Back To School Again

35.7K 3.5K 58
                                    

Melihat pantulan dirinya sendiri didepan cermin, Renata langsung berdecak. Ia ingin sekali menangis dan berteriak jika dirinya ini sebenarnya sudah berumur 30 tahun yang terjebak ditubuh anak berusia 16 tahun.

"Gak terima banget gue!" Keluh Renata.

Renata kembali melihat penampilannya. Dari mulai rambut yang sudah ia warnai dengan warna gelap, bedak natural seperti remaja pada umumnya dan seragam yang layak dipakai untuk seorang siswi SMA.

"Ketemu pelajaran mati-matian lagi gue!" Ucap Renata frustasi.

Mengambil tas sekolahnya, ia pun bergegas keluar dari dalam kamar tanpa ikut sarapan bersama Gina. Renata sudah hafal betul, jika Tio sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali. Karena tak ingin terlambat, dirinya pun memilih membawa mobil sendiri. Tak heran, Gina yang terkejut pun dibuat tak yakin jika putri nya itu bisa menyetir diusia yang masih dibawah umur.

"Kamu bisa bawa mobil? Gak mungkin! Siapa yang ajarin? Kapan kamu belajar? Orang kamu kerjanya cuma buat pulau dibantal setiap hari! Bla, bla, bla."

Renata berulang kali menghembuskan nafasnya selama diperjalanan ke sekolah. Ia menatap bangunan sekolahnya dari parkiran mobil. Lalu, ia meletakkan keningnya diatas stir dan meratapi nasibnya yang bisa kembali ke masa lalu.

"Takdir macam apa ini?! Gue bisa terima karna bisa ketemu bokap dan nyokap dimasa ini, tapi gue gak terima kalo harus kembali ke zaman perang ini!" Ucap Renata tak terima.

Mengambil kacamata hitamnya, Renata menyugar rambutnya kebelakang. Ia mengambil tasnya yang ada dikursi sebelah dan turun dari dalam mobil dengan gaya angkuhnya.

Tentu saja, melihat penampilan Renata yang sangat jauh berbeda membuat para murid heboh. Belum lagi, dia menjadi murid satu-satunya yang membawa mobil diusianya yang masih belum memiliki SIM.

"Anjir!"

"Kak Renata?"

"Badas!"

"Cantik banget!"

"Kok beda?"

"Paling cuma mau narik perhatian Wilbert."

"Udah taubat kah?"

"Gatel mah gatel aja!"

Mendengar perkataan terakhir itu, Renata berhenti. Ia menurunkan sedikit kacamatanya dan berjalan mendekati siswi yang mengatakan itu.

"Mulut lo lebih gatel dari pada diri gue!" Ucap Renata dengan nada dingin.

Setelah mengatakan itu, ia kembali berjalan dengan melipat kedua tangannya didepan dada sambil merutuki semua orang yang menatapnya dari dalam hati. Tujuannya hanya satu, ia harus mencari Nayla dan mengajaknya berteman.

"Mana lagi si Nay-Nay!" Gerutu Renata.

Begitu sampai didepan kelas, gadis yang ia cari baru saja duduk di kursinya. Renata pun langsung berlari dan duduk dikursi sebelah Nayla yang kosong dan tidak ada yang mendudukinya.

"Mulai hari ini, kita jadi bestie!" Ucap Renata.

"Hah? Apaan tuh?! Gila lo ya?!" Ketus Nayla bingung.

"Hadeh! Teman Nay Teman! Sohib!"

"Gue-"

"Banyak bacot lo! Udah! Lo jadi temen gue!"

Nayla menatap horor Renata. Ia tidak menyangka jika gadis yang ia tolong kemarin bisa menjadi aneh seperti ini.

"Biasanya juga lo langsung nempel kayak perangko rusak sama si Wilbert!" Sindir Nayla.

[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang