.
"Ayah tahu dia pergi kemana?" Tanya Neteyam setelah selesai berpikir
"Sebentar, aku ingat-ingat dulu," balas Jake menyeruput sedikit sup itu, "terlalu asin." Lanjutnya berkomentar.
"Ayah, tolong jawab dengan serius!" Kata Neteyam kesal.
"Iya, iya. Aku ingat. Dia pergi ke Barat."
"Oke." Jawab Neteyam singkat, lalu langsung pergi tanpa pamit lagi. Meninggalkan Jake yang masih asyik menyeruput sup sayur.
Matahari sudah nyaris terbenam sepenuhnya. Bulan sudah muncul, meskipun baru tampak sedikit. Sedangkan bintang-bintang sudah hadir menghiasi langit sore.
Tärä saat ini sedang asyik galau diatas sebuah tebing di sebelah Barat desa Metkayina. Tempatnya sunyi, disekitarnya ada banyak tanaman palem.
Suara serangga malam mulai terdengar saat mulai senja. Angin sepoi-sepoi dan sinar matahari yang hangat membuat Tärä semakin fokus galau.
YOU ARE READING
TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER
Fantasy"𝐎𝐮𝐫 𝐠𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐝𝐨𝐞𝐬 𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐞 𝐬𝐢𝐝𝐞𝐬, 𝐬𝐡𝐞 𝐩𝐫𝐨𝐭𝐞𝐜𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐥𝐢𝐟𝐞." Tärä, gadis biasa yang terbawa arus ketertarikannya hingga membuatnya bangun di tempat aneh nan indah yang disebut, "...