Rasa Apa Ini?

14.9K 1.7K 138
                                    

Plak!

Wajah Airin tertoleh ke samping mendapatkan tamparan keras dari Yosi. Ia memegangi wajahnya dengan air mata yang sudah berderai di pipinya.

"POKOKNYA LO HARUS BANTUIN GUE!" Berang Yosi.

"Tapi, aku-"

Plak!

"BERANI LO NGEBANTAH?!" Murka Yosi.

"Tapi.. Araf pacarnya Renata. Aku gak berani." Ucap Airin.

"Gue gak mau tau! Pokoknya lo harus bantuin gue dapetin, Araf!"

Setelah mengatakan itu, Yosi mendorong tubuh Airin. Ia berdecih dan meninggalkan gadis itu yang jatuh terduduk di lantai sambil menangis terisak.

"Airin." Panggil Reno.

Reno membantu Airin berdiri. Ia memperhatikan pipi gadis itu yang memerah dan sedikit membengkak.

"Pipi lo kenapa?" Tanya Reno.

"Itu.. aku-"

"Renata?"

Airin langsung menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Reno. Ia tidak mau laki-laki itu salah paham dan memberitahu Wilbert yang saat ini tidak pernah bersamanya lagi.

"Kalo bukan Renata, trus siapa?" Tanya Reno balik.

"Wilbert, dimana?" Tanya Airin mengalihkan pertanyaan.

"Lo masih nanyain dia? Lo masih suka sama dia?"

"Aku.. aku.."

"Dia lagi nyari Renata."

Mendengar itu, Airin menundukkan kepalanya. Hatinya sangat sakit mendengar Wilbert mencari gadis yang selama ini selalu dia abaikan dan ia tolak dulu.

"Lo yang sabar ya." Ucap Reno prihatin.

"Harusnya aku tau, kalo selama ini Wilbert cuma anggap aku pelarian." Ucap Airin.

"Pelarian?"

"Iya, pelarian. Dia deketin aku, supaya Renata cemburu."

"Ngaco lo."

"Kalo bukan gitu, trus apa?"

Reno terdiam mendengar itu, ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena tidak tahu harus menjawab apa. "Tapi.. duh! Gimana ya bilangnya?!"

"Aku tau, Ren. Kamu gak perlu jelasin." Jawab Airin.

"Intinya, lo yang sabar ya."

Airin tersenyum miris mendengar perkataan Reno. Ia menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan pergi meninggalkan laki-laki itu.

"Wil, aku harus gimana sekarang? Aku takut." Lirih Airin.

Airin berjalan sambil menangis karena takut dengan Yosi. Ia tidak punya orang yang akan selalu melindunginya lagi di saat dirinya menjadi korban perundungan. Kalau dulu ia selalu punya tempat bersandar, kini Airin harus berdiri dengan kakinya sendiri tanpa bantuan dan perlindungan dari laki-laki itu.

"RENATA!"

Mendengar suara itu, Airin menghentikan langkahnya. Ia menatap sendu Wilbert di depan sana dan menahan Renata yang berusaha menghindarinya.

"Re, kamu mau kemana?" Tanya Wilbert.

"Mata lo buta?! Gue mau pergi!" Kesal Renata.

"Kamu kenapa hindari aku?"

"Suka-suka gue!"

"Re, lo masih marah sama aku? Aku udah jauhin, Arin."

"Bukan urusan gue!"

[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang