Pesona dasar laut

646 119 18
                                    

"Satu hal. Satu hal yang ayah minta!"

Jake berkacak pinggang. Matanya berkilat-kilat terkena cahaya matahari.

Di dalam maruis rumahnya, Jake berdiri menatap garang wajah anak-anaknya.

"Satu hal!"

"Jauhi masalah." Ucap Lo'ak dan Neteyam dengan lirih.

"Ya."

"Ini salahku." Ucap Neteyam mencoba membela adiknya.

"Kurasa tidak. Hentikan bikin emosi orang-orang bodoh ini."

"Dengar, Ayah. Ao'nung mengganggu Kiri!" Seru Lo'ak, Jake langsung melirik anaknya. Wajah kesalnya agak berkurang.

"Bukannya anak bernama Tärä itu penyebab masalah ini?" Tanyanya heran.

"Tärä bohong, Ayah. Dia sengaja bicara begitu demi melindungi kami." Jelas Neteyam.

"Luar biasa!" Kata Jake, sekarang tampak lebih marah daripada yang tadi.

"Kalian dibela oleh seorang gadis? GADIS!!?  Yang benar saja!? Ayah tak habis pikir!" Seru Jake marah.

Neteyam dan Lo'ak dua-duanya terdiam.

"Ceritakan kejadian yang sebenarnya." Pinta Jake. Suaranya melunak.

"Ao'nung mengolok Kiri dengan sebutan anak aneh." Ucap Lo'ak.

"Sana minta maaf sama Ao'nung." Titah Jake cepat. Lo'ak langsung terbelalak, "Whaatt???"

"Dia putranya kepala desa, mengerti? Ayah tak peduli caranya. Sana berdamailah." Suruh Jake.

Lo'ak kesal. Tapi menurut. Dia pergi, Neteyam ingin menyusulnya, tapi ditahan oleh Jake. "Hey." Seru Jake menahan tangan Neteyam.

"Bagaimana tampang lawanmu?" Tanya Jake.

"Buruk."

"Good."

Neteyam tertawa, "lebih buruk."

Jake tersenyum, "Pergi sana." Suruhnya.

...

Srek srek

"Ah~ bosen~" gumam Tärä seraya ngupil. Saat ini, dia terapung-apung di atas permukaan air.

Setelah barusan dimarahi oleh Tonowari, dia memutuskan untuk pergi ke luar karang, guna mendinginkan kepala.

Tempat diluar batu karang lautnya cukup luas bagi Tärä. Jadi, dia bisa dengan leluasa berenang, dan bermain-main bersama mahluk manisnya.

"Mahluk manis, apa menurutmu aku jahat?" Tanyanya sambil mengelus pucuk kepala ilu-nya. Mahluk itu tidak menjawab, tampaknya dia tidak paham pertanyaan Tärä.

"Semua orang dari dulu memanggilku monster. Apa itu benar?" Tanya Tärä dengan tatapan disedih-sedihkan.

Ilu-nya memandang Tärä dengan tatapan bodoh. Jelas sekali hewan itu tidak paham bahasa Tärä.

Tärä teringat saat tadi Tonowari memarahinya.

"Aku tahu kau kesatria yang hebat," katanya. "Tapi bisakah kau menahan diri sedikit? Aku tidak suka keributan yang kau buat hari ini."

"Di dalam dirimu, Tärä, ada sifat monster yang bersemayam." Ucap Ronal juga.

"Kau harus minta maaf, tidak seharusnya kau berbuat begitu."

TÄRÄ. AVATAR 2: THE WAY OF WATER Where stories live. Discover now